Epilog

1.8K 204 49
                                    

AUTHOR POV :

Ming dan Kit sudah menikah ketika Ming menjadi mahasiswa baru jurusan teknik.

Kehidupan rumah tangga mereka tak pernah mengenal kata damai dan tenang, buktinya kejadian hari ini.

"Berlutut." Perintah Kit kepada Ming.

"P...." Ming mulai melancarkan jurusnya.

"Berlutut." Perintahnya sekali lagi tak mau dibantah. Mau tak mau Ming harus berlutut mengikuti kemauan istri kesayangannya.

"Akui kesalahanmu sekarang."

"Kesalahanku yang mana P ?"

"Kau ini berlagak bego pura-pura tak tahu ?"

"Aku benar-benar tak tahu apa yang P'Kit maksud." Semakin lama wajah Ming semakin memelas.

"Kau merekam aktivitas kita dan mengirimnya ke N'Wayo, iya kan. Kau akui saja."

"Itu..." Ming memalingkan muka, tak kuasan menatap Kit. Wayoo awas kau..

"Ayo mengaku." Kit sudah marah sampai ke ubun-ubun.

"Baiklah, aku mengaku P." Ming sudah tak bisa berkelit.

"Kenapa kau lakukan itu ? Apa kau tak punya rasa malu."

"Benar P, hukum saja dia." Wayo yang tiba-tiba datang tanpa diundang menimpali perkataan Kit.

"Wayoo...." Ming mengertakan giginya memperingati Wayo.

"P...hikk...semua ini...gara...gara.. Ming...." Wayo berpura-pura menangis di depan Kit.

Sahabat apaan dia ? Membongkar rahasiaku.

"Wayooo... please maafkan P." Teriak Phana berlari kearah mereka. Wayo tak peduli dan bersembunyi di belakang P'Kit.

"Oi... Wayo kau kenapa ?" Tanya P'Kit. Wayo hanya membisikan sesuatu kepada P'Kit yang membuat ia makin marah.

"PHANA... KAU JUGA BERLUTUT." Teriak Kit marah.

"Isss Kit.. aku ini mau bicara sama Wayo, kenapa kamu marah-marah ?"

"BERLUTUT SEKARANG ATAU KAU..."

"Kalau aku gak mau, kamu mau apa Kit ? Aku ini bukan Ming yang nurut padamu."

"Baiklah, kalau kau tak berlutut sekarang, jangan harap akan bisa bertemu Wayo lagi. Bukankah begitu Wayo ?" Tanya Kit yang mendapatan persetujuan anggukan kepala dari Wayo.

Mau tak mau Phana terpaksa berlutut disampung Ming.

"Apa yang kau lakukan pada sahabatku P ?" Tanya Ming berbisik pada Phana.

"Kau juga, apa yang kau lakukan pada sahabatku Ming."

"KALIAN BERDUA DIAM!!." Kit kalau sudah ngamuk kayak macam betina di musim kawin.

Cukup lama mereka berdua berlutut dan diabaikan oleh kedua kekasihnya yang hanya melihat mereka sambil ngemil dan minum susu pink milk.

"Kalian lagi dihukum ?" Tanya P'Noh yang sudah pulang kerja bersama P'Phun.

"P, duduk sini. Ayo kita tonton mereka." Ajak Wayo kepada P'Noh yang jahil.

"Oke..lumayan ada pertunjukan gratis." P'Noh langsung mengambil tempat duduk disamping Wayo.

"Jadi mereka dihukum karena apa ?"

"Karena kemesuman mereka." Jawab Kit dan Wayo berbarengan.

"Ohhh... kalau gitu aku juga mau menghukum seseorang. Phun berlutut."

"Aww kenapa aku juga Noh ?"

"Karena kau pantatku sakit ini, aku berjalan bersusah payah menahan sakit di kantor dan didepan adikmu. Kau mau mengelak Hah ?" Kata Noh menyudutkan Phun. Phunpun berlutut tanpa perlawanan lagi.

"P, kenapa ikut berlutut seharusnya P membantu kami terlepas dari hukuman." Kata Ming tak percaya P'Phun yang tegas takluk begitu saja tanpa perlawanan.

"Ming, Phana percayalah hukuman seperti ini ringan."

"Apanya yang ringan ? Kakiku sudah keram P." Kata Phana.

"Iya aku juga sudah kesemutan." Ming menyetujui perkataan Phana.

"P'Kit...."

"DIAM."

"Wayo...."

Wayo tak menjawab.

"Noh...."

"Kenapa Phun sayang ? Mau ditambah hukumannya." Phun langsung menyilangkan jari di depan mulutnya.

Kali ini yang masuk Forth dan Beam yang kebingungan kenapa para seme berlutut sedangkan para uke duduk santai sambil ngemil didepan mereka. Forth bertanya apa yang terjadi kepada Beama tapi Beam juga tidak tahu ada apa sebenarnya.

Beam mendekati para seme.

"Kalian kenapa dihukum ?"

Tak ada jawaban.

"Mereka kenapa ?" Beam mengalihkan pertanyaan ke para uke karena para seme tak menjawab.

"Apa kalian tak puas dengan stick mereka ?" Pertanyaan Beam yang membuat para seme tersingung dan para uke shock yang mendapatkan pertanyaan sevulgar itu.

"Enak saja, aku ini lebih kuat dari Forth, Wayo mendesah kencang dibawahku. Lagipula kami melakukannya selama 5 ronde."

Wayo bertanduk.

"P'Phana, tentu saja aku lebih lihai diranjang. Buktinya desahan P'Kit lebih kencang dari Wayo sampai aku tak bisa menghitung P'Kit sudah cum berapa kali."

Kit bertanduk dan mengeluarkan sayap.

"Kalian ini masih bocah, aku dan Noh sudah menjelajahi berbagai tempat dari kantor, perpustakaan, wc umum, dipesawat dan masih banyak petualangan kami."

Oke. Sekarang Noh yang bertanduk, bersayap dan mengeluarkan taringnya.

"Kit, Wayo ikut denganku liburan selama 3 bulan. Gak usah ketemu para cecungguk ini. Biar stick mereka mati. Dan jika mereka selingkuh, kita potong sticknya dan rebus kasih jadi makanan singa dihutan." Kata Noh yang berdiri diikuti oleh Kit dan Wayo ke kamar Kit.

"Noh.... please...."

"P'Kit...... jangan...."

"Wayoo...P..."

BRUK...Mereka membanting pintu.

"Sekarang kita tahu kenapa mereka dihukum." Kata Beam yang merasa polos dan tak bersalah.

"BEAMM..."

Author :

Terima kasih para pembaca yang sudah menyediakan waktu membaca cerita yang cukup membingungkan ini. Chapter ini dibuat karena biar para seme tahu kekuatan ukenya. Jangan uke terus yang jadi korban dari mereka.

Ini chapter terakhir dari cerita ini.

Thanks a lot 😚😚😚

Lazy Writer 😁😁

2. Private Doctor (Bahasa - Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang