Prolog

564 32 4
                                    

"Selamat pagi," sapa Jungkook saat memasuki ruang makan.

"Pagiii," Jimin abang ke lima Jungkook menyapa antusias adik bungsunya.

"Ganteng banget sih dek, pake seragam sma gitu." tambah Taehyung, kembaran Jimin.

"Makasih Bang," Balas Jungkook sekedarnya.

Jawaban Jungkook lantas membuat semua kepala yang ada disana memandang heran kearah nya.

"Adek kenapa? Sakit?" Ayah yang sedari tadi memperhatikan percakapan anaknya merasa heran dengan tingkah bungsunya kali ini.

Jawaban Jungkook tadi terlalu simpel dan sedikit. Bukan seperti Jungkook biasanya yang akan menjawab dengan rengekan atau kalimat bernada antusias.

Jungkook yang sedang menikmati sarapannya hanya menggeleng sambil tersenyum tipis menjawab pertanyaan ayahnya. Membuat kerutan semakin mendalam diwajah yang sedari tadi terus menatapnya.

"Kamu kok aneh sih dek," Yoongi yang sedari tadi diam saja akhirnya memutuskan untuk bertanya juga. Bagaimana tidak, tingkah adiknya ini sungguh aneh luar biasa. Jungkook tidak bernah bersikap seperti ini sebelumnya.

"Aneh kenapa sih bang? Aku biasa aja kok." jawab Jungkook.

"Aku?" semua suara di ruang makan itu membeo mendengar jawaban Jungkook.

"Sejak kapan kamu ngomong pake 'aku' dek?" tanya Yoongi lagi.

"Sejak sekarang," ayah dan para abang Jungkook masih memandang nya dengan raut kebingungan. Bahkan Namjoon yang duduk didekat sang ayah tidak menyadari telah menumpahkan selai apel ke nasi goreng ayah.

"Kok tiba-tiba jadi ngomong pakai 'aku' dek? Kenapa?" tanya ayah, masih tidak sadar dengan keadaan nasi gorengnya

Jungkook pun menelan suapan terakhir nasi goreng nya kemudian berdeham, meminta perhatian semua orang padanya.

"Karena sekarang aku udah sma, yang artinya aku udah gede, udah dewasa. Jadi aku nggak mau dipanggil adek lagi. Apalagi kalau dipanggil di sekolah. Malu tau." jelas Jungkook panjang lebar.

"Yaampun dek, baru juga tiga hari jadi anak sma udah sok sok mau jadi dewasa," Hoseok yang sedari tadi membantu Seokjin membuat minuman didapur datang keruang makan bersama abang tertua mereka.

"Terserah adek, eh aku dong. Pokok nya mulai sekarang jangan panggil adek lagi ! Panggil Jungkook aja." semua orang tertawa mendengar kalimat penuh rengekan Jungkook kembali.

"Ya elah dek, ngomong pake aku aja masih belepotan gitu." kali ini Namjoon yang menanggapi.

"Dewasa itu nggak bisa mendadak gitu dek, tapi berproses. Perlu waktu dan pengalaman, maka nanti adek pasti jadi dewasa dengan sendirinya." kata Seokjin penuh wibawa.

"Iya sih bang, tapi kan aku nggak mau ntar dibilang anak manja sama temen-temen disekolah. Masa udah sma tapi masih dipanggil adek." Jungkook mengerucutkan bibirnya merajuk.

"Loh, kenapa emangnya? Bagus dong kalo adek dimanja. Itu artinya abang-abang sayang sama adek. Langka loh dek jaman sekarang punya abang yang sayang banget ke adeknya ke abang-abang ini. Jadi adek harusnya bersyukur." kata Jimin

"Tapi kan..."

"Ya udah, kalau gitu adek boleh ngomong pake 'aku' dan abang panggil adek pake 'Jungkook' kalau diluar rumah," ujar ayah menengahi. "Tapi kalau dirumah kita tetap ngomong seperti biasanya karena ini kan udah jadi kebiasaan sejak dulu jadi pasti agak sulit dirubah. Para abang pasti butuh penyesuian juga dek. Dan lagi kedengarannya jadi aneh. Ayah aja masih shock sampe sekarang dengar adek tadi ngomongnya datar gitu kek bang Yoongi." tambah ayah lagi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Cute RivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang