Selepas upacara bendera, bukannya masuk kedalam kelas, Karamel malah berjalan dengan membawa sebuah kotak bekal ditangannya menuju ke kelas Alvin.
Sesampainya disana, ia melihat Alvin tengah duduk bersama Leo dan juga Reza di depan kelas seraya bermain gitar dan bernyanyi asal.
"Hai pacar" panggil Karamel seraya duduk disamping Alvin yang kebetulan kosong.
"Ada apa?" Tanya Alvin jutek.
"Jutek banget sih pacar" gerutu Karamel. "Oh iya, gue bawain lo bekal nih" tambahnya seraya menyerahkan kotak bekal yang ia bawa kepada Alvin.
"Apaan tuh?" Tanya Alvin tanpa minat.
"Nasi goreng, buatan gue sendiri lho" ujar Karamel bangga.
"Gue gak yakin" ketus Alvin seraya kembali memainkan gitar yang ada di pangkuannya.
"Kok gitu?" tanya Karamel mengerutkan keningnya.
"Kemarin aja lo bantuin nyokap gue masak, ayam nya gosong. Apa lagi ini yang murni buatan lo semua. Udah pasti gak enak" ujar Alvin kembali mengeluarkan kata-kata pedasnya.
"Pedes banget tuh mulut. Tadi pagi lo makan cabe berapa kilo?" gerutu Katamel. "Dicobain dulu baru komen" kesalnya.
"Males, yang ada gue bolak balik ke kamar mandi" tolak Alvin.
"Gitu banget sih. Gue lagi belajar nih, ya wajar kalo rasanya gak enak. Yang penting lo suport gue, lo terima aja gue udah sukur"
"Lo jadiin gue kelinci percobaan?" Alvin mendelik.
"Ya gak gitu maksud gue, galak banget sih" elak Karamel.
Alvin menggeleng pelan, mencari posisi nyaman lalu memetik senar gitar nya sehingga menimbulkan nada-nada yang indah.
"Cobain, gak ngehargai banget si lo" kesabaran Karamel mulai habis.
"Balik kelas sana" suruh Alvin tanpa menatap lawan bicaranya.
"Cobain dulu, baru gue pergi" kekeuh Karamel.
"Ra, mending buat gue aja dari pada Alvin gak mau. Gue belum sarapan nih tadi" ujar Reza yang duduk disamping Leo.
"GAK BOLEH!!!" Tolak Karamel mentah-mentah.
"Galak banget" gerutu Reza. "Daripada mubazir lho nanti" bujuk Reza.
"Gue bilang gak boleh ya gak boleh. Tampol nih!!" ancam Karamel membuat Reza menciut.
"Cobain" rengek Karamel pada Alvin.
Alvin mengalah. Cowok itu memutar bola matanya malas, setelah itu ia meletakkan gitar di samping nya lalu mengambil kotak bekal yang disodorkan oleh Karamel.
Alvin memasukkan satu sendok nasi goreng kedalam mulutnya. Karamel meringis pelan saat melihat wajah Alvin merubah.
"Gimana?" tanya Karamel.
Alvin diam, dia masih berusaha menelan nasi goreng didalam mulutnya. "Lo cobain" ujarnya menyodorkan sesendok nasi goreng kepada Karamel.
Karamel kembali meringis pelan. Ia sudah tau pasti masakannya kali ini gagal, ia dapat menangkap ekspresi Alvin tadi. Namun ia tetap menerima suapan dari Alvin.
"Gimana?" tanya Alvin dengan alis terangkat.
Karamel tersenyum kikuk, bahkan ia tak mampu menelan makanan didalam mulutnya.
"Rasanya asin banget, lo masak pake air laut? Berapa banyak garam lo masukin kesitu? Lidah gue sampai getar rasanya" ujar Alvin galak.
Wajah Karamel berubah lesu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You || END
أدب المراهقين[31/01/19] Rank #1 in cuek [31/01/19] Rank #7 in teenfanfic [21/05/19] Rank #1 in protective Mengapa aku harus bertahan dengan mu.? Bertahan dengan sifat mu yang dingin. Bertahan dengan sifat mu yang tidak pernah peka. Bertahan dengan sifatmu yan...