Prolog

25 4 1
                                    

🌸🌸🌸
.
.
.

#

Author
.
.
.

Pagi ini, pagi dimana gadis yang berumur 15 tahun itu sedang bersiap-siap untuk sekolah dikarenakan ini hari pertama ia masuk sekolah menengah atas di jakarta. SMA Taruna Bangsa. Ia itu nama sekolah barunya.


Setelah bersiap-siap ia pun berangkat bersama dengan kakaknya itu.

"kak..ayo kita berangkat sekarang!" teriak ana yang dari tadi menunggu kakaknya itu keluar.

"iya tunggu sebentar dek" sahut rival sambil mengambil tas dan kunci mobilnya itu lalu berlari kecil menuju garasi dimana mobilnya berada.

"lo lama banget sih kak. Nanti gue dihukum gimana? Ini kan hari pertama gue masuk sekolah". sambil mengerucutkan bibirnya itu

"yauda iya kakak minta maaf. Cepat masuk kedalam mobil" ucapnya sambil mengacak surai adiknya itu dengan gemas

Lalu mereka berdua pun masuk kedalam mobil dan segera menuju sekolah mereka.

*sekolah taruna bangsa
.
.
.
Mobil dari kakak beradik itu pun tiba segera menuju parkiran yang letaknya di samping pintu gerbang sekolah.

"kak gue duluan ya, takut ga kebagian kelas" ucapnya polos

"ck, kalo lo ga kebagian kelas lo ga bakal sekolah disini" jawabnya cepat membenarkan perkataan adiknya itu

"iya iya" ucap ana melas

"oh ya satu lagi, mulai sekarang lo harus hati-hati, jaga diri lo baik-baik. karna murid disini pada kasar dan lo bakal celaka jika lo macem macem disini." ucapnya sambil menatap wajah adiknya itu dengan raut serius dan khawatir.

"jika lo dibully sama mereka, jangan takut. kakak akan selalu ada disamping lo."

"jangan khawatir dengan sifat mereka, disini gue bakal ngelindungi lo dek" lanjutnya sambil tersenyum tulusnya itu.

"iya kak" jawabnya sambil mengganguk dan tersenyum lembut ke kakanya itu

Setelah itu Ana melangsungkan diri untuk mencari kelas di aula sekolah dimana letak pengumuman pembagian kelas berada.

Melihat adiknya berlari girang menuju kerumunan itu dan meloncat kecil agar dapat mengetahui kelasnya dimana ia tertawa kecil. Sikap adiknya itu sungguh lucu.

'gue harap lo betah na' batinnya dalam hati.

-------------------------------------------------------------------

1 tahun kemudian.

Pagi yang cukup cerah hari ini. Hari ini keluarga pak Dimas disibuki dengan kegiatan masing masing. Tapi tidak dengan gadis yang masih sibuk dengan kasurnya itu. Masih bergelut dengan guling dan tidur dengan nyenyak. Seolah ia tidak ada aktivitas di pagi hari.

Tok tok tok..

"na bangun sayang..ini sudah siang. Bangunlah jika kamu ga mau terlambat!" teriak mamah ana dari seberang pintu kamar ana.

Tak ada sahutan dari gadis itu. Lalu segera mamah ana memasuki kamar anaknya itu.

"na bangun sayang.." mamah ana menggerakkan tubuhnya yang masih terbalut selimut.

"hmmm"

"bangun cepat!! Mamah tunggu bawah!"

"....."

Mamah dari dua anak tersebut keluar dan langsung menuju dapur yang urusannya belum selesai berkutit dengan masakannya yang ia tinggal beberapa menit untuk membangunkan Ana.

Saat merasa mamahnya sudah pergi dari kamarnya, Ana bangun dan tidak lupa membereskan tenpat tidurnya itu dengan rapih. Setelah selesai ia jalan pelan menuju kamar mandi pribadi yang berada di dalam kamarnya.
tidak bergegas ke ruang makan untuk bersarapan dengan kaluarganya. Diruangan tersebut sudah terdapat papah, mamah, serta kakaknya.

"ana..ayo kemari sayang, sarapan dulu" panggil mamahnya.

Ana yang sudah disuruh oleh mamahnya tersebut langsung duduk disebelah kakaknya. Mamahnya menyediakan makanan untuk ana. Mereka semua makan dengan lahap dan tenang.

Setelah selesai mereka semua bersiap-siap untuk pergi menuju tujuannya masing-masing.

"ana kamu berangkat sekolah dengan siapa?" tanya mamahnya

"hm..kayaknya aku jalan aja mah". Balas ana tidak yakin.

"tidak!, sekolahan kamu itu cukup jauh ana. kamu berangkat sekolah dengan kakakmu saja ya?" ucap mamahnya lagi.

"hm..iya mah"

Cowok bernama rival atau kakaknya ana mendengar obrolan mamah dengan adiknya itu terlihat tidak suka dan kesal. Karna ia tidak akan sudi untuk mengantarkan ana kesekolahnya. Ia sangat benci terhadap adiknya itu.

Rival dan ana sekarang sedang dalam perjalanan menuju sekolahnya ana, dengan mengendarai mobil pemberian ayahnya untuk rival. Dalam perjalanan tidak ada satu pun pembicaraan atau sekedar sapa saja tidak ada. Hening. Tetapi baru setengah perjalanan mereka berangkat, mobil yang mereka kendarai berhenti tepat di halte bus.

"kak kenapa kita berhenti disini lagi?" tanya ana yang penasaran

"lo keluar sekarang" ucap rival dingin

"kenapa kak? Kenapa aku harus keluar dari mobil??" tanya ana lagi

"banyak tanya lo!!. Gue bilang turun ya turun!" bentak rival

"i-iya" ucap ana yang ketakutan sambil keluar dari mobil kakaknya itu.

Setelah ana turun dari mobil tersebut, mobil kakanya sudah tancap gas dan pergi meninggalkannya sendiri di halte bus.

Ana hanya diam dan menunggu bus yang mengarah ke sekolahannya. Ia menangis. Dalam hatinya ia mengerti bahwa kakaknya itu tidak akan sudi untuk berangkat bersamanya. Tentu ia sadar dari kemarin karna kejadian ini sudah terjadi 3 kali saat ia pertama masuk sekolah. Ia tahu kakaknya itu cemburu dan iri terhadapnya yang selalu di puji dan disayang oleh kedua orang tuanya itu karna kepintarannya. Ana merupakan gadis pintar yang sering mendapatkan juara dikelasnya. Maka tak heran kalau kakaknya itu bertindak seperti ini terhadapnya. Sejak saat itu, sekarang sampai seterusnya ana berangkat menggunakan bus sekolah.

'sebenci itu kah kakak terhadapku?' batin ana
.
.
.
.
.

To be continued
---------------------------------------------------------------------

Assalamu'alaikum..hai guys 😂😊ini cerita baruku, silakan dibaca dan dinikmati ya ceritanya. Oh ya, jangan lupa Vomment= vote+comment ya..karna vomment dari kalian sangat berarti 😊🙂
Terima kasih 😊🙏

@nanda_gputri

[My Girl Is Champion]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang