Chapter 2

501 74 9
                                    

Selalu saja kejadian yang sama terulang kembali.

Tanpa ada jejak.

Tanpa ada bukti.

Ini terlalu membebani pikirannya. Ia butuh istirahat sejenak walaupun tidak ada waktu untuk melakukannya.

Namanya Kim Taehyung.

Seorang Inspektur kepolisian yang paling terpecaya oleh para bawahannya. Ia di kenal sebagai sosok yang ramah kepada sesama, tak ada satu pun yang tak kagum padanya. Dirinya memang sangat bagus dalam segala bentuk bidang kasus-kasus kriminal kelas kakap. Dirinya yang masih terbilang muda tentu saja sangat lihai dalam menyelidiki sesuatu yang sulit dipecahkan.

Namun beberapa tahun belakang ini ia merasa gagal dalam bertugas. Dari berbagai macam kasus-kasus dari mudah sampai yang tersulit ia bisa atasi hanya dengan menjentikkan jari sembari duduk di kursi kerjanya yang nyaman ditemani segelas kopi hangat.

Terdengar sangat mudah dipecahkan bukan?

Tapi pengecualian untuk kasus 10 tahun belakangan ini.

Dirinya sangat frustasi hingga sempat terlintas dalam pikiran ingin mengubur diri hidup-hidup namun tentu saja itu hal paling terkonyol bila benar ia lakukan.

Jika kalian di hadapkan dengan kasus yang sama persis seperti milik Taehyung, sudah bisa dipastikan, kalian akan berpikiran yang sama dengannya.

Bagaimana menurutmu disaat orang-orang menghilang secara misterius namun tak pernah ditemukan petunjuk apapun? Tentu saja merasa tidak becus dan hanya menemukan jalan buntu.

Ratusan korban menghilang dengan motif yang sama selama 10 tahun belakangan. Tanpa jejak tanpa bukti bak ditelan bumi bahkan tidak ditemukan sidik jari sang pelaku ditempat kejadian perkara ataupun saksi yang melihatnya secara langsung.

Dari semua kasus yang terjadi, bisa dipastikan sang pelaku sangat licin dalam bertindak dan memperhitungkan segala sesuatu dengan sangat cerdik dan terlatih serta sudah bisa dipastikan sang pelaku adalah orang yang sama dalam kasus yang membuat ia kepayahan.

Sampai-sampai ada yang meragukan kualitas kerjanya. Itu mimpi buruk dari yang terburuk selama hidupnya.

Sekarang ia tengah berada di dalam ruang kerjanya, dengan wajah yang lusuhㅡnamun masih tampanㅡakibat memikirkan solusi dari kasus-kasus yang membuat ia merasa pening berkepanjangan.

Saat ruangan hening karena Taehyung terlalu sibuk berkelana dengan kasus-kasusnya, tiba-tiba saja terdengar suara ketukan dari arah pintu yang mana membuat ia langsung terpekik kaget.

Dengan wajah yang bersungut kesal sembari mendumel menyupah serapah ia langsung mengalihkan perhatiannya dari arah layar komputer ke arah pintu sang penyebab masalah tambahan baginya.

"Masuk." Dan langsung saja Jiminㅡsang bawahan paling terpercaya Taehyungㅡ memasuki ruangan mendekati meja kerja Taehyung.

"Hasil pemeriksaan apa yang terjadi dengan korban sudah keluar, kita harus ke rumah sakit sekarang dan mungkin saja kau mendapatkan petunjuk tentang pelaku yang tak bisa kau dapat itu." Dengan malas ia mematikan perangkat keras itu sembari mengikuti Jimin yang terlebih dahulu pergi keluar tanpa menunggunya. Ia tak masalah dengan Jimin malah sudah terbiasa akan segala tingkah lakunya. Selain sebagai bawahannya, Jimin memerangkap sebagai seorang sahabat yang paling dekat dengannya sejak dari mereka awal menghirup nafas ke dunia. Taehyung memang lebih awal masuk ke dunia kepolisian daripada Jimin dan Taehyung langsung menduduki posisi Inspektur menggantikan sang ayah karena performanya dalam bekerja tak bisa dianggap remeh.

Tanpa mengulur waktu, mereka langsung menuju lokasi dimana sang korban dirawatㅡRumah sakit.

.
.
.
.
.

"Dimana ruang korban tabrak lari yang baru saja terjadi disekitar sini?" Tanya Taehyung yang baru saja sampai ke rumah sakit bersama Jimin yang sekarang tengah melihat-lihat suasana ditempat itu tak lupa menunjukan lencana kepolisian dengan gagahnya.

Receptionist yang tengah berjaga menyambut pengunjung itu langsung saja dengan sigap memberitahu kepada Taehyung dimana ruang sang korban berada yaitu ruang operasi yang mana langsung ditanggapi oleh Taehyung segera dan berlalu dari sana sembari menarik Jimin untuk mengiringinya.

Tak membutuhkan waktu yang lama untuk mereka menemukan ruang inap yang dicari, karena mereka sudah sering kesini dengan kasus yang berbeda-beda namun dengan tragedi yang samaㅡKecelakaan.

Namun sepertinya ada yang berbeda didepan pintu masuk ruang operasi, seperti ada bidadari yang tersesat di rumah sakit dengan setelan jas dokter yang melilit tubuhnya yang putih bersih bersinar walaupun dari jarak yang cukup jauh. Tapi sepertinya itu memang dokter yang bertugas menangani sang korban ketimbang bidadari yang tersesat namun tetap saja terasa sulit baginya untuk mengalihkan pandangan sedetikpun dari rupa sang dokter yang menawan.

Seperti tak sadar akan kenyataan, tiba-tiba saja dengan waktu yang singkat ia dan Jimin telah berdiri di depan sang dokter cantik yang menatap mereka berdua dengan bingung.

Sembari Jimin bercakap-cakap hal yang tidak masuk kedalam lobus frontal miliknya karena terlalu fokus akan ciptaan tuhan yang sempurna, ia tentu saja tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan untuk mengamati wajah sang dokter yang menyita sedikit banyak waktu sempitnya. Wajahnya yang terbingkai kacamata bulat entah kenapa serasa sangat pas di pandangannya, terlihat lucu dan lugu dengan poni halus berwarna brown yang menghiasi dahinya.

Dan ditengah-tengah acara 'mengamati' illegal yang ia lakukan, Jimin menyenggol dirinya dengan cukup keras walau diluar terlihat pelan sembari memberikan tatapan yang menyiratkan sesuatu.

Seraya mengaduh sakit yang tentu saja hanya dilakukan dalam hati, ia berusaha fokus akan sang dokter yang sepertinya bingung dengan dirinya yang hanya diam sedari awal tiba.

Tak lupa kembali ke sosoknya yang tengah out of control sebentar, ia langsung saja memperkenalkan diri dengan gayanya yang khas.

Sang dokter terlihat sedikit mengangguk sembari tersenyun sopan dan menatap dirinya yang terdiam kembali dengan mata bulatnya yang berbinar indah.

"Namamu?" Tanya Taehyung yang tidak mungkin melupakan hal terpenting dari sebuah hal yang mungkin saja akan berlanjut kedepan.

Entah kenapa ia tidak pernah melihat sang dokter berada di rumah sakit selama ia datang kemari beberapa tahun ini, sepertinya takdir belum mengizinkannya bertemu walau hanya berpapasan di lorong. Sang dokter yang polos itu tentu saja harus disembunyikan dengan rapat oleh takdir karena banyak orang yang mengintai dirinya secara seksual dan salah satunya tentu saja Taehyung sendiri.

"Jeon Jungkook. Dokter yang bertugas menangani pasien tabrak lari yang baru saja terjadi di sekitar rumah sakit pagi tadi." Seraya menjabat tangan kekar milik Taehyung.

'Tangannya sangat halus, terlalu berbahaya berdekatan dengan si manis ini, tangannya saja seperti ini belum dengan bagian yang lain. Terlalu menggoda' Batinnya disertai dengan bisikan setan yang pandai bersilat lidah turut menghasut umatnya yang tengah terbuai akan pemandangan sejuk penyegar mata yang tersaji didepannya.

.
.
.
.
.

Tbc

Tak banyak cuap-cuap

Tanpa lelah menyerukan injek tombol vomment yorobun '-'

See u in next chap ilysm •.•

PREJUDICE | TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang