"Loh...! Kamu gak bisa menjadikan masalah keluarga sebagai alibi dong!!"
pria dengan tubuh tegap yang menggunakan kemeja berwarna merah maron dengan dasi berwarna hitam itu sedang berkacak pinggang dengan sebelah tangan memegang sebuah file.
Lengan kemejanya digulung setengah memperlihatkan arloji hitam bermerk di tangan kirinya.
"Ma-af pak. Saya benar benar tidak menduga akan separah ini jadinya kelalaian saya." wanita berpakaian hitam formal itu menunduk tampak menyesali sesuatu.
"Saya paham betul posisi kamu saat ini. Tapi kamu juga harus kompeten dong sama pe-"
"hey man! "
Pria itu tidak sempat menyelesaikan kalimatnya untuk menasehati sekertarisnya karena mendadak pintu ruangannya terbuka dan seorang pria tinggi bertubuh tegap mengenakan jas putih muncul dari baliknya. Membuat orang dengan mudah langsung bisa menebak apa pekerjaan cowok itu. Tanpa mengetuk pintu dan salam dia langsung masuk.
"oupps! Gue lancang nih?" pria itu menyetop langkahnya saat bisa membaca situasi kalau sahabatnya itu tengah memberikan nasehat pada bawahannya. Tapi sama sekali tidak ada raut rasa bersalah di wajahnya.
"kamu bisa keluar. Saya akan mencoba mengambil kebijaksanaan untuk posisi kamu"
Wanita itu langsung melangkahkan kaki keluar setelah mengangguk ramah pada CEO di perusahaan itu dan kepada pria berjas putih yang baru saja masuk. Pria itu sering sekali datang berkunjung membuat karyawan sudah mengenalnya.
"bisa engga sih, masuk ruangan orang ketuk ketuk dulu?" kata CEO tersebut kepada pria dengan name tag Verdi A. Tarigan sambil kembali duduk di kursi kebanggaanya.
"yaelah... Parah lo! Sahabat sendiri juga. Oh ia raf, makan malam yukk gue laper ini."
Tidak ada jawaban dari pihak yang diharapkan. Membuat dokter Verdi mendekat dan berdiri di depan meja dimana CEO itu duduk dan sibuk mengetik. Verdi jadi geram sendiri.
"Rafaa!!"
"Apa?"
"Makan!!"
Rafa Tribangga Chandra. Putera dari Emmy dan Bagaskara. Seorang CEO di perusahaan no 1. Mendapatkan reputasi CEO termuda. Pria berusia 23 tahun dengan tubuh tegap atletis yang sangat disegani dan dihormati oleh karyawannya.
Dia dan dokter Verdi memang sudah bersahabat sejak SMA. Keduanya sangat dekat dan saling kenal baik satu dengan yang lain.
✌
"Raf... elo tadi ngapain marahin istri orang? Dia bukannya baru punya momongan ya." Verdi asik menyantap cumi - cumi kesukaannya. Restoran hasil rekomendasi dari salah satu pasien ini memang tidak ada saingannya.
"ya justru karena itu.. Dia kerjanya jadi enggak bener. Gue udah ngomong sama dia buat ngambil cuty aja" Rafa juga tengah asik memakan seafood miliknya.
"kalo dia cuty, yang ngisi posisi sekretaris siapa?"
"kayanya harus cari pengganti sementara deh. "
"buset! Lo kira nyari sekretaris sama kayak nyari cleaning service? Lo kan mau peluncuran produk baru. Kalo sekretarisnya lemah gimana? Bisa gagal dong. " kata Verdi mengerti betul soal bisnis. Rafa tampak berfikir sejenak. Dia tidak boleh gagal dalam peluncuran produk baru ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villa
Teen FictionVilla divonis amnesia oleh dokter muda berbakat Verdi Setelah kecelakaan tragis yang menimpa dirinya 2 tahun lalu. Beruntung gadis manis itu bisa sadar setelah 6 bulan terbaring tak berdaya di rumah sakit. Selalu dikelilingi benda - benda yang seola...