14.' Bad Day

76 18 0
                                    

Seperti biasa, hari ini aku mulai masuk kantor. Hari bonus ku cuma sehari. Itu sudah cukup karena satu hari itulah aku bisa menghabiskan waktu dan membeli tas incaranku bersama suho oppa.

Aku segera mengambil kunci mobil di atas meja makan setelah selesai meneguk segelas susu yang dibuat oleh ibuku.

"Ma,Yeri berangkat. Ini Yeri bawa mobil oppa." Teriak ku sambil terburu-buru.

"Kau ingin ku antarkan makan siang?" Teriak ibu dari dapur.

Jangan heran. Kita emang suka saut-sautan kaya dihutan. Ehe.

"Tidak. Aku akan makan siang diluar bersama oppa."

Oh tentu. Aku membalasnya dengan teriakkan juga.

"Baiklah. Eomma akan masak sore hari kalau begitu."

Aku segera keluar rumah menuju mobil kakakku. Menyalakan mesinnya, lalu berteriak untuk terakhir kalinya "Eomma, aku berangkat."

Suasana Jakarta selalu macet. Hari kerja, hari libur, dan hari-hari lainnya. Selalu seperti ini. Belum lagi ini sudah menunjukkan jam 08:15 WIB.

"Ah sial, udah telat 15 menit ini." Gumamku

Mungkin hari ini aku akan telat masuk. Selama enam bulan baru kali ini aku telat.

Hanya kali ini saja, gumamku.

Setiba di kantor, aku langsung terburu-buru naik ke lantai atas. Saat aku berlari menuju lift, menabrak seseorang memakai juba hitam yang misterius. Aku tidak memperdulikannya, karena ya mungkin dia sedang dalam kedinginan dan lagi aku sudah telat.

Ini agak aneh, jujur saja bukan karena laki-laki misterius itu. Tapi rasa aneh dari ketelatanku. Sepertinya bos besar akan marah.

"Telat?" Suara pak Kyung mengagetkan ku.

Lihat! Ia sedang berdiri di depan meja kerjaku yang ada di depan ruangannya. Haha, apa dia kira dia guru bimbingan konseling yang selalu menunggu murid-muridnya yang telat?

"Hehe. Maaf, pak. Jalanan hari ini macet." Kataku nyengir kuda.

"Keruangan saya segera." Perintahnya. Dia kembali seperti biasa, sinis. Sepertinga hormon dalam tubuhnya tidak bekerja dengan baik.

"Baik pak." Kataku.

Setelah aku bersiap dari meja kerja ku dan langsung menuju ruangan pak Kyung. Sebenarnya aku tidak tau dia memanggilku karena apa. Karena tugasku sudah kukerjakan semua.

Aku mengetuk pintu pak Kyung. Dan setelah mendapat perintah "masuk" aku melangkahkan kakiku menuju meja kerjanya.

Pak Kyung sedang menghadap ke jendala, dari belakang ia terlihat sempurna. Ya benar, ia memang sempurna. Tapi aku suka melihat punggung atas pak Kyung. Aku cukup lama memandanginya. Hingga tak kusadari ia telah menghadap kedepanku.

"Apa?" Katanya.

"Eh eh tidak pak." Gelagapku. Malu dengan apa yang kulakukan.

"Kamu berani memandangi saya dari belakang." Ucapnya ketus.

"Maaf pak." Kataku tidak enak.

"Besok aku akan keluar kota. Kamu temui Park Company. Kamu akan berurusan langsung dengan CEOnya." Katanya lagi. Ia masih dalam mood buruk, mungkin.

"Maaf jika saya lancang, Pak. Besok bapak ada dinas luar kota?" Tanyaku. Aku hanya bingung, padahal baru kemarin keluar negeri.

"Ya, urusan pribadi." Jawabnya. "Kamu lihat jadwal saya, disitulah hari mu bertemu dengan CEO dari Park Company." Lanjut pak Kyung.

"Baiklah, Pak." Jawabku.

Falling In Love with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang