"Kamu manis. Kyungsoo akan menyukaimu"
Pertama kali Jongin dipeluk oleh tangan kecil tapi hangat Kyungsoo, ia berpikir bahwa Kyungsoo berbau seperti bayi yang baru saja lahir. Aroma tubuhnya adalah murni dan manis seperti malaikat, seperti hujan musim semi dan seperti bunga sakura.
Tapi lebih dari itu semua, Kyungsoo berbau seperti rumah
Dan jika Jongin bisa bicara, ia pasti sudah mengatakan betapa berharganya Kyungsoo untuknya.
Jongin nyaris saja lupa ketika ayah barunya, seorang pria berambut cokelat muda dalam setelan hitam memegang tas kerja, menjemputnya. Saat itu sekitar pukul enam atau tujuh, ingatnya. Langit biru nan gelap serta bintang berkilauan sana-sini, dan Jongin masih tinggal melihat berakhirnya suatu hari.
Saat itu musim dingin, ditengah-tengah Desember dan salju jatuh ke tanah, mencair setelah mendarat di tanah.
Ibu Jongin bersenandung pelan seperti yang dilakukannya ketika tidak ada pelanggan ketika sebuah mobil berhenti di depan toko mereka dan seorang pria melangkah keluar.
Jongin melihat keluar melalui jendela kaca yang tinggi dari tempat ia duduk di kursi toko jendela dan menyaksikan saat pria itu bergegas ke toko mereka.
Bel berdentang keras saat pintu terbuka dan angin dingin menemukan jalan masuk ke toko. Jongin pikir baunya seperti musin gugur daripada musim dingin.
"Apakah Anda sudah tutup?" Orang itu bertanya dengan senyum penuh harapan.
"Tidak. Anda masih memiliki 10 menit lagi", Kata Ibu Jongin lembut, tersenyum kembali dan eberi isyarat baginya untuk melihat kearah rak kanan dengan boneka dan beruang.
"Terimakasih"
Jongin tidak mengharapkan apa-apa. selama lebih dari 2 tahun, ia disini. Dan tak seorang pun pernah memilihnya.
Tapi mungkin hari ini berbeda.
Butuh beberapa saat, tapi Jongin merasakan tangan memeluknya dengan lembut dan sebelum ia tahu itu. Seseorang mengambilnya. Jongin menyadari ia bertemu dengan sepasang mata cokelat gelap.
"Aku ingin ini" Kata pria itu.
Jongin bisa bersumpah hatinya mulai berdetak dengan kebahagian dalam dadanya. Tapi itu tidak mungkin karena ia terbuat bukan dari apapun selain kapas, kaca mata, bulu dan kain.
Ayah barunya menempatkan Jongin di kursi belakang dengan wajahnya berpaling ke jendela belakang.
Dia berkata "Kamu manis, Kyungsoo akan menyukaimu"
Jongin mungkin muda tetapi ia mengerti bagaimana manusia hidup dan bertindak. Dia mengerti bahwa ia harus sudah merasakan kebahagiaan karena manusia akan merasa bahagia ketika seseorang mengatakan bahwa mereka menggemaskan
Ketika Jongin melaju pergi dengan ayah barunya, ia menangkap sekilas Ibuya atau lebih tepatnya penciptanya melalui jendela belakang. Dia sedang membersihkan jendela kursi, tempat Jongin telah ditempatkan tiga tahun lalu diantara boneka beruang dan lainnya.
Jika Jongin adalah manusua, ia mungkin akan merasa sedih melalui tenggorokannya dan rasa sakit dihatinya. Namun, tidak. Jongin hanya bisa menduga bahwa ia akan merindukannya..
Yah~.. mungkin... Dia, yang dengan lembut menjahit Jongin, jahitan demi jahitan. Dia adalah orang pertama yang tersenyum padanya, yang pertama memeluknya dengan erat.
Apakah ini yang dimaksud dengan manusia meninggalkan sesuatu?
YOU ARE READING
Always be Jongin
FanfictionTry to make a one FF~ This is my first update at wattpad♥ Just a little Story of KaiSoo Hold my Hand.... Always You Jongin.... Jongin hanyalah sebuah boneka hadiah yang diberikan untuk Kyungsoo yang mungil. Tapi Jongin lah yang selalu berada disis...