desaku yang kucinta

113 0 0
                                    

Langit cerah dipenuhi gumpalan awan putih tipis. Udara tidak hanya terasa sejuk, juga terasa besih. Pepohonan dataran tinggi yang rimbun menjadikan mungkin udara di sekitarnya menjadi sejuk dan terasa bersih. Semua makhluk hidup yang tinggal didaerah itu menikmati kesejukan dan kebersihan udara dataran tinggi dengan sadar ataupun tanpa sadar, dengan pengakuan ataupun tidak mengakui hal tersebut.

Catur yang lahir dan besar di daerah tersebut sangat menyadari kenikmatan hidup di dataran tinggi. Hatinya tidak ingin pergi kemanapun. Catur ingin selamanya tinggal di sana. Tidak semua orang yang terlahir dan besar di dataran tinggi mempunyai keinginan sama seperti yang Catur miliki. Ketiga kakak laki-lakinya sangat tidak suka dengan gagasan tinggal di desa lereng gunung. Mereka merantau sejak lulus SMA tanpa pernah menengok kembali kampung kelahiran mereka. Catur juga tidak mengenali wajah ketiga saudara laki-lakinya. Begitu juga sebaliknya. Catur tidak pernah mempermasalahkan itu. Tentu saja tidak hanya karena Catur baru saja berusia sepuluh tahun, juga karena Catur sangat mencintai tempat dimana ia tinggal.

Catur baru merasa terganggu dengan kehadiran saudara laki-laki tuanya saat Catur mendapat titah dari sang bapak untuk melanjutkan sekolah SMP di kota.kenapa harus di kota. Di desa juga ada SMP. SMA ndak ada. Membayangkan nanti bagaimanapun Catur harus meanjutkan pendidikan ke kota saat SMA membuat Catur gelisah. Aku suka di sini. Sepi, tenang, banyak pohon, bisa bantu mbok ambil air, ke tegal ambil kelapa atau lainnya untuk dijual lagi ke para bakul. Mengambil air ke sumber kalau air sumber sedang sedikit sehingga tidak cukup mampu mengalir cepat dalam lorong-lorong pipa plastic yang mengalir ke rumah-rumah penduduk adalah hal favorit Catur.

Memikul timba air berkali-kali dari sumber ke rumahnya yang lumayan jauh plus jalannya menanjak adalah hal yang sangat menantang untuk Catur. Tidak ada kata lelah dalam kamus Catur. Yang ada adalah semangat, tetap memberikan yang terbaik. Pengambilan air ke tiga tetap harus sama kuat, sama cepat, sama gesitnya dengan yang pertama. Memikul air membuat Catur meyakini akan membuat tubuhnya semakin kuat, kekar. Dan itu menyenangkan. Rasanya memuaskan. Tidak lebih. Untuk dirinya sendiri.

Ke tegal juga hal yang menyenangkan untuk Catur. Di tegal, Catur bisa mempraktekkan banyak hal yang dilihatnya dari film-film Hongkong bersama teman-temannya. mbok dan bapak pekerja keras. Mereka tidak merasa butuh televisi. Bila malam datang mereka akan duduk bersama tanpa ditemanii televise. Catur tidak keberatan dengan hal itu. Juga tidak keberatan kalau dirinya baru bisa menikmati tokoh-tokoh laga favoritnya jika ada teman yang mengajak. Jackie Chan, Jet Lee, Donnie Yen adalah tiga nama actor yang mampu diingat Catur. Selebihnya Catur tidak ingat, tapi tetap suka, suka dengan semua actor laga di film yang ditontonnya. Nonton film laga yang sama berkali-kali juga hal yang disukai Catur. Itu karena Catur ingin memastikan gerakan-gerakan yang coba dipraktekkannya sendiri di tegal sudah benar apa belum.

Secinta apapun Catur pada desa dan keinginannya, Catur paham mengikuti titah bapak yang jarang sekali memberi titah kecuali titah kebebasan sederhana seperti yang selama ini sudah dinikmatinya harus ditunaikan. Bapak sudah mengurus semuanya. Catur hanya perlu berangkat sekolah di hari pertamanya dengan.....Sepeda pancal jengki usangnya.

Hampir semua penduduk di kawasan menuju desa tempat Catur tinggal mempunyai paling tidak satu buah sepeda motor. Sebelum banyak orang mempunyai sepeda motor, angkutan umum selalu ramai, penuh penumpang, tiap satu dua jam sekali dipastikan angkutan umum dengan mudah ditemukan lewat depan rumah. Setelah banyak orang mempunyai sepeda motor, angkutan umum tidak lagi mudah ditemukan, tidak lagi pasti ada lewat tiap satu dua jam. Angkutan umum yang bertahanpun angkutan umum yang memiliki body paling jelek, yang body-nya bagus mulus tanpa kriwilan sana-sinii memilih jalur lain.

Bapak sudah memberitahu Catur agar menikmati fasilitas transportasi umum yang ada. Catur tidak mau. Aku gelem sekolah nang kono kalo naik peda pancal. Sepeda pancal jengkinya tidak kalah usangnya dengan mobil transportasi umum jalur ke desa tempat Catur tinggal. Jadi penolakan Catur pada transportasi umum murni bukan karena mobilnya buntut, hanya karena Catur tetap ingin mendapatkan kesenangan, hanya ingin memastikan kesenangannya bergerak tetap bisa dilakukan, terjamin tetap bisa dinikmati.

desaku yang kucintaWhere stories live. Discover now