"Kita mau kemana lagi?" Tanya Kayra saat mereka sudah cukup puas mengetahui sejarah dari Museum Louvre sendiri.
"Ada ayo" Ajak Aura menginstruksikan agar mereka mengikutinya.
Setelah Museum Louvre, tempat kedua yang akan disinggahi dihari pertama ini adalah Le Jardin des Serres d'Auteuil. Mungkin tempat ini tak sepopuler tempat sebelumnya, apalagi namanya yang susah untuk disebutkan. Meskipun begitu, tempat ini memiliki panorama super indah. Terdapat sejumlah rumah kaca di dalamnya, tak terkecuali juga Palmarium atau rumah sawit besar. Taman ini juga dibangun sejak abad ke-18 yang didirikan atas perintah Raja Louis XV. Gambarannya seperti ini.
***
"Ayo lah ke Menara Eiffel" Sedari tadi hanya rengekan dari Azmia lah yang menghiasi pendengaran DIAZLYNA.
Kayra menggeleng tak setuju. "Bentar kali, Mi ini lagi seru disini"
"Ih, Kay! Disini kan cuma pohon-pohon doang, gak ada yang aneh. Di rumah gue juga banyak yang gini"
"Bentar aja lagi ya, Mi" Sahut Aura sesaat kemudian.
"Tapi.."
"Lo protes kita tinggalin disini" Potong Kayra yang mengandung ancaman.
"Ya udah. Gue tinggal disini enak lah, bisa jalan-jalan tiap jam, menit, detik juga bisa"
"Oke. Palingan disini lo jadi pengamen kali, ya" Kayra berkata dengan diiringi tawaan sahabatnya.
"Bodo ngamen juga kan pasti dapat duit"
"Masih mending kalo lo jadi pengamen, kalo jadi gembel gimana?" Pertanyaan Adeeva yang sekaligus mencibir Azmia.
"Hayo lho. Gue gak mau sahabat gue jadi gembel" Bantah Aura tak urung membuat Kayra, Edlyn, Adeeva dan Yasna tersenyum.
Azmia mengerucut. "Kalian gak ada satu pun yang memihak ke gue"
"Gue mihak sama lo kok" Timpal Yasna seraya tersenyum.
"Mihak dari mana orang lo dari tadi ikut-ikutan mulu sama mereka"
"Ya udah la, Mi. Mungkin ini cobaan hidup lo, jdi lo sabar aja ya menunggu malaikat yang dengan senang hati memberi lo kebahagiaan" Tutur Edlyn panjang kali lebar dengan cengengesan miliknya.
"Anjirr lo, Lyn. Omongan lo lebih pedes"
"Ya udah ayo kita kesana aja" Ajak Kayra tiba-tiba.
Masih di tempat yang sama. Kayra pun mengajak mengitari seluruh tempat ini. Tempat yang menyejukkan indra penglihatan. Karena terdapat berbagai macam bunga, pohon-pohon yang indah dan masih banyak lagi. Sayang kalo mereka tak mengetahui semua obyek yang ada. Alhasil mereka berputar-putar melihat lebih jelas lagi.
Sudah hampir satu jam mereka mengelilingi ini tempat. Akhirnya mereka memutuskan untuk istirahat di sekitaran Le Jardin des Serres d'Auteuil ini. Berhubung mereka belum mempunyai rasa puas, jadi istirahat ini hanya sebentar saja dan nanti akan dilanjutkan kembali berkeliling.
"Eh kita disini berapa hari sih, girls?" Tanya Aura dalam peristirahatannya.
"Seminggu"
"Dua minggu" Jawab Azmia dan Kayra secara bersamaan.
"Gak salah? Kok lama banget?" Kini Yasna yang bertanya dengan mengangkat salah satu alisnya.
"Lama? Itu bentar kali, Yas" Balas Azmia acuh.
"Gak akan terasa juga" Kayra menambahi.
"Kayaknya untuk ke tempat wisata disini cuma tiga hari deh" Tutur Edlyn penuh keraguan.
"Hah?!" Ucap Kayra dan Azmia yang lagi-lagi bersamaan.
"Serius?" Tanya Aura.
Edlyn mengangkat bahunya. "Habis ini kan kita harus segera persiapan buat ngampus" Jawabnya.
"Gak bisa nantian aja? Masa kita cuma tiga hari doang disini?" Tanya Azmia tak terima dengan apa yang dikatakan Edlyn.
"Edlyn benar, Mi. Kalo ditunda-tunda, yang ada kita ketinggalan" Aura yang membenarkan apa kata Edlyn.
"Kecewa gue njirrr" Kayra menunjukkan wajah lesunya.
"Daripada kecewa, mending kalian ngumpulin lagi duit yang banyak biar bisa liburan lagi di lain waktu dan tempat yang berbeda juga" Yasna memberi saran kepada sahabatnya yang mulai murung saat mengetahui keberadaannya di kota ini sangatlah sebentar.
"Ya udah iya. Tapi ini kapan mau ke Eiffel nya?" Sepertinya Azmia sudah tidak sabar untuk melihat menara Eiffel secara langsung oleh matanya sendiri. Oleh sebab itu ia kembali bertanya.
Kayra menggeleng tak percaya. "Ini anak pikirannya ke Eiffel mulu, heran gue" Ucapnya.
"Besok aja, Mi. Ini kan udah sore, yang ada pas nyampe ke sana agak malam" Sahut Yasna dengan sesekali melihat jam di pergelangan tangannya yang sengaja sudah ia samakan dengan waktu di kota ini.
"Gak mau! Pokoknya gue gak mau!" Bantah Azmia dengan ambekan yang biasa dibawakan olehnya jika keinginannya tidak dituruti.
"Bocah banget lo, Mi" Ujar Kayra sembari mencibir.
"Gak papa. Malam justru pemandangannya lebih bagus" Aura yang memenangkan ucapan Azmia tadi.
"Tau dari mana, lo?" Tanya Adeeva yang merasa penasaran, kenapa Aura bisa tau.
"Internet juga banyak kali, Deev" Jawab Edlyn yang diangguki Aura.
Perbincangan itu telah berakhir. Karena keenam sahabat itu memilih melanjutkan perjalanan ke tempat yang Azmia inginkan, Menara Eiffel. Karena konon kata orang, tak lengkap mengelilingi kota Paris jika tidak berkunjung ke Menara Eiffel yang menjadi ciri khas kota tersebut.
Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh. Kini Menara Eiffel telah ada di depan mata. Dan benar yang Aura katakan. Suasana di malam hari tidak begitu buruk. Bahkan ini sangatlah indah dengan banyaknya lampu yang menyala disetiap sudut. Membuat kesan megah pada pemandangan yang ada di depannya ini.
Seperti itulah kira-kira gambaran Menara Eiffel di malam hari. Mau tak mau senyuman manis selalu mengiringi langkah mereka. Antara mimpi dan kenyataan yang sulit di percaya. Menara yang dibangun pada tahun 1887-1889 itu yang biasa nya hanya ada di gambar, foto maupun stiker kini ada di depan mata. Menara Eiffel juga di bangun dalam rangka perayaan seabad revolusi Perancis.
Senang yang tak terhingga. Itu lah yang mereka rasakan saat ini. Sampai Azmia pun yang asalnya bawel tak dapat berkata lagi saking indahnya. Momen ini tentu tak akan pernah di lupakan begitu saja. Tak lupa mereka pun berselfie ria untuk mengabadikan momen yang langka ini.
***
TBC..
Jangan Lupa Voment..
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Us
De Todo[1] All About Us Ini Duniaku.. Aku mempunyai lima sahabat yang senantiasa menemani. Perhatian, serta penuh kasih sayang. Memiliki sahabat seperti mereka merupakan anugrah tersendiri bagiku. Aku senang. Aku bersyukur. Seiring dengan berjalannya waktu...