-Shawn POV-
Ini untuk kalimat selamat tinggal yang tak bisa aku ucapkan untuk pertama kali nya.
Perasaan ku waktu itu sangat kacau.
Aku seperti sedang di tengah laut. Tak tahu akan kemana. Yang bisa aku lakukan hanyalah mengikuti kemanapun , ombak akan membawa ku pergi. Lalu mendamparkan ku di pantai.Aku tidak mau pindah. Berkali - kali aku mengucapkan kata itu kepada Mommy. Tapi dia tidak memperdulikan keinginan putra bungsu nya ini.
Sore itu aku memandangi gadis yang berdiri di depan rumah nya, tepat di sebrang jalan. Dari jendela kamar ku inilah. Aku bisa mememastikan kalau dia sedang menunggu ku. Pangeran kesayangan nya.
Aku waktu itu berencana untuk memberi tahu mu. Tapi, aku yang lugu ini malah tak memberitahu mu. Hingga esok hari, kau melihat kepergiaan ku.
Yang sangat tiba - tiba.
Aku harus berlaga kalau aku akan baik - baik saja. Sehingga kau akan merasa begitu. Untuk mengurangi rasa bersalah. Mom menitipkan shawl itu kepadaku. Kau pasti tahu itu adalah milik Mommy.
Sekali lagi maafkan aku.
Undangan pesta ulang tahun mu, selalu sampai kepada ku. Selalu aku terima tepat waktu. Tapi, aku selalu tidak bisa menyempatkan diri untuk pergi ke pesta ulang tahun mu. Satu - satu nya hal yang aku bisa adalah mengirim kan hadiah kepadamu.
Disini aku sangat terasingkan. Aku tak mengerti apa yang mereka katakan. Itulah sebab nya aku kesulitan mempunyai teman.
Teman pertama ku bernama Ethan. Dia berasal dari Belanda. Itu salah satu alasan kenapa aku dan Ethan bisa berteman. Dia dan aku belajar bahasa inggris bersama - sama.
Hingga tahun akhir sekolah dasar ku. Aku hanya memiliki satu orang teman. Ethan.
Dia teman terbaik ku.
Aku harap Ethan akan menjadi teman baik mu juga.Setelah menyelesaikan sekolah dasar ku.
Aku melanjutkan ke sekolah menengah pertama. Aku mulai terbiasa untuk berbicara dengan bahasa inggris.Dengan mulai terbiasa nya aku berbicara bahasa inggris, bukan berarti aku bisa mendapatkan teman yang banyak.
Disini aku ter asingkan Carol...
Semua gadis mendekati ku, dan semua siswa menjauhi ku. Alasan nya karna aku menjadi pusat perhatian dan mereka benci itu.Bahkan Ethan turut menjauhi ku.
Tapi tak usah khawatir.
Saat Ethan mengetahui aku akan meneruskan sekolah ke asrama, dia mulai mendekati ku kembali.Kami berjanji akan bertemu di satu fakultas yang sama.
Awal nya aku tidak setuju dengan keputusan Mom dan Dad yang menyuruh ku untuk melanjutkan sekolah di asrama.
Tapi setelah melewati berbagai macam perdebatan dan penolakan dari ku. Aku dan kedua orang tua ku memiliki satu titik temu. Yaitu sebuah perjanjian.
Jika aku di izinkan untuk melanjutkan kuliah ku di Universitas of Toronto dengan jurusan musik. Aku bersedia untuk masuk asrama.
Disini aku kesepian. Jauh dari Ethan. Dan juga surat - surat mu. Aku hanya kembali kerumah saat libur. Dan saat aku membaca surat dari mu, itu semua tak sehangat saat aku membaca ketika surat itu baru sampai.
-
I finally posted the first chapter of this sequel!
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspeakable
FanfictionThis is the story that I haven't told yet. And I am sorry for that.