Happy reading📖
✉✉✉
(Namakamu) menggebrak meja milik Iqbaal dengan maksud bercanda, membuat Iqbaal tersentak dan (Namakamu) tertawa renyah. Gadis itu menatap Iqbaal dengan tatapan mencibir, "Serius banget, Baal. Sampe gue ngomong aja lo nggak denger," cibir (Namakamu) kemudian menepuk bahu Iqbaal.
"Minggir, ah," pinta (Namakamu) agar Iqbaal memberinya akses untuk terduduk. Hari ini, dia datang ke sekolah sedikit siang dari biasanya.
Iqbaal menoleh kearah (Namakamu), "Tumben rada siang, kenapa?"
(Namakamu) meletakkan tas punggungnya dengan rapi kemudian tersenyum kearah Iqbaal, tanpa sadar Iqbaal pun ikut tersenyum, "Mama telat bangun, habis sholat subuh ketiduran." jawab (Namakamu) mengerucutkan bibirnya membuat Iqbaal gemas dan mengacak rambut gadis itu.
"Aldi sama Kiki belum dateng?" tanya (Namakamu). Kursi Aldi dan Kiki terlihat kosong.
"Belum, mungkin bakal telat lagi,"
(Namakamu) terkekeh, "Dasar osis menyeleweng," cibir (Namakamu) disela kekehannya.
Iqbaal pun ikut terkekeh mendengarnya.
Tak lama, orang yang baru saja mereka perbincangkan datang tepat saat bell berbunyi. (Namakamu) yang memang usil pun langsung mencibir, "Haduh, kalian dateng tepat waktu banget, yaa! Murid teladan."
Aldi dan Kiki terkekeh seraya terduduk di kursinya, meletakkan tas punggungnya dengan rapih, "Yang penting kan nggak telat." elak Aldi dengan tampang mengesalkan membuat (Namakamu) terkekeh pelan.
"Bisa aja ngelesnya," cibir (Namakamu) lagi.
Mereka semua terkesiap dan duduk di tempat masing-masing saat melihat guru masuk kedalam kelas. Suasana yang semula riuh seketika hening karena kedatangannya.
Pelajaran akan dimulai.
**
Bell pulang sudah berbunyi, semua murid yang ada di ruang kelas XI MIA-1 keluar dengan perasaan bahagianya. Kiki dan Aldi pamit pada Iqbaal dan (Namakamu) untuk pulang lebih dulu. Karena mereka memiliki keperluan penting berdua.
Iqbaal memutar posisi duduknya kearah samping, menatap (Namakamu) yang kini tengah sibuk memasuki alat tulis kedalam tasnya.
"(Nam), temenin gue yuk ke Mall,"
(Namakamu) menghentikan aktivitasnya karena mendengar ajakan Iqbaal. Tidak salah? Seorang laki-laki mengajak seorang perempuan untuk pergi ke Mall.
"Mall? Nggak salah?" tanya (Namakamu), tersirat nada mencibir di dalamnya.
"Enggak lah! Gue mau ke toko bukunya, sih," ujar Iqbaal dengan santai, melipat kedua tangannya di dada. "Gimana? Mau nggak?"
"Kenapa nggak sama Shava aja?"
"Shavanya nggak mau, dia capek mau langsung pulang,"
(Namakamu) ber-oh ria, "Tapi lo udah bilang kan sama Shava?"
"Bilang apa?"
"Bilang kalo lo perginya sama gue, lemot deh." (Namakamu) berdecak membuat Iqbaal memberikan cengiran khasnya.
"Ohh he he, udah kok. Santai kalo masalah itu mah," Iqbaal mengacungkan kedua ibu jarinya. Dia memang sudah berbicara pada Shava, awalnya gadis itu merajuk dan minta Iqbaal untuk mengundur kepergiannya agar dia bisa menemani Iqbaal. Tapi Iqbaal kekeuh untuk pergi hari ini, dan dengan terpaksa Shava mengizinkan asal jangan bermacam-macam seperti kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best(boy)Friend [complete]
Fanfic"Tipe cewek yang biasa disukain sama cowok itu yang gimana, sih?" "Kalo tipe gue, yang pasti pinter, kalem, kalo untuk fisik nggak usah tinggi-tinggi deh, cukup sedagu gue aja biar gue gampang buat cium keningnya hehe. Terus gampang juga buat di pel...