Chapter 20

222 13 0
                                    

Kaishar POV

"Ka Kaishar, ini buat kakak" kata seorang remaja perempuan yang rambutnya di kepang, dan memakai kacamata yang cukup besar, ya semacam culun.

Dia memberikan gue sekotak cupcakes yang berantakan, tapi mungkin itu buatannya, maka dari itu gue terima dengan senang hati.

"Makasih ya de" kata gue sambil mengambilnya, dia pun lari meninggalkan gue dan teriak-teriak ga jelas.

Mumpung lagi istirahat gue makan aja kali ya cupcakesnya, lumayan sih rasanya, coba kalau Kayla kayak gitu ke gue, gue seneng banget pasti.

Tiba-tiba ada yang mengambil satu cupcakes gue dan membuangnya, "Sayang ngapain sih makan makanan kayak gini, mending jajan aja di kantin yu" kata seorang cewe yang sangat gue sebelin.

"Lo jangan asal buang, itu dari ade kelas gue, dan satu lagi, gue sangat benci orang yang memandang rendah makanan atau apapun yang di beri oleh orang lain" kata gue sambil berdiri dan menyenggol bahunya Clarinta.

Gue berjalan menelusuri lorong-lorong sekolah gue, ga biasanya sih gue kayak gini, gara-gara tuh cewe ngeselin ganggu waktu ngemil gue, emang mood breaker banget Clarinta.

Saat gue sedang melihat kekanan dan kekiri, gue liat seorang cowo dan cewe sedang mengobrol dan tertawa bersama, sesekali si cowo menyelipkan anak-anak rambut si cewe yang berjatuhan karena angin.

Gue cuman bisa melihat mereka dari jauh saja, gue ga berani untuk mendekat, gue foto si cewe menggunakkan iPhone gue, agar nanti jika gue print, gambarnya ga blur.

KRINGGG ..... KRINGGGG .....

Bel masuk emang selalu menyebalkan.

-------------------

Kringgg ... Kringgg ...

Gue langsung lari menjauhi kelas agar ga recokin sama cewe yang paling laknat di hidup gue.

Gue memasang helm ke kepala gue dan siap-siap mau ngegas, taunya tuh cewe keburu berdiri di depan motor gue, "Kenapa kamu mau ninggalin aku sayang?" Kata cewe yang lagi berdiri di depan motor gue.

Gue cuman natap dia datar dan menyilangkan tangan gue di depan dada.

"Minggir" kata gue sambil bersiap mau ngegas motor.

Dia menggeleng dan menyilangkan tangannya di depan dadanya. "Kenalin gue sama mamah kamu" katanya.

Sialan.

Psyco ya ini cewe, gue suka sama dia aja ngga, ngapain gue kenalin dia sama mamah gue coba.

"Please ya babe."

"Sekali engga ya engga." Ucap gue dengan ketus dan beranjak untuk ngegas motor gue, tapi ini cewe tiba tiba udah berdiri di depan motor gue.

"Emangnya kenapa sih? Aku kan pacar kamu. Masa kamu ga ngenalin aku sama mama kamu." Ucapnya dengan tampang memelas.

"Lo tuh apaan sih. Minggir."

"Ga, kenalin gue sama ortu kamu" ini cewe minta di tabrak kali ya.

Gue langsung mundurin motor gue, dan keluar lewat gerbang belakang sekolah.

-----------------------

"Kaishar pulang" kata gue saat memasuki rumah.

Satu orang pun ga ada yang jawab, ya mungkin pada pergi, entahlah.

Gue langsung naik ke kamar dan langsung ke balkon, dan gue liat pemandangan seperti di sekolah tadi, dan pemandangan itu berada di sebrang balkon gue.

Seperti yang gue lihat di sekolah aja, dia menyelipkan anak-anak rambut cewe itu di belakang telinga cewe itu, mereka mengobrol, gue bener-bener ga ada kesempatan lagi, mungkin gue harus relain aja mereka berdua.

Si cewe pun melihat ke arah gue. "Kai, baru pulang ya, ganti baju dulu gih" katanya sambil menunjuk ke arah gue.

Gue cuman tersenyum dan menggeleng, "Itu urusin aja pacar lo, nanti cemburu lagi, ya udah lanjutin aja bercandanya"

Tiba-tiba dia mengubah senyumannya menjadi muka datar dan lama kelaman menjadi muka murung, gue salah ngomong apa ya?, Kayla langsung masuk ke kamarnya, yang di susul oleh pacarnya.

"Gue tau Kayla itu beda kalau ke lo, tapi hargain dia kalau dia udah ngasih perhatiannya buat lo, karena ga ke semua orang dia kayak gituin" Ucap pacarnya yang gue ketahui bernama Erza dan langsung membalikkan badan.

Dengan cepat gue pun memanggil dia, "Ehm .. Maksud lo apaan? Dia kan pacar lo, kenapa lo ngomong kaya gitu."

"Mungkin gue sama Kayla memang berstatus pacaran, tapi .. pasti lo bakal tau sendiri." Ucap dia langsung pergi dengan senyum misterius yang terbentuk di bibir nya.

Entah perasaan gue aja. Tapi gue ngerasa bad feeling sama dia.

Shit.

--------------------------

"De, makan malem dulu gih." Suruh abang gue.

"Males." Kata gue singkat.

"Ck. Lo kenapa lagi sih de? Gue berasa punya ade abg labil banget kayanya."

Gue pun hanya terdiam dan memandang langit langit kamar sambil terus memikirkan kata kata Erza tadi.

Kampret banget tuh orang bikin gue penasaran gini.

"Bang. Kalau misalnya kita udah terlanjur sayang atau cinta sama seseorang tapi dia udah ada yang punya ... " Kata gue lalu merubah posisi badan gue menjadi lebih tegak, "Apa yang lo bakal lakuin?"

"Lepasin dia." Kata abang gue dengan nada yang serius.

Apa iya gue harus ngelepasin dia dan ngebuang rasa gue ini?

-----------//-----------

Kay(i) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang