45. Hari Ketiga

11 4 0
                                    

"Gimana kalo kita jalan-jalan dulu sekitar penginapan ini? Sambil nunggu sore lagi"

Aura memberikan sarannya kepada sahabatnya. Karena terlalu bosan jika harus menunggu untuk waktu yang tak sebentar. Apalagi ini masih siang. Matahari dengan jelas memancarkan sinarnya.

"Kuy" Seru Kayra dengan semangat 45.

Azmia mendelik sebal. "Pilih kasih banget sih lo, Kay" Ucapnya tak terima dengan perlakuan Kayra yang menurutnya lebih memihak pada Aura.

"Apa sih, Mi?" Kayra memilih tak menggubris Azmia lebih lanjut. Ia pun melangkahkan kakinya menuju keluar dari penginapan.

Keenam sahabat itu tengah asik menikmati pemandangan di sekitar penginapan yang tak kalah indah. Di bagian belakang penginapan terdapat sebuah kolam berenang yang cukup besar. Meskipun begitu, mereka sama sekali tak minat untuk berenang disini. Dikarenakan mereka tak biasa dan terlalu canggung untuk satu kolam dengan orang-orang yang ada di negara ini.

"Girls, lihat itu ada cogan!" Seru Yasna dengan suara yang ia kontrol agar tidak terlalu membuat keributan.

Mendengar perkataan Yasna, sontak kelima sahabatnya itu mencari orang yang dimaksudkan Yasna. Ternyata orang tersebut berada di seberang kolam sebelah kanan. Hal itu membuat mereka berjalan dengan pandangan yang masih tetap sama. Alhasil, Kayra yang berada di posisi paling depan pun menabrak sesuatu sampai dirinya terjatuh ke tanah. Kemudian, Azmia yang berada di belakang Kayra pun melakukan hal yang sama. Tak sampai di situ saja, yang berada di belakang Azmia, yaitu Aura, kemudian Edlyn, dan juga Adeeva pun terduduk di tanah. Terkecuali Yasna yang sudah menjaga jarak terhadap lima sahabatnya itu pun hanya bisa menahan tawanya.

"Aawww.." Pekik kelimanya secara bersamaan.

Kayra melihat kearah belakangnya. "Lah? Kalian kenapa?" Tanyanya terheran saat melihat keempat sahabatnya terkapar seperti dirinya.

"Tanya lagi. Kenapa lo berhenti mendadak sih?" Dengus Azmia kesal.

"Yeh, lo kenapa nyalahin gue? Lihat tuh yang depan gue, gak kira-kira siapa juga yag simpan tembok disini coba?"

Yasna tercengang. "Kay" Panggilnya pada Kayra. Bermaksud memberitahu bahwa tadi ia menabrak seseorang, dan kini tangan orang itu terulur memberi bantuan kepada Kayra. Yasna berpikir keras. Ia pernah melihat mereka. Tapi dimana? Ia haya berpikir sendiri berhubung kelima sahabatnya malah asik membersihkan kotoran yang mungkin menempel di bajunya.

"Apa sih, Yas?" Tanya Kayra. "Lah kok lo gak duduk kayak kita sih?" Tanyanya lagi saat melihat Yasna berdiri dan tersenyum canggung, tunggu.. tapi sama siapa? Dengan cepat Kayra berbalik badan. Ia kaget bukan main saat ada sebuah tangan dihadapannya kini. "Eh botak, kok ini ada tangan sih?"

Mendengar pertanyaan Kayra, sontak semua pasang mata melihat kearahnya. Aura, Edlyn dan Adeeva pun tak kalah terkejut dengan pandangan yang ada di depan Kayra. Berbeda dengan pelaku yang Kayra tabrak, mereka malah tersenyum simpul saat melihat respon yang diberikan.

"Kay, lihat atas" Intruksi Aura pada Kayra yang tak kunjung menyadari.

Seperti yang diperintahkan Aura. Kayra melihat keatas, dan lagi-lagi ia kembali terkejut saat menyadari ternyata bukanlah tembok yang ia tabrak melainkan manusia. Tanpa menerima uluran tangan itu, Kayra terbangun dari duduknya. Yang tak lama diikuti oleh sahabatnya yang lain.

"Eh, sorry ya. Tadi gue gak sengaja" Ucap Kayra pada orang didepannya. Sengaja ia memakai bahasa Indonesia karena ia yakin yang ditabrak nya bukan orang asing.

Seseorang itu memberikan senyuman yang membuat Kayra meleleh. "Gak papa, gue juga salah. Gue minta maaf ya" Jawabnya dengan senyuman yang tak kunjung luntur.

Tak lama, saat keheningan melanda. Datanglah seseorang seraya berkata. "Al, kemana dulu nih? Kayaknya makan dulu enak" Ucapnya tanpa menyadari situasi dan kondisi didepannya.

"Yasa?"

Panggilan itu membuatnya menoleh. Rupanya ia juga terkejut sekaligus senang bisa bertemu dengan orang yang memanggilnya barusan disini. "Lyn? Kalian lagi liburan juga?" Jawabnya yang disertai dengan senyuman.

"Iya" Jawab Edlyn dan sahabatnya kompak.

"Oh kalian yang waktu itu ngajak kita bakar-bakaran kan?" Tanya Ali, yang ditabrak oleh Kayra tadi, Edlyn mengangguk sekilas.

"Pantes aja gue kayak pernah lihat" Celetuk Kayra seraya mengingat kembali momen di tahun baru itu.

"Aneh ya. Pernah ketemu kok kita belum kenalan" Gumam salah satu teman Ali yang berada di sampingnya.

"Kita mau kenalan boleh kan?" Ali kembali bersuara dengan tatapan yang tak luput dari Kayra.

Kayra salah tingkah dengan tatapan yang diberikan Ali. "Boleh" Jawab Kayra singkat.

Tak lama Kayra pun memperkenalkan sahabatnya satu per satu. Begitu pun sebaliknya, Ali juga memperkenalkan teman-temannya.

Setelah mengenal satu sama lain, mereka pun memutuskan untuk mengunjungi salah satu tempat makan. Dari Ali dan kawannya merekomendasikan tempat yang menurutnya bakalan seru.

Sudah sekitar beberapa jam di dalam perjalanan, kini mereka tiba di Dans le Noir. Seperti namanya yang memberikan kesan kegelapan. Tempat ini memberikan suasana unik dalam menikmati hidangan. Dimana para pelanggan ditempatkan di kegelapan setelah masuk ke restoran ini.

Restoran yang mempunyai konsep permainan panca indra, yakni pelanggan di anjurkan untuk memanfaatkan indra pendengaran, indra peraba dan indra penciuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Restoran yang mempunyai konsep permainan panca indra, yakni pelanggan di anjurkan untuk memanfaatkan indra pendengaran, indra peraba dan indra penciuman. Pelanggan juga baru tau menu yang tadi di santap saat acara makan sudah benar-benar selesai.

***

"Kita mau kemana lagi?" Tanya Yasna saat mereka sudah selesai mengisi perut.

"Kita beli oleh-oleh aja gimana?" Tawar Edlyn.

"Oke" Jawab mereka serempak.

Setelah acara makan selesai, Ali dan sahabatnya memutuskan untuk pamit karena tujuan mereka juga bertolak belakang dengan DIAZLYNA. Dimana mereka akan mengunjungi Menara Eiffel, sementara DIAZLYNA pernah kesana dan ingin pergi ke tempat lain.

DIAZLYNA memasuki kawasan elit tempat membeli oleh-oleh yaitu toko barang-barang bermerk, selain itu juga ada wisata kuliner yang orang kata mahal.

Dengan lihai mereka memilah barang-barang yang akan di bawa ke rumahnya nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan lihai mereka memilah barang-barang yang akan di bawa ke rumahnya nanti. Juga barang yang menjadi tanda mereka pernah pergi ke kota Paris ini.






***
TBC..
Jangan Lupa Voment..

All About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang