Hanna's POV
Bell istirahat di bunyikan, semu siswa sudah berkeliaran, tinggal aku dan Anna yang berada di kelas.
"Anna-ya, katanya mau ke kantin. Ayo ke kantin kita ceritakan semua masalah mu, aku juga sudah lapar kajja!"seru ku yg tak sabar mendengar masalah Anna, karna aku tau Anna pasti punya masalah sama orang tua nya, aku juga masih bertanya tanya siapa yg mengantar nya tadi
"..."
Anna memberi kedua tangannya pada ku dengan memasang muka untuk meminta bantuan.
"Dasar anak manja"desih ku kesal
"Ayo cepat bangun, ayo lari. Kau ini kenapa lemas sekali sih"
"..."
"Terserah"desih ku lagi, kali ini berbeda. Memang nya aku lgi berbicara sama patung apa, dari tadi aku tanya di hanya diam. Ya aku maklumin si, Anna sedang tidak mood tapi setidaknya mengangguk atau bicara iya atau tidak gitu.
-
-
-
-
Sesampainya di kantin, aku dan Anna duduk di meja paling pinggir dekat jendela, Anna sejak tadi hanya melihat ke arah jendela saja. Dan me-la-mun."Dah ceritakan pada ku kau kenapa?"tanyaku
"Hhmm..."nafas nya kasar
"Iya, jadi tuhh....."ceritanya yg membasahi pipi dengan asinnya air mata tanpa henti
-
-
-
-
"Trus dimana kau tinggal sekarang?"tanyaku yg masih penasaran"Ya tinggal di rumah paman dan tante ku"jawab nya yang mengelap air mata yg berada di pipinya tadi. Kini Anna sudah tidak menangis lagi, tapi masih dalam keadaan datar mukanya.
"Ohh, trus trus tadi siapa yg mengantar mu? paman mu?"tanya ku
"Iya"jawab nya malas
Author's POV
Keadaan sunyi, ya memang Hanna tidak akan tega melihat sahabat nya seperti ini, dia hanya bisa diam dan mendengar curhatan Anna, dan dia siap kapan saja untuk mendengarkan sahabat nya curhat. Bahkan Anna pernah curhat pada Hanna dari pagi sampai malam, itu karena dia bertengkar lagi pada appa nya, sebab appa nya selalu mengurung Anna tanpa bersalah apapun. Hanna akui appa nya memang seperti itu kelakuan nya, yang suka mabok, dan berjudi.
Selesai bercerita mereka hanya terdiam dan sibuk pada handphone nya masing-masing.
"Ya, kalian kenapa?biasanya kalian seperti orang gila yg tertawa tawa, hah?"
tiba tiba ada seseorang yg merusak ketenangan mereka, sampai sampai Anna dan Hanna terperanjat dari kursi nya karna kaget.
"Ya, kau mengagetkan ku saja"ujar Hanna yg membentak Jungkook
"Anna-ya, aku belum meminta apapun pada mu. Jadi sekarang aku ingin berbicara pada mu, hanya berdua saja. Temui aku di atap, jangan lupa"titah Jungkook,
Melihat Anna yg masih melamun, membuat Jungkook muak, bahkan pikirnya ia telah berbicara pada patung.
"Ya jawab aku!!"seru Jungkook meninggikan suaranya
"..."
Hanya anggukan yg didapat Jungkook
Hanna yang sedari tadi melihat kelakuan temannya yang seperti kucing dan anjing. Membuat nya engah melihat nya
"Ya, Jungkook. Kau tidak lihat Anna, dia sedang gak mood" 'atau mungkin sakit' ucap Hanna, yang terhenti membatin.
"Ohh, aku tidak perduli, cepat ke atap dan temui aku. Aku ingin berbicara sesuatu pada mu"
Ucap Jungkook yg tetap memaksa Anna. Anna dan Hanna menatap nya sinis, mereka berfikir kau dia bukan anak ketua yayasan di sini, akan mereka habiskan, apa lagi Anna yg memang benar-benar muak pada Jungkook, dia tidak bisa menghargai perempuan yang sedang galau apa.
"Iyya, aku akan ke atap. Dah Sanah pergihh!"ucap Anna yang sedikit di tekan, karna sudah muak dengan Jungkook
Jungkook's POV
"Kemana dia lama sekali"
"Sebentar lgi mau Bell bahkan Anna tidak kunjung datang"
"Apa aku pergih saja ya, aku yakin perempuan itu tidak akan datang"
Ketika ku ingin beranjak ke arah pintu, ada seseorang yang keluar, dan itu Anna.
"Ya, kau lama sekali, aku sudah menunggu mu di sini, sampai berlumut"bentak ku
"Coba lu lihat.... Tidak kau tidak berlumut. Dirimu saja yang lebai, baru nungguin sebentar saja sudah berlumut"katanya, yang memukul punggung ku pelan
'kurasa dia sakit, lemas sekali dia'
"Terserah"ujarku yang malas meladeninya
"Apa kau mau bicara apa?"tanya nya yang sedikit mendangak ke arah ku
"Oh iya, sini kau. Jadi gini, aku nanti ada acara di rumah..."
"Lalu apa masalah nya?" Potong nya
"Dengarkan aku dulu. Jadi, diri ku ingin di jodoh kan oleh orang tua ku"
"Memang nya kenapa kalau di jodoh kan?"potong nya lagi
"Dengarkan aku dulu makanya, kau mau tidak jadi pacar boong boongan ku?"ucap ku, langsung ke intinya
"Hah, pacar pura pura mu. Yang benar saja, tidak aku tidak mau"jawab nya yang sedikit menjengkelkan kan
"Etss, kau lupa perjanjian kita. Bahkan aku saja, belum meminta apa pada mu. Jadi kau harus menerimanya"
"Hah, tidak kalau soal itu aku tidak mau, yang lain saja"
"Tidak, tidak ada yang lain selain itu, kau harus menjadi pacar pura pura ku. Pulang nanti kau akan ku tunggu di lobi"
"Buat apa?"
"Kau akan pulang bersama ku nanti"
"Tapi aku di jemput"
"Tidak ada tapi tapian, harus!"
"Tapi kita mau ke mana?"tanya nya
"Nantai saja ku katakan pada mu, sekarang kita harus ke kelas. Sebentar lagi mau Bell"
"Tapi..."
"Sudah diam, kajja"ajak ku yang kemudian memegang tangan nya untuk segera pergi
'kurasa dia terkejut' batin ku, dan melihat ke arah Anna memastikan. Dan ternyata benar dia membulatkan ke dua matanya
(**~**)
Anna's POV
Bell pulang sekolah berbunyi, Mr seam keluar kelas, dan para siswa berkeliaran di luar kelas.
"Anna-ya, kajja kita pulang!"ajak nya, memberi tangan pada ku
"Tidak usah, kau duluan sana, aku masih ada urusan sebentar"ujarku
"Ya sudah aku ikut deh"
"Tidak usah, urusan ku lama, memang nya kau mau menunggu lama-lama?"tanya ku yang berharap Hanna tidak akan mengikuti nya
"Ya sudah lah, tapi gpp nih aku tinggal. Aku takut dengan ke adaan mu"ucap nya kawatir
Memang sih badan ku sedikit tidak enak, semogah saja aku kuat.
"Gpp aku baik baik saja"ucap ku yang berbohong pada Hanna
"Ya sudah ya, bye. See you tomorrow"
-
-
-
-
Aku berjalan perlahan, aku sudah tidak kuat berjalan. Badan ku terasa lemas sekali"Apa aku ke UKS sebentar ya,"
Aku berjalan perlahan ohh ya tuhan mata ku sudah gelap sekali. ada seseorang yang memanggil ku, apa kah itu kang Daniel. demi ratu Neptuna mataku sudah tidak kuat melek lagi
1..
2..
3..
Bugh
Hehehe, ceritanya sedikit ngawur yang ini. Aku cape banget abis pergih jauh jadi aku cape bgt
TN💞