satu.

1.1K 20 0
                                    

Nyanyian,suara yang sangat merdu sampai ke telinga orang yang berada di rumah megah itu. Bagai seorang peri sedang bernyanyi riang gembira.

Melodi,alunan piano serta suara itu menggetarkan hati,jemari lentik menari lincah di atas tuts piano.

"Siapa? Siapa yang bernyanyi begitu indah? Apa Emma? Oh,aku kesini diminta Emma untuk mengantar Roshni ke kampus".

"Tapi suara ini? Sungguh..... Sangat merdu,aku terpesona dan takjub sekali. But... Who is song?".

Derap langkah yang berat,sepatu hitam polos membuat suara ketukan pelan menyusuri sekeliling dalam rumah mencari sumber suara.

Ketukan sepatu itu bagai detik yang mengiring lagu merdu dan sang pemilik suara,sungguh fantastis.

"Roshni? Ternyata gadis itu yang bernyanyi,sungguh ini luar biasa. Sudah cantik dan sekarang pintar bernyanyi! Tuan Doris kau punya putri yang sempurna".

Hanya melihat dari jarak yang tidak cukup jauh,memperhatikan dan menikmati permainan piano juga alunan lagu merdu dari sang gadis cantik.

Senyum perlahan menggembang di bibir pria tampan itu,tanpa sadar langkahnya membawa mendekat pada Roshni.

"Perfect!".

Seketika permainan piano itu berhenti serentak dengan Roshni bernyanyi. Terkejut.

"Kau! Sejak kapan kau disini? Untuk apa kau kemari,aku sama sekali tidak ingin melihat mu ada di rumah ini apa lagi tinggal satu atap denganmu!".

"Stop! Tidak perlu marah dulu nona,aku disini untuk menjemput dirimu dan mengantar mu ke kampus lalu setelah itu stand by di depan kampus menunggu dirimu pulang. Sudah jelas atau perlu aku jelaskan satu kali lagi".

"What? Are you sirious. I can go to college alone! Aku bukan anak kecil lagi yang harus di antar jemput juga harus di awasi,aku CEO di perusahaan milik ayahku".

"Aku mengerti itu,tapi sekarang aku calon ayah tiri mu jadi kau harus bisa akrab denganku bukan menjadi kucing liar yang harus aku rantai nanti".

Tatapan Roshni tajam,dirinya berdiri dan berhadapan dengan Faisal yang menatapnya dengan santai seperti tanpa rasa bersalah.

"Jangan menatapku seperti itu? Aku tidak akan takut atau kabur saat kau menatapku seperti itu".

"Kau sungguh menyebalkan,aku membenci dirimu dan aku tidak suka kau menikah dengan ibuku dan menjadi ayah tiriku serta tidak mau tinggal satu atap denganmu yang layak menjadi kakak ku dari pada menjadi ayah ku".

"Tapi sayangnya itu tidak mungkin,ini sebaliknya. Aku tau Emma dan aku beda usia tapi asal kau tau ada sesuatu di antara kami".

"Sungguh aku tidak peduli sama sekali,aku tidak mau tau apapun!".

Melenggang pergi dan agar tidak berdebat lebih banyak lagi. Roshni pergi ke kamarnya lalu kembali lagi dan mengambil tas.

"Apa-apaan ini aku di anggap anak kecil yang harus di antar jemput lalu di awasi dengan sesuka hati! Wow... ibu ku sekarang sungguh sangat fantastis! Menyuruh orang lain dekat dengan putrinya".

Mobil melaju dengan kecepatan yang di atas rata-rata,hanya sunyi senyap yang berada di dalam mobil. Dua makhluk itu saling diam dan fokus pada pikirannya masing-masing.

"Gadis yang aneh,dia marah karena aku mengawasinya? Memangnya apa salahnya aku calon ayahnya tapi ayah tiri".

Faisal tersenyum sendiri sambil sesekali melirik Roshni yang diam menatap keluar jendela mobil. Udara pagi yang sejuk di tambah belum ada kemacetan di pagi hari,walau setiap hari sibuk tapi tidak untuk di pagi hari yang cerah ini.

"Aku mau stop disini saja! Aku tidak betah lama-lama di dalam sini,rasanya seperti neraka yang menembus bumi".

"Hah? Neraka? Mana ada neraka disini,aku tidak merasakan panas apapun. Kau ini ada-ada saja ya,dasar gadis jaman now".

"Apa kau bilang ha? Daripada kau pria hidung belang yang suka menikah dengan janda yang sudah pantas jadi mertua daripada istri".

-ciiiitttt....-

Rem mendadak yang dilakukan Faisal karena kaget dengan penuturan gadis yang asal bicara ini ternyata. Di kira pendiam ternyata malah bicara bisa menyakitkan hati.

Akibat rem mendadak membuat Roshni kaget dan membuatnya terkantuk di kaca mobil. Tatapan tajam langsung di tujukan kepada Faisal yang menunjukan ekspresi lugu .

"Maaf".

"Maaf kau bilang,sungguh kau menyebalkan! Aku sama sekali tidak menduga,belum jadi ayahku saja kau sudah membuat jidatku memar begini. Apalagi jika kau jadi ayah tiriku,mungkin kau akan membunuhku atau menjualku".

"What! Hey jauhkan pikiran buruk tentang itu,aku ini punya perasaan asal kau tau itu. Roshni Doris Ananta,kau ini sungguh jauh sekali berpikir".

"Memang salah ya? Tapi kau memang berpikiran begitu bukan? Lihat jidat ku ini sungguh memar merah dan mungkin sebentar lagi biru".

Gadis itu berkaca di spion mobil,tangannya meraba-raba pelan jidat yang memar. Nyeri dan sakit.

Tangan Faisal terulur ingin menyentuh jidat Roshni tapi secepat mungkin gadis seperti Roshni menepisnya dengan cepat lalu kembali duduk di posisi semula. Bersandar di jok mobil.

"Sakit ya? Maaf tadi aku reflek,siapa suruh kau bicara dengan begitu. Aku jadi kaget dan rem mendadak".

"Maaf kau bilang! Apa kata maaf mi bisa membuat jidat ku ini sembuh? Tidak mungkin kan,cepat aku bisa telat nanti ke kampus".

"Ehm baiklah nona pemarah".

"Jangan sok peduli padaku,aku tidak mau di pegang olehnya. Apalagi jika kau menatap ku seperti itu,sungguh memuakan".

Faisal hanya diam dan fokus kembali dalam menyetir,telinga terus mendengar ocehan Roshni yang seperti burung kicau yang sedang di ikut perlombaan.

15 menit berlalu tapi ocehan dari Roshni tidak kunjung berhenti dan malah makin menjadi serta seperti tidak ada jeda sama sekali.

"Oh my god! Gadis ini mengoceh seperti burung kicau yang ikut perlombaan dan mungkin akan menang jika dia memang burung! Telingaku mulai panas mendengarnya".

"Hey! Kau ini tuli atau bagaimana. Aku bicara sendiri jawab sendiri dan di abaikan! Oh ya aku lupa ya kau kan tidak mungkin punya jawaban yang aku inginkan,dan mungkin semua tuduhan padamu itu sangat benar,aku yakin itu!".

Tetap diam dan senyum yang di lakukan Faisal terhadap Roshni,bukan senyum karena ucapan gadis itu melainkan karena sudah sampai di depan kampus.

"Akhirnya! Sekarang sana turun dan masuk ke kampus belajar yang rajin juga jangan membolos ya,aku awasi kau dari sini".

"Kau tidak perlu mengusir ku,aku tau dan akan pergi,sungguh kau patung menyebalkan!".

Roshni pun keluar dari mobil lalu masuk ke kampus dan terlihat berjalan di koridor utara mungkin menuju kelasnya.

Pria tampan itu sedang mengorek telinga karena terasa geli,gatal juga bising karena ocehan dari Roshni. Tidak disangka buruk juga tutur kata gadis itu.

Duduk diam di mobil itulah yang dilakukan Faisal untuk mengawasi gadis yang akan menjadi anak tirinya,ini perintah Emma selama di luar negri.

"Emma? Kau sungguh ya,kau pergi mendadak dan menitipkan putri mu yang ternyata cerewet seperti burung kicau itu kepadaku! Ini sungguh merepotkan aku".

"Tapi cantik juga gadis itu,aku lebih suka dia diam dan bernyanyi merdu daripada cerewet seperti tadi".

Tanpa disadari senyuman mengembang di bibir Faisal,membayangkan Roshni yang tadi saat di rumah bernyanyi merdu sekali,mungkin dia ikut lomba pasti juara 1.

"Roshni Doris Ananta,gadis cantik yang unik. Tidak disangka ya,Tuan Doris punya putri yang cantik tapi juga seperti itu lah sikap nya ternyata".

Bergumam sendiri karena Roshni,yah itu yang dilakukan Faisal selama hampir 5 jam di dalam mobil. Bahkan kelihatannya jam kampus Roshni sudah akan selesai.

My Father My Husband.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang