2. Capek

894 138 4
                                    

Temenan sama hantu itu ada enak dan enggaknya. Enaknya, karena dia juga kayak ngerti gimana pastinya perasaan kita dan terlihat lebih peduli. Nggak enaknya, kadang kalo udah minta sesuatu suka nggak ngotak.

Begitu pikiran Eunseo sebulan ini.

Sudah seminggu tangannya terbebas dari gips yang membelenggu tangannya. Agak menyesal karena dengan dilepas gipsnya, para hantu yang suka mengganggu malah lebih sering menyuruhnya ini itu dengan alasan agar mereka bisa tenang kembali ke alamnya.

Bullshit.

Eunseo capek nurutin mereka. Mana nggak ada yang bener mintanya. Kayak, kemarin salah satu hantu ngajakin ke Dufan, yang mana pasti membuat Eunseo mengeluarkan uang yang tidak perlu. Dia tuh lagi nabung buat beli tiket konser EXO di Jakarta. Tapi gara-gara setan tak beradab itu, ia harus merelakan beberapa lembar uangnya keluar.

Dan kemarin adalah salah satu pengalamannya ke Dufan seorang diri. Bukan apa-apa sih, tapi kelihatan jomblo banget gitu. Iya emang Eunseo jomblo, tapi kan kalo bareng temen lebih keliatan senengnya. Nggak diliatin orang-orang betapa ngenesnya dia sendirian muter Dufan naik ini itu. Nggak tahu aja kalo dia di temenin dua setan cewek bernama Farah dan Fira. Anak kembar, yang meninggal karena kecelakaan mobil. Ceritanya hampir sama kayak Eunseo, cuma Eunseo lebih beruntung karena masih dikasih hidup sama Tuhan.

Bagaimana cara dua setan itu naik setiap wahana bareng Eunseo? Jawabannya adalah dengan merasuki orang yang duduk bersebelahan dengan Eunseo. Eunseo agak tidak enak dengan orang yang dirasuki dua teman gaibnya itu. Namun selama temannya itu tidak berbuat apa-apa, Eunseo biarkan. Meskipun setelah merasuki orang, beberapa orang itu merasakan pusing di kepalanya.

Beruntung, mereka benar menepati janjinya. Setelah menghabiskan waktu hampir seharian di Dufan, dua anak kembar itu berpamitan pada Eunseo dan seketika mereka menghilang. Terkadang hal itu yang membuat Eunseo melupakan lelahnya, dan kembali tersenyum karena dia bisa membantu orang yang membutuhkannya.

"Capeeek," keluh Eunseo kesekian kalinya pada keempat temannya.

Sebagai teman yang pengertian, Cheng langsung memijit pelan bahu Eunseo. "Lo habis ngapain sih kayaknya pegel banget."

"Kemarin kan gue abis main seharian di Dufan."

"Anjir!" Doyeon menggebrak meja heboh. "Nggak ngajaaak."

"Sama siapa lo? Jeka?" tanya Sinbi.

Ah, benar. Eunseo masih memiliki pacar, tapi sudah dua bulan ini Jeka tidak menghubunginya. Entah kemana rimbanya lelaki itu. Bahkan Eunseo lupa dengan keberadaan Jeka.

"Orangnya aja ilang."

"Gue bilang juga apa!" Sinbi mendecih. "Emang brengsek tuh laki. Udahlah, putus aja."

"Gimana mau mutusin coba Bi, kalo dihubungin aja nggak bisa?"

Sinbi berdecak. "Yaudah, artinya kalian udah bubaran. Dia udah ninggalin lo tanpa kabar, berarti dia juga udah nggak ada rasa sama lo."

"Gue jadi nggak pengen pacaran sama yang beda sekolah," Yoojung menggumam.

"Ngapain lah, selama yang satu sekolah aja yang jomblo merapak," Doyeon sepakat.

Eunseo hanya menggelengkan kepalanya. Teman-temannya itu sangat anti pada pacarnyaㅡatau sekarang tepatnya mantan pacar? Itu karena dulu, saat mereka pertama menjalin hubungan, di bulan ketiga Jeka ketahuan selingkuh dengan Eunha, teman sekolahnya. Hal itu yang membuat Sinbi sangat membenci Jeka. Dan selalu mengatai Eunseo bodoh karena menerima kembali Jeka.

Eunseo percaya pada kesempatan kedua. Hal itu tak selalu berarti buruk kan? Mungkin memang kali ini ia tak bisa membuktikan itu sendiri, tapi orang tuanya sudah. Dan Eunseo tak masalah. Memang agak sakit, tapi mengingat dua bulan ini Eunseo juga tak memikirkan Jeka, jadi Eunseo rasa mereka impas.

Tak lama mereka mengobrol, akhirnya bel berbunyi yang membuat mereka berjalan satu persatu keluar kelas menuju lapangan untuk upacara. Kegiatan rutin seminggu sekali yang tetap saja bosenin dan bikin pegel.

•••

Jaehyun dan beberapa anggota osis lainnya sedang sibuk menata ruang auditorium yang akan dipakai untuk seminar. Ada perwakilan dari salah satu kampus yang cukup terkenal yang akan mampir ke sekolahnya untuk berpromosi tentu saja. Seminar ini akan di isi dengan anak kelas 12 dan 11 saja.

Jaehyun memang bukan ketua osis, tapi dia termasuk ke dalam seksi koordinator yang mana selalu sibuk jika ada acara. Setelah semua siap, dan bangku-bangku sudah tertata rapih, Roa segera mengumumkan kepada seluruh anak kelas 12 dan 11 agar segera memasuki ruang auditorium.

Capeknya jadi anak osis, kalo ada acara gak pernah bisa duduk. Karena mesti berdiri di samping dan belakang untuk ngamatin anak-anak yang ngobrol. Kayak Jaehyun, dia udah capek banget mana kemarin dia juga abis dari Bandung karena kakaknya Krystal, alumni RasBin juga, ada acara tunangan sama Kak Kai, kakaknya Mingyu. Padahal baru pacaran sekitar 2 tahun, tapi udah serius banget. Soalnya Kak Kai juga pernah bilang ke Jaehyun kalo udah lulus kuliah terus kerja mau langsung nikahin Krystal. Bagus sih niatnya, jadi Jaehyun percaya aja kalo Kai bisa jagain kakaknya itu.

Yang capek bukan Jaehyun doang, kayak Mingyu, Jaemin, Jeno, Vernon selaku anak osis juga yang kemarin ikut ke Bandung pasti ngerasain kayak Jaehyun. Saat ini dipikiran Jaehyun cuma pengen rebahan aja.

"Pegel banget betis gue, Nu," keluh Jaehyun pelan pada Wonwoo yang berdiri di sampingnya.

"Izin aja ke UKS pasti dibolehin sama Ten."

Ten ini adalah ketos sekaligus ketua paskibra juga. Baik sih emang, tapi Jaehyun nggak enak karena udah beberapa kali mangkir osis karena keperluan keluarga.

"Gue tahan aja lah sejam lagi kelar," ucap Jaehyun pasrah. Wonwoo hanya tertawa saja.

Jaehyun sama Wonwoo diem lagi dan menyimak kembali acara seminar tersebut. Hingga sampai Hanbin, selaku seksi keamanan yang bolak-balik nyamperin murid cewek yang duduknya di barisan agak belakang.

Jaehyun pun menghampiri Hanbin yang keliatan udah nahan kesel. Ngerti Jaehyun mah, osis mereka itu ketat banget. Yang ngga nurut sedikit aja pasti kena hukuman. Dan itu yang ngebuat ngga ada yang berani macem-macem sama anak osis.

"Kenapa Bin?"

"Tuh, si Eunseo. Ngga bisa diem banget duduknya, bikin ribut."

Mendengar nama Eunseo lagi tersebut, Jaehyun pun menawarkan diri untuk menegur cewek yang udah jadi bahan gosipan temen-temennya akhir-akhir ini.

"Kenapa? Duduknya nggak nyaman?" tanya Jaehyun begitu menghampiri dimana Eunseo duduk.

"Ngg... Anu kakㅡ"

"Jangan ribut ya."

Tapi tetep aja udah dibilangin baik-baik juga Eunseo masih berulah di tempat duduknya. Padahal temen di sampingnya tuh ngga ngapa-ngapain. Malah ngasih tau Eunseo juga biar ngga kayak cacing kepanasan.

Dengan tanggap, Jaehyun pun langsung gandeng Eunseo keluar dari auditorium. Bukan dengan maksud apa-apa, tapi dia ngga mau karena satu orang doang bikin suasana ngga kondusif. Bisa-bisa nanti anak osis ditegur sama guru. Jaehyun ngga bisa pulang cepet terus tiduran dirumah karena pasti dihukum.

Jaehyun ogah!

•••

Part terakhirnya keapus muluuㅠㅠ capek nulis ulangnya kampay:(

Fate [Jaehyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang