Bagian 2

1.9K 316 53
                                    

Bagian 2
...

Mendekati tes untuk menjadi karyawan tetap, suasana kantor tidak bisa di bilang tenang.

Terlalu banyak mata-mata, penjilat, dan musuh dalam selimut.

Wonwoo yang sudah gagal sebanyak 3x dalam tes, merasa tidak percaya diri. Hubungannya dengan teman-teman satu tim nya juga kurang begitu baik sejak pengangkatannya sebagai Kordinator beberapa bulan lalu.

Beberapa teman berpendapat jika posisi tersebut di rasa tidak pas untuk Wonwoo dikarenakan kemampuannya yang di rasa kurang mempuni. Di mulai dari satu orang yang merasa keberatan, dan sisanya mengikuti karena hasutan berkepanjangan.

Semua itu membuat Wonwoo merasa tertekan. Sering kali anggota Tim nya juga tidak terlalu menganggapnya ada dan beberapa kali mengambil keputusan tanpa berunding terlebih dahulu dengan Wonwoo.

Memang tidak semua anggota tim menunjukkan rasa protesnya akan keputusan sang manager yang mengangkat jabatan Wonwoo. Beberapa masih ada yang bersikap manis dan berusaha menghargainya meski di belakang mereka sama saja, tetapi setidaknya Wonwoo berpikir itu lebih baik.

Desas desus tentang tes tahun ini mulai banyak di bicarakan. Rumor yang bereda, tes akan semakin susah dan di persulit. Posisi jabatan pun tidak akan mempengaruhi hasil tes karyawan tetap. Yang artinya ada kemungkinan Wonwoo akan turun jabatan, atau terburuknya di mutasi.

Tes karyawan ini berlaku untuk semua Divisi dan Departemen, itu artinya Mingyu juga akan mengikuti tes ini.

Berbeda dengannya, Mingyu justru terlihat biasa saja tanpa beban. Santai, dan tertawa dengan teman-temannya sambil menikmati kopi dan beberapa batang rokok di cafetaria.

Ingatkan Wonwoo untuk menendang bokong Mingyu nanti tentang beberapa batang rokok.

"Wonwoo-nim tidak makan siang?"

Salah seorang anggota tim nya bertanya. Namanya Rena, si cantik yang tengah populer di kalangan para manager dan supervisor karena keramahan dan sikap murah senyum-nya.

Wonwoo hanya menjawab dengan gelengan lemah setelah mengambil americano nya dan berjalan ke arah lift menuju rooftop untuk menenangkan diri.

Ketika membuka pintu rooftop, sapuan angin menyambutnya. Terasa dingin sekali meski musim dingin akan segera berakhir.

Wonwoo memilih duduk pada salah satu bangku di rooftop. Menikmati pemandangan sederhana dari tanaman-tanaman hias merambat yang menjadi hiasan rooftop.

Bagi Wonwoo, hal yang membuatnya senang bekerja di sini hanyalah rooftop nya. Tempat kerja sebelumnya hanyalah perusahaan kecil berupa ruko yang tidak memiliki rooftop. Wonwoo yang dasarnya suka menyendiri, merasa senang ketika mengetahui tempat ini memilik rooftop yang artinya bisa ia datangi kapanpun disaat pikirannya sedang kusut. Namun faktanya Wonwoo mengunjungi rooftop hampir setiap jam makan siang nya.

Beberapa saat menikmati waktu sendiri di rooftop. Tiba-tiba pintu rooftop yang bising ketika di buka, terdengar menyapa indera pendengar nya.

Mingyu disana membawakannya makan siang dengan senyum bodohnya. Dan Wonwoo tertawa kecil ketika melihat plester yang tadi pagi di tempelnya masih menempel di bibir Mingyu dengan rapih.

Padahal jelas tadi Wonwoo melihat Mingyu tidak memakai plester itu ketika di cafetaria.

"Hmmmm!" Dia mengangkat tangan menyapanya.

Mendekatinya dan menyerahkan beberapa makanan di atas meja, lalu mendekatkan wajahnya, meminta bantuan untuk membuka plester nya.

Wonwoo mendengus kecil melihat tingkah sahabatnya itu, dan membuka plesternya dalam satu tarikan kencang yang membuat Mingyu teriak kesakitan.

CosmicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang