"berapa lama?"
"dua bulan."
lelaki itu meringis. "selama itu kalian bersembunyi?"
aku menganggukkan kepalaku. "tolong jangan bilang yoongi."
ia mengangkat sebelah alisnya. "kenapa?"
"yah itu hm ...." duh, kenapa tiba-tiba aku tidak bisa menjawab?
selanjutnya aku bisa mendengar suara langkah kaki menuruni tangga. yoongi datang dengan rambutnya yang setengah kering. dia bisa melihat kami bertiga di sofa. untung saja aku dan taehyung duduk agak berjauhan.
"cuma kalian yang baru datang?" tanya yoongi lalu mendudukkan dirinya di antara aku dan taehyung. sepertinya yoongi sengaja melakukannya.
aku bisa melihat seokjin oppa meringis sedikit melihat bagaimana dengan santainya yoongi memisahkan aku dan taehyung.
"mana yang lain? ini sudah lewat hampir lima belas menit dari perjanjian," ujar yoongi lalu mendengus.
tepat setelah itu, bel pintu kembali berbunyi dan yoongi memaksaku untuk membuka pintunya. aku tersenyum kecil melihat semua sisa teman yoongi datang di waktu yang bersamaan. aku memberikan mereka jarak untuk masuk dan mereka masuk seakan-akan ini adalah rumah mereka sendiri.
sudah hampir setengah tahun aku tinggal di seoul dan sudah selama itu aku mengenal teman-teman yoongi. sejujurnya mereka sudah seperti kakak lelakiku yang lain. terkadang aku menyapa mereka saat tidak sengaja papasan di kampus. jimin pasti akan mencubit pipiku gemas dan namjoon pasti akan mengelus puncak kepalaku pelan.
seperti sekarang, setelah membuka sepatu, namjoon sempat mengusap rambutku dan jimin berhasil mencubit pipiku sehingga aku memberikannya tatapan kesal. apa jimin tidak sadar bahwa pipinya juga sangat menggemaskan hingga aku ingin menyubitnya?
setelah mereka semua masuk, aku menutup pintu dan merapikan sepatunya sedikit. dasar lelaki, mereka sungguh-sungguh berantakan.
aku kembali melangkahkan kakiku ke ruang tengah. seperti biasa, mereka tidak akan berhenti bicara, bertengkar tempat duduk dan remote tv. sedangkan taehyung, lelaki itu duduk dengan santai di ujung sofa sambil menggunakan ponselnya.
aku menghela napas. sejujurnya aku ikut kumpul dengan teman-teman yoongi karena aku ingin ikut makan. aku payah dalam memasak, dan yoongi sangat tahu hal itu. itu sebabnya yoongi selalu mengajakku untuk berkumpul bersama teman-temannya untuk makan.
"min sena, masih tidak tahu mau duduk dimana? sini duduk di pangkuan oppa." tersadar bahwa aku hanya diam berdiri di dekat mereka, namjoon yang pertama kali membuka suaranya kepadaku.
setelah itu ada dua buah bantal mendarat tepat di wajah namjoon. salah satunya dari yoongi dan lagi satu dari taehyung.
namjoon mengusap wajahnya, meringis kecil. "aku mengerti kenapa yoongi melakukannya, tapi tae?"
"refleks. kau terdengar menjijikkan," ujar taehyung lalu mengangkat kedua bahunya. aku bisa melihat yoongi menatap tajam taehyung dan seokjin oppa yang menyeringai.
"ada apa denganmu tae? perasaan setiap aku melakukannya pada setiap gadis yang lewat di club kau biasa saja," ujar namjoon lagi.
"gadis di club dan sena berbeda hyung," ketus taehyung. terdengar dari nada bicaranya taehyung tidak suka menyamakanku dengan gadis-gadis di club.
"aku hanya bercanda. dan kenapa kau begitu marah?"
seketika semuanya langsung terdiam. orang-orang melihat ke arahku dengan taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perks Of Knowing You; kth | ✔
Fanfictioni'm just happy to know you. -bahasa indonesia [lower case intended] 30032018 ::bxngtanism- '2018'::