CERITA DIBALIK JILBABKU

193 9 1
                                    

"Agama tanpa ilmu itu lumpuh, ilmu tanpa agama itu buta"




Saya adalah cewek  yang hidup di tempat masyarakat yang masih sangat kulot dan belum tahu banyak tentang agama. Saya tidak mengerti kenapa desa saya seperti tidak terjamah oleh manusia, bukannya saya  sombong tapi panorama alam di tempat  tinggal saya tidak kalah menarik dengan tempat-tempat wisata di daerah lain.
Dan yang paling tidak saya mengerti kenapa pengetahuan tentang agama di tempat tinggal saya  sangat sedikit dan dangkal, bukan hanya masyarakat ditempat saya saja yang tidak mengerti agama tapi keluarga saya juga, mereka semua juga belum mengerti  tentang agama, bahkan menurut  saya masyarakat di sini dan tanpa terkecuali keluarga saya sendiri hanya di KTP saja yang islam, bisa dikatakan islam KTP. Entah harus bagaimana agar tempat tinggal saya bisa menjadi tempat orang-orang yang berpendidikan, sedangkan di tempat tinggal saya ini orang-orangnya tidak mementingkat pendidikan, bahkan jika dihitung yang sekolah hanya beberapa orang saja dan Allhamdulillah saya termasuk orang yang inngin bersekolah, keinginan saya untuk bersekolah masih sangat  teguh, bukannya saya mencelah tempat tinggal saya atau apalah tapi ditempat tinggal saya orang yang bersekolah sering kali disebut orang yang bodoh karena sekolah hanya akan membuang uang saja, tapi menurut saya ilmu itu penting jadi saya harus tetap kuat menerima apa pun cemo’an orang tentang prinsip saya yang ingin menuntut ilmu.

Sebenarnya kalau boleh jujur saya ingin menjadi ustadsah yang berceramah dan memberikan kata-kata yang bermafat untunk orang banyak  agar semua orang tau kalau Islam itu indah dan islam itu sangat menarik apalagi saat kita mempelajari tentang sejarah Islam, saat kita mempelajari sejarah-sejarah Islam kita bisa tahu Dinasti-Dinasti yang ada pada saat zaman dahulu contohnya saja saat kita mempelajari sejarah Islam kita bisa tahu tentang Dinasti Abasiah dan  Dinasti Umayyah kita juga bisa mengetahui kalau Dinasti Umayyah  dipimpin oleh  14  Khalifa selama 90 tahun. 
Pokoknya banyak sekali yang bisa kita pelajari tentang sejarah Islam, bahkan kita juga akan mempelajari pusat-pusat Islam didunia ini contohnya saja Cordoba.
Kota itu adalah kota besar di Andalusia. Dahulu kota itu merupakan pusat kebudayaan dan kemajuan Islam selama 5 abad, tapi saya rasa pada zaman sekarang banyak orang yang masih belum tahu bahkan tidak berminat untuk tahu tentang kota –kota yang menjadi sejarah Islam, mungkin kalau boleh saya simpulkan kota-kota yang  menjadi pusat kejayaan islam dahulu sudah terlupakan. Saya akui saya bukan orang yang terlalu pandai tentang agama tapi saya juga tidak terlalu bodoh tentang agama.
Dulu waktu saya masih berada dijenjang sekolah menengah pertama disitulah saya mulai tertarik dengan hijab dan Islam karena saya melihat ustadsah yang memakai hijab dan dia terlihat sangat cantik, waktu itu dia sedang berceramah tentang sejarah Islam dan saat itulah saya sangat tertarik dengan Islam dan sejarahnya.
Kala itu saya sangat senang dan ingin memutuskan menggunakan hijab karena ustadsah yang berceramah itu juga menjelaskan kalau menutup aurat hukumnya adalah wajib, saya kira saat saya ingin memutuskan menggunakan hijab saya akan bahagia tetapi ternyata hidup tak seindah yang saya bayangkan, saat saya menyampaikan niat baik saya untuk memakai hijab, orang tua dan kakak-kakak saya tidak ada yang setuju kalau saya menggunakan hijab.
“untuk apa kau segala mau mengunakan hijab itu heh?” ucap bapak saya
“tanpa hijab kamu juga tidak mati” ucap emak saya menimpali
“entahlah kau ini merepotkan emak sama bapak saja,kau tahu kalau kau ingin memakai hijab kau harus membeli baju yang panjang dan jilbab, karna tidak mungkin kau memakai satu jilbab dalam setiap hari bukan?” ujar kakak saya yang  kedua
“betul kali kata kakak kau itu, buang-buang uang saja kalau harus membeli baju panjang dang jilbab-jilbab untu kau, kau contohlah kakak-kakak kau ini tidak ada yang merepotkan bapak, bahkan kakak-kakak kau ini tidak ada  seperti kau yang keras kepala ingin sekolah, kau lihat saja anak-anak disini mana ada mereka yang sekolah, mereka semua lebih memili untuk membantu orang tua mereka untuk bekerja di ladang” ucap bapak saya panjang lebar
“tapi pak, menutup aurat itu penting,   hukumnya wajib, dan soal sekolah, saya sekolah itu untuk mencari ilmu agar bisa  mendapatkan uang pak” ucap saya dengan  mata yang sudah berkaca-kaca karena menahan air mata agar tidak turun dari pelupuk mata saya.
“tahu apa kau tentang mencari uang? sudahlah jangan sok tahu kau tentang uang, kau saja hanya bisa merepotkan emak dan bapak kau saja”dan saat bapak saya mengatakan itu  air mata saya sudah tidak bisa dibendung lagi, air mata saya langsung turun tanpa saya suruh, dia langsung mengalir tanpa saya perintah.
“tapi kalau saya sekolah, saya bisa mengangkat derajat keluarga kita pak”balas saya yang masih kekuh dengan pendirian.
“ derajad seperi apa yang ingin kau angkat? apa yang bisa kau banggakan dari sekolah itu hah? apa yang kau dapat dari belajar agama? apakah ini yang kau dapat dari belajar di sekolah dan belajar agama, kau di ajarkan membangakang oarang tua kau sendiri?  harusnya kau bersyukur bapak kau ini masih mau membiayai sekolah kau sanpai sekarang ini, harusnya kau bersyukur bapak kau ini masih mau membuang-buang uang hanya demi ilmu kau yang tidak bermanfaat itu, di desa kita ini banyak sekali yang sekolahnya hanya sebatas SD bahkan ada yang tidak sekolah sama sekali karena sudah jelas-jelas sekolahan dari desa kita itu jauh dan itu hanya akan membuang-buang tenaga dan uang saja”ucap bapak saya sambil menggebu-gebu saya bisa melihat kalau dia sekarang sedang marah besar kepada saya karena mukanya yang terlihat memerah dan tangannya yang sudah terkepal kuat.
Sedari tadi air mata saya  terus saja mengalir tanpa berhenti, sungguh kata-kata bapak saya tadi sangat menyayat hati saya, cobaan saya begitu berat karena sering kali saya berdebad dengan orang di rumah ini tentag pentingnya sekolah dan agama, tapi entah mengapa saya tidak bisa melawan mereka sepenuhnya karena walau bagaimanapun juga mereka adalah orang tua saya, dan saya harus menghormatinya karena hanya anak durhaka yang membangkak orang tuanya, saya sendiri tidak inngin menjadi anak durhaka.
Saya berlari-berlari dan berlari dengan kaki tanpa alas, dengan mata yang terus mengeluarkan air, dan dengan hati yang sedang hacur, saya terus berlari dan seketika saya berhenti ternyata saya berlari menuju masjid, saya  juga bingung kenapa saya  berlari kearah sini? dan yang membuat saya lebih bingung lagi kenapa saya bisa sampai di majid ini? dengan keadaan seperti ini, karena agar bisa mencapai masjid ini harus menyebrangi sungai dahulu dan harus berjalan berkilo-kilo meter, tapi saya tidak salah lihatkan? ini masjid, ya ini memang masjid tapi  saya merasa saya belum berjalan berkilo-kilo meter, saya juga belum melewati sungai,  masjid ini dengan masjid yang sering saya datangi memiliki perbedaan karena kalau melihat ke langit sekarang sudah menunjukan jam tiga sore biasanya masjid yang sering saya datangi sudah ramai sekali jika sudah jam segini.
Tapi ini malah berbanding terbalik bahkan tidak ada seorang pun di masjid ini, saya berjalan memasuki masjid itu dan hanya kesunyian yang saya temuakan, masjid ini kosong tidak ada penghuninya satu pun, “apa ini memang masjid?”gumam saya, apakah selama ini di desa saya memang ada masjid? Apakah ini masjid sungguhan? Entahlah banyak sekali pertanyaan yang muncul dibenak saya, setahu saya di desa ini tidak pernah ada masjid.
Saat saya berjalan ingin keluar dari masjid ini tiba-tiba saya mendengar suara”pertahankanlah keimananmu jangan sampai runtuh, dan jangan sampai kau berpaling dari Islam”saya sangat terkejut dan tiba-tiba saya terbangun ternyata itu tadi hanya mimpi, saat saya terbangun saya ada dipondok tempat  biasa saya meluapkan emosi, tempat saya biasa menyendiri, dan tempat saya yang biasa menangis sesuka hati.
Kala itu saya sangat bingung bagaimana agar saya bisa memakai hijab, tetapi Allah memang maha adil saat saya membutuhkan sesuatu dia selalu memberikan pertolongan, saat saya bercerita masalah saya dengan teman saya yang ada di sekolah saya, ternyata dia memberi solusi kalau sekarang ada yang namanya GERJAB atau gerakan hijab jadi anak-anak yang ingin berhijab dan tidak memiliki dana akan mendapatkan sumbangan baju dan jilbab-jilbab”alhamdulillah” seru saya dalam hati.
Lega rasanya saat saya mendengar pernyataan teman saya yang bernama mova tadi, sekarang saya bisa menutup aurat tanpa harus membebani orang tua saya.

Sebulan telah berlalu setelah saya memakai hijab dan setiap harinya saya selalu mendengarkan kata-kata yang kasar, kotor dan kata-kata yang tidak pantas didengar, saya selalu di hinah oleh masyarakat sekitar dan yang paling membuat saya sedih adalah keluarga saya sendiri juga menghina saya, saya merasa tidak ada  sandaran untuk hidup, tidak ada yang akan melindungi, dan tidak ada yang peduli, hanya tangisan dan air mata yanga selalu menemani saya setiap harinya, saya tidak mengerti harus dengan apalagi saya berbicara, harus dengan kalimat apalagi saya bersuara, tak ada satupun yang mendengar, tak ada satupun yang perduli, saya bagaikan orang yang tidak diinginkan sama sekali.
Tapi bagai manapun cara mereka menghina saya, saya tetap teguh pada pendirian, saya terus belajar-belajar dan belajar dan ternyata benar kata orang “jika kita bersungguh-sungguh maka kita akan berhasil dan usaha tidak akan pernah menghianati hasil” saat tamat SMA saya mendapatkan beayasiswa di universitas  Al-Azhar di Kairo, saya sangat senang saat saya  mendengar informasi itu dan tiga hari setelah itu saya berangkat ke Kairo tanpa mengeluarkan uang sedikitpun, waktu itu saya selalu belajar-belajar dan belajar dan alhamdulillah saya lulus dengan nilai yang sangat memuaskan”alhamdulillah”.
Sekarang impian saya sudah tercapai yaitu igin menjadi pendakwah dan ustadsah yang disegani banyak masyarakat, saya juga menyebarkan agama Islam di desa saya dahulu, saya membangun masjid membuat pesantren disana dan yang paling membuat saya senang adalah orang tua saya dan kakak-kakak saya bangga terhadap saya dan mereka sekarang juga sudah menjalankan sholat lima waktu. Karena semua hal yang telah saya lalui saya mengerti ternyata hidup memang sangat bervariasi didalam kehidupan selalu ada canda, tawa, tangis dan kesedihan, benar kata orang “hidup ini seperti panggung sandiwara yang alurnya mudah berubah-ubah".

Saya percaya kalau ilmu adalah harta yang paling berharga karna tanpa ilmu manusia akan tersesat dan ketika kekuatan kata manjaddah wajadah telah bersemi maka kesuksessan akan kau miliki.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

itu ceritanya habis dia bertengkar sama keluarganya dia lari kepondong tempat dia biasa menyendiri dan karena kelelaha menangis dia jadi tertidur

Sasa_Rz
Susumilo_
Nws_14
malasu127
babyblueboice
Nesavalentina
Nurvinaar
ElynSherlyana
LusianaHS
kanayargilda
@aliapare
@drinarti
@ayu_lest
Femysiit17
dinaimr

Maaf ya yang gak ketag soalnya aku gak tau siapa aja anggota NWS

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHORT STORY (OS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang