D

4 4 3
                                    

"Hai, Alfa! Udah ngerjain tugas kimia belum?" tanya Kesya dengan nada manja dan girly sekali.

Kubalas tatapan manisnya dengan senyuman riang. "Sudah dong. Mau pinjam?"

Kentara sekali Kesya berbinar, lalu tanpa babibu ia mengangguk. "Boleh! Selain genius, kamu juga baik ya."

Kukeluarkan buku kimia dari tas dan menyerahkan kepadanya. "Terima kasih. Aku suka kamu panggil aku genius padahal aku gak genius."

Kesya tertawa ringan, kemudian mengacak poniku sebelum akhirnya pergi. Aku menggeleng sebagai bentuk reflek setelah orang-orang mengacak poni rambutku.

Tapi tidak untuk dia!

Sekan.

Cowok jangkung yang sedang berdiri dibalik pintu kelas yang setengah tertutup. Hoodie-nya rapat sekali. Aku yakin ia sudah berkali-kali kena tegur BK karena memakai hoodie di dalam area sekolah.

hoodie kb. jaket atau baju hangat bertudung

"Sekan! Aku punya batu!" seruku dari ruang kelas.

Itu hal yang wajar di kelasku. Apalagi aku anak yang paling muda di sini, malah diberi kebebasan berekspresi. Tapi cuma Sekan yang tidak menyukai itu, mungkin.

Sekan menoleh, kelihatan sekali bahwa ia menoleh hanya untuk formalitas kalau ia bukan cowok tuli ataupun dungu. Ia menaikkan satu alisnya sebagai bentuk tanda 'apa?'.

"Aku punya batu! Udah aku cat, warna-warni lho. Kayak pelangi, lucu."

Teman-teman yang memerhatikanku tertawa, ada juga yang cuma menoleh sekilas. Mungkin aku aneh. Tapi respons Sekan lebih aneh.

"Batu. Cat. Pelangi. Lambang LGBT." Kemudian dia berbalik, memunggungiku lagi.[]

Recalling Your Love and Your DictionaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang