Twelev- edisi special cihuy

916 152 49
                                    

Berapa kali, ku harus katakan ngevote
Berapa lama, ku harus menunggumu

🐾🐾🐾

Gue terbangun dari tidur siang gue. Di luar mendung menggerayapi langit. Gue melihat jam pukul empat sore. Kaki gue memang masih sakit, tapi lebih mending daripada kemarin siang. Gue berjalan menuju kamar mandi dengan tertatih-tatih. Gue mau menyegarkan kembali badan kaku gue ini. Dan sepertinya mandi air hangat memang enak.

Currr.........

Suara air mengalir dari kran. Gue berendam dalam bath up. Ahhh...... Enak banget rasanya. Saat gue lagi menikmati hangatnya air. Gue mendengar suara teriakan

"Arrghhhh......."

Suara tersebut menggema di seluruh rumah. Jelas terdengar di kuping gue. Gue mengernyit. Ada apa. Tapi gue mencoba mengabaikannya. Paling trio curut tersebut yang gak sengaja liat kecoa terbang kearahnya. Atau enggak, mereka lagi liat film yang ada valaknya. I dont know. Dan gak mau tau.

Tapi perasaan gue menjadi gak enak saat ada suara ketukan dari pintu kamar gue. Gue mengernyit. Siapa yang mengetuk pintu gue.

"Siapa ??" teriak gue dari dalam kamar mandi. Tapi tak ada sahutan dari luar. Hahh.... Dasar trio curut itu. Pasti lahi ngisengin gue. Gue gak takut asal tau aja.

Dengan segera gue menyelesaikan ritual mandi gue. Dengan secepat kilat gue memakai baju. Gue pengen menghajar trio curut yang udah ngisengin gue. Saat gue lagi mengeringkan rambut, terdengar lagi suara ketukan pintu kamar gue. Gue mendecak sebal.

"Siapa sih ??" kata gue seraya menuju pintu. Gue membuka pintu dan melihat keadaan rumah. Tak ada siapapun. Rumah juga dengan keadaan gelap. Gak ada yang mau nyalain lampu ya, batin gue.

Saat gue hendak berbalik masuk, gue melihat secarik kertas di depan pintu. Gue memungutnya. Gue membuka dan membacanya dengan perlahan.

Matilah kau. Tak ada yang bisa menyelamatkan mu

Deg. Jantung gue berpacu dengan cepat. Ada noda merah yang gue kira itu adalah darah yang ada di kertas tersebut. Gue menjadi takut. Pikiran-pikiran tak baik langsung menyergap otak gue. Gue melihat ke kanan dan ke kiri. Tak ada orang. Rumah terlihat sangat sepi.

"Chanyeol... Kai... Hun..." gue memanggil mereka. Tak ada sahutan. Hanya suara gue yang menggema. Jantung gue semakin tak terkendali.

"Kalian !!! Plis jangan nakut-nakuti gue !! Ini bukan tanggal 31 oktober, bukan  halloween. Jadi jangan sembunyi lagi dong !!" seru gue. Tapi tetep aja nihil, gak ada yang bales omongan gue.

Tiba-tiba aja gue teringat akan teriakan saat gue ada di kamar mandi tadi. Jangan-jangan memang ada pembunuh di dalem rumah gue. Dia menyelusup masuk. Gue bener-bener kalut kalo kaya gini.

Gue memutuskan untuk pergi ke kamar Chanyeol, yang kebetulan memang kamar paling deket sama kamar gue. Gue melihat pintu kamarnya ke buka. Gue masuk tapi gak ada tanda-tanda kehidupan di sana.

ADEK × Trio BangsatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang