Bagian 19

3.5K 216 35
                                    

Bertemu denganmu itu cukup satu kata saja, bahagia.
—FelDev

▪▪▪

Felicia duduk di kursi sembari menopang dagunya di atas meja dengan sebelah tangan. Sedangkan sebelah tangan lainnya men-scroll feedback instagram dengan malas.

Seperti biasa Ia harus rela lumutan menunggu Syena yang melakukan ritual dandan bersama teman sekelasnya. Jika saja Syena bukan sahabat sejak pantat mereka masih merah, sekalipun teriakan Syena menyebabkan seluruh gedung kampus roboh dan air laut meluap sehingga terjadi tsunami, masa bodoh untuk menunggunya.

Namun berhubung hati Felicia sesuci dan sepolos bayi yang baru saja lahir, Ia rela menunggu meskipun waktu berharganya akan terbuang sia-sia.

"Nomor siapa nih?" Sahut Felicia keheranan melihat sebuah nomor baru yang menelponnya.

"Angkat kali Pel," Tegur Syena melirik Felicia menggunakan ekor matanya karena sibuk mengoles lipstik di bibirnya.

"Halo," Ucap Felicia.

"Halo Felicia ini Tante Mona, mamanya Devano,"

"Hah. Lo kok bisa tante tau nomor saya?"

"Iya Fel, tante minta nomor kamu sama Devano,"

"Oh iya tante. Umm, ada apa yah?" Tanya Felicia penasaran.

"Fel, bisa nggak ke sini sekarang?" Suara Mona terdengar memohon.

"Disini, dimana Tante?" Tanya Felicia meringis.

Disini itu merujuk pada tempat yang bisa disebut dimana saja, bisa jadi di rumah, salon, WC atau di mana-mana saja hatimu senang.

"Di rumah tante, sekarang juga!" Suara Mona penuh penekanan dan kedengarannya panik.

"Devano!" Teriak Mona kencang hingga Felicia harus menjauhkan iphonen-nya dari telinga.

"Pranggg." Terdengar suara barang pecah.

"Halo tante ada apa?" Tanya Felicia ikutan panik.

Terdengar suara Derino menangis kencang.

"Halo. Ha—"

Felicia berdecak kesal saat Mona mematikan teleponnya secara sepihak.

"Apa yang terjadi sih?" ucap Felicia penasaran.

"Kenapa Fel?" Tanya Syena mengernyitkan alis ke arah Felicia.

"Na, maafin gue yah, gue pulang duluan dulu," ujar Felicia buru-buru beranjak dari kursi.

"Pel, gue gimana?"

"Pel!" Teriak Syena kencang.

Felicia tidak menoleh sama sekali meski Syena meneriakinya seperti maling sendal mesjid yang ketahuan menjalankan aksinya.

"Pel, gue pulang bareng siapa. Mobil gue di bengkel, ya kali gue pulang bareng Mang Ujang!" Jerit Syena dengan mata berkaca-kaca.

"Pesan ojek online pea atau nggak lo numpang sama siapa aja yang mau nganterin lo pulang, kalau ngga ada yang mau serah lo, mau terbang kek, ngesot kek, tiarap kek, bukan urusan gue!" Teriak Felicia geregetan saat berbalik memandang Syena yang hampir saja menangis.

"Pel, lo tega amat sih sama sahabat lo yang imut ini," Balas Syena mulai terisak.

"Udah deh nggak usah manja, kalau lo mau bermelodrama sana di Korea," geram Felicia menggertakkan gigi kemudian melangkahkan kaki.

"Pel!" Teriak Syena mengulurkan tangan, seperti perpisahan dalam film drama percintaan.

Felicia terus melangkahkan kakinya dengan cepat. Pikirannya kacau dan perasaanya was-was.

TERNYATA CINTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang