Chapter 6 Rocket (2)

286 34 5
                                    

Seungkwan pasrah, dia sama sekali tidak bisa bergerak. Seungkwan memejamkan kedua matanya berharap ada gempa atau apapun juga saat ini agar mingyu bisa berhenti melakukannya.

Jarak antara bibir seungkwan dan juga bibir mingyu saat ini mungkin hanya 1 cm, seungkwan bisa merasakan aroma nafas mingyu yang berbau cherry. Ya karena sebelum kejadian ini Mingyu memang sedang memakan permen dengan rasa cherry.

Bugh

Terdengar suara debuman keras yang membuat seungkwan langsung membuka matanya. Seungkwan berteriak melihat Mingyu yang saat ini sedang terkapar dilantai kampus dan sudut bibirnya berdarah.

Hansol tanpa sengaja melihat kelakuan bejat Mingyu yang membuat darahnya mendidih dan langsung memberikan tinjunya kepada Mingyu tanpa aba-aba, dan tanpa ampun. Hansol menarik lengan Seungkwan dan menyembunyikan seungkwan dibalik tubuh nya.

“sudah hentikan hansol-ah” seungkwan sedikit terisak berusaha menghentikan tindakan hansol, tapi sia-sia telinga hansol seperti disumpal oleh kejadian tadi dan membuatnya sangat kalap.

Mingyu terlihat berusaha untuk bangun dari posisinya, Mingyu menggunakan kedua kaki dan tangannya untuk menumpu badannya akibat pusing yang disebabkan pukulan Hansol membuatnya sedikit limbung dan langsung berbalik meninju wajah Hansol.

Seungkwan dengan sigap langsung menangkap Hansol yang posisinya saat itu persis didepan Seungkwan. Belum sempat Seungkwan mengecek keadaan Hansol, Mingyu langsung menarik baju Hansol dan melayangkan kembali tinjunya pada wajah mulus Hansol.

Terjadi adu jotos antara Hansol dan Mingyu

“jangan pernah menganggu seungkwan”

Bugh

Vernon sekali lagi memberikan tinjunya pada Mingyu, kali ini bukan diwajah, tapi tepat diperut Mingyu yang langsung membuat Mingyu terdorong kebelakang.

“kau urusi saja urusanmu sendiri” balas mingyu sambil memegangi perutnya dengan tangan kirinya, sebentar saja, setelah itu kedua tangan Mingyu berpindah kembali ke baju milik Hansol.

Seungkwan sudah tidak kuat melihat dua pria beradu jotos dihadapannya, Seungkwan berusaha melerainya

“kenapa tidak ada satupun manusia yang lewat disini” pekik Sengkwan sedikit terisak dan memegang tangan Mingyu yang dari tadi sudah memegangi Hansol. Seungkwan berusaha untuk melepaskan genggaman tangan mingyu

sunbaee kumohon hentikan” Seungkwan menarik tangan Mingyu tapi tenaga seungkwan sangat kalah dibandingkan dengan tenaga Mingyu.

Mingyu yang masih terbawa emosi berusaha menyingkirkan tangan seungkwan yang dari tadi menghalanginya untuk memukul Hansol, Mingyu lupa mengontrol tenaganya dan membuat seungkwan terpelanting.

“aww” teriak seugkwan masih tersungkur dilantai kampus dan memegangi siku kanannya, karena sikunyalah yang pertama kali mendarat di lantai yang cukup kasar itu.

Mingyu yang menyadari kebodohannya langsung menghentikan aktivitasnya saat itu juga. Hansol yang melihat kejadian itu langsung memberi tinjuan mautnya sekali lagi pada Mingyu dan berlari kearah seungkwan

“maafkan aku kwan-ah, aku tidak bermaksud untuk melukaimu” Hansol memegang pundak seungkwan dan menatap sengkwan dengan tatapan bersalah. Meskipun bukan Hansol yang menyebabkan Seungkwan tersungkur tapi tetap saja dia merasa tetap harus bertanggung jawab.

Mingyu berusaha mendekati Seungkwan yang saat ini masih terduduk di lantai kampus bersama dengan Hansol, saat tangan Mingyu berusaha mencapai Seungkwan, Hansol  langsung menepisnya.

“kau hanya bisa menyakiti Seungkwan, tak bisakah kau merubah sedikit sifatmu? Tak bisakah kau belajar dari masa lalumu?” Hansol sedikit membentak Mingyu dan memberikan tatapan tajam pada Mingyu.

“ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan masa lalu ku, dan kau tak berhak mengatur hidupku” balas Mingyu tidak mau kalah.

“cukup” seungkwan sedikit berteriak

Mingyu dan Hansol langsung bugkam dan memandang Seungkwan

“bisakah kalian berhenti bertengkar, aku.. aku benar-benar lelah melihat kalian berdua” Seungkwan tau tidak seharusnya dia menangis, tapi dia sudah menahannya dari tadi, rasa sakit di bagian tubuhnya akibat ulah Mingyu, rasa sakit dikepalanya karena melihat Mingyu dan Hansol bertengkar, belum lagi rasa syok yang masih berbekas akibat ulah Mingyu.

Hansol langsung memeluk Seungkwan masih dalam posisi keduanya duduk di lantai kampus. Kepala Seungkwan terbenam di dada milik Hansol. Hansol mengusap belakang kepala seugkwan lembut sekali.

Keesokan paginya Seungkwan bangun dengan perasaan kacau, badannya terasa seperti habis digebukin orang, mukanya bengkak, lebih tepatnya matanya karena setelah Hansol membantunya membersihkan luka disikunya dan diantar pulang kerumah, Seungkwan kembali melanjutkan tangisnya di kamarnya. Sendiri.

Seungkwan siap-siap berangkat kekampus, wajahnya dilapisi dengan riasan tipis dan juga mengenakan snapback berwarna merah muda untuk menutupi wajah dan juga matanya yang bengkak akibat nangis semalaman. Tetapi usahanya kurang berhasil karena pada saat sarapan mama seungkwan langsung bertanya perihal wajahnya yang sedikit membengkak itu.

uri kwannie kenapa wajahmu bisa bengkak seperti itu?” nyonya Jwa (ibu Seungkwan) menangkup wajah putri semata wayangnya dengan kedua tangannya untuk melihat lebih jelas.

Seungkwan menepis tangan mamanya pelan “habis nonton drama mah, semaleman. Sedih banget ceritanya. Mama harus nonton deh pokoknya seru, konfliknya dapet banget” cerocos Seungkwan untuk menghilangkan rasa curiga sang bunda terhadap dirinya.

“kamu ya udah kuliah dramanya dikurangin, belajar yang bener, cari pacar kalau perlu biar ga nontonin drama sampe bengkak-bengkak gitu” oceh nyonya Jwa kepada putrinya. Tampaknya nyonya Jwa tidak curiga sama sekali terhadap putrinya yang sudah berani berbohong padanya.

“yasudah mama berangkat kerumah sakit dulu ya sayang, sarapannya dihabisin” nyonya Jwa mencium kedua pipi putrinya dan langsung pergi meninggalkan seungkwan dirumah sendirian.

Seungkwan yang sudah menyelesaikan sarapannya langsung bergegas keluar rumah untuk pergi kekampus dan dia sangat berharap tidak bertemu dengan Kim Mingyu ataupun Hansol hari ini.

Pada saat Seungkwan keluar rumah lagi-lagi dia melihat Kim Mingyu sudah stand by didepan pagar rumahnya dengan wajah yang tidak ceria seperti biasanya.

Seungkwan berjalan melewati Mingyu dan tangan Mingyu langsung memegangi tangan Seungkwan dan membuat Seungkwan langsung berhenti dan tidak menoleh, posisi seungkwan tetap membelakangi Mingyu.

“maafkan aku” Mingyu membuka pembicaraan

Suaranya terdengar serak. Dia tidak habis menangis kan pikir Seungkwan.
Seungkwan berusaha melepas pegangan tangan Mingyu. Seungkwan memang sudah memaafkan sunbaenya tapi seungkwan hanya ingin memberi jarak pada dirinya dan Mingyu.

Seungkwan memberhentikan taksi yang lewat dan meninggalkan Mingyu tanpa sepatah kata pun sendirian didepan rumahnya.

Gimana? 1st kiss nya seungkwan gajadi di curi sama Mingyu yaa. Kesian verkwan shipper kalo 1st kiss nya seungkwan diambil sama mas mingyu hehe

Kependekan ya chapternya? Tau kok maapkeun saya ya udah stuck soalnya.

Menerima segala kritik dan saran dan juga vote 🤗

Kiss and hugs

Verkwan shipper

Adore U [VERKWAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang