Comeback Melody hampir menyita seluruh waktuku, bahkan kini aku harus pulang terlambat di hari ulang tahunku sendiri karena harus menjalani syuting variety show di sebuah stasiun TV swasta, sementara member lain mungkin sedang bersenang-senang di dorm. Aku curiga, Eonnie-deul sengaja menjauhkanku dari dorm karena ingin mempersiapkan sesuatu yang spesial.
Terhibur dengan pemikiran itu, aku berjalan riang menuju lift, meski seluruh tubuhku rasanya pegal karena seharian belum istirahat. Senandung kecil kulantunkan sebagai tanda kebahagiaan selagi menunggu pintu lift terbuka di lantai 12. Tadi pagi, Ibuku yang biasanya bersikap dingin dan hanya mengirim pesan untuk bertanya kapan aku pulang, mengejutkanku dengan mengirimkan ucapan selamat ulang tahun. Mungkin bagi orang lain terdengar biasa, tapi bagiku, ini sangatlah berarti. Ibuku bukan wanita romantis bermulut manis, dia seorang yang praktis dan sederhana. Tentu saja pesannya pagi tadi merupakan sebuah perubahan besar.
Senyum di bibirku masih selebar sebelumnya saat memasukkan pin ke panel pintu dorm, karena membayangkan kerepotan Eonnie-deul mempersiapkan sebuah pesta kejutan untukku. Sayangnya, Cho Neora terlalu pintar untuk dibodohi. Segera setelah pintu menjeblak terbuka dengan bunyi tililit pelan, aku tertegun mendengar alunan gitar akustik yang indah dari ruang tengah.
Cepat, aku berjalan masuk. Hanya untuk mendapati jantungku berdetak kian kencang saat mataku menemukan kehadiran seorang pria tampan di sofa ruang tengah kami. Pemuda itu berkulit putih mulus, dengan bibir berwarna merah yang kontras dengan warna kulitnya. Hidungnya mancung, dan beralis tebal, hanya saja... aku masih penasaran dengan matanya, karena lelaki itu masih terpejam selagi memetik gitarnya dengan lembut.
Inikah kejutan yang disiapkan Eonnie-deul untukku? Tapi, siapa pemuda tampan itu? Apakah... dia penggemar rahasiaku? Oh, Cho Neora! Kau memang hebat!
Tidak ingat kapan aku melepas wedges yang kupakai, dan menggantinya dengan sandal rumah berwarna abu-abu. Yang kutahu, kini aku sudah berdiri di depan lelaki itu. Kedua tanganku menyilang di dada, seolah ingin menahan agar jantungku tidak melompat keluar sewaktu-waktu ia membuka mata.
Tepat, ketika lagu yang dimainkannya berakhir. Pemuda itu membuka mata. Sepasang mata beriris hitam yang indah itu seolah menyihirku untuk tetap berdiri di sana. Mengagumi ketampanan pemuda asing itu dengan seksama.
"Terima kasih. Itu indah sekali. Aku benar-benar terharu," cerocosku tanpa henti ketika ingat untuk kembali bersuara. "Eonnie-deul yang mengijinkanmu masuk? Ah, aku benar-benar harus berterima kasih pada mereka. Karena telah memberikan kado terindah di hari ulang tahunku."
Senyum tipis yang tersungging di bibir pemuda itu menambah berkali-kali lipat kadar ketampanannya. "Selamat ulang tahun!"
Demi Tuhan! Aku, Cho Neora. Gadis yang dikenal angkuh dan sombong oleh kawan-kawanku, tapi mengapa... hanya mendengar kalimat itu keluar dari bibirnya, membuatku nyaris kehabisan napas.
"Terima kasih sekali lagi," balasku antusias selagi menyentuh kedua tangannya. Menggenggamnya erat. Rasanya benar-benar hangat hingga menjalar ke hatiku. "Aku akan memberimu tanda tangan. Atau... kau ingin foto bersamaku juga? Tapi, kalau boleh tahu... siapa namamu?"
"Aku—"
"Jonghyun—eh? Neora, kau sudah pulang?"
Aku menoleh cepat, dan menemukan Jia Eonnie sedang membawa sepiring ddeokbokki di tangannya. Tapi... "Di mana kue tart-nya?" tanyaku bingung. Bukankah seharusnya dia datang membawa kue tart untukku?
"Kue tart apa?" Jia Eonnie kini sudah duduk di sofa. Tepat di samping... oh, tidak! Mereka terlihat akrab.
"Kenalkan, Neora-ya... dia Lee Jonghyun. Sahabat baikku saat masih sekolah dulu. Malam ini, setelah sekian lama, dia datang mengunjungiku. Bukankah itu manis?"
YOU ARE READING
Melody [Series]
FanfictionKumpulan Short Story dari para member Girl Grup Melody. Temukan kisah cinta lucu, unik, manis dari setiap member Melody.