BOOK OF KAIA

12 2 0
                                    

(PROLOG)

Aku Irina, gadis umur 17 tahun yang kembali lagi ke desa Kalos setelah sekian lamanya.. Untuk bertemu dengan Nenek Sera, satu-satunya nenek ku yang tercinta.

Desa Kalos, desa yang amat sejuk, masih terdapat banyak pepohonan, sungai, sawah bahkan ada hutan dibawah bukit nan hijau itu. Penduduk desa yang ramah, hewan-hewan yang masih banyak bertebaran di sekitar lingkungan desa. Ada burung-burung berkicau, tupai yang meloncat dari pohon satu ke pohon satunya, seakan mereka menyambut kedatanganku yang sudah beberapa tahun jarang mengunjungi desa ini.

Terdapat alasan kenapa aku meninggalkan desa nan indah ini. Kedua orang tua ku, mamah dan papahku yang sudah lama berpisah sejak umurku 9 tahun memang sempat membuatku bersedih dan menjadi anak yang pendiam. Membuatku tenggelam dengan banyaknya buku-buku fantasi yang suka di bacakan Nenek Sera dahulu.

Aku yang sedari kecil tinggal di Desa Kalos bersama Nenek Sera, diajak mamahku untuk pindah ke kota. Dengan alasan agar mamah dapat melupakan kenangan papah secepatnya dengan cara meninggalkan Desa Kalos.

Setelah beberapa tahun berlalu, keadaanku sekarang sudah lebih baik semenjak aku memiliki beberapa teman di SMA. Aku berubah menjadi anak yang periang, mulai tersenyum kembali tetapi masih menyukai cerita-cerita fantasi.

🌸🌸🌸

"Hei nek.. Irina kangen sama nenek."

Sapaku seraya memeluk Nenek Sera.

"Aduh.. Cucu nenek sudah besar ya. Lama gak jumpa, nenek kangen. Gimana kabar kamu dan mamahmu di kota selama ini cu?"

Nenek Sera membalas pelukanku seraya mengusap-usap tangannya ke punggungku.

Sambil memeluk erat dan sesekali menatap wajahku lekat-lekat. Seakan masih tidak percaya dengan kehadiran cucu semata wayangnya itu.

"Iya nek.. Irina baik kok nek. Maaf nek, Irina belakangan ini jarang berkunjung lagi ke desa. Abis udah mulai sibuk di sekolah buat siapin ujian. Dan lagi mama sekarang udah mulai banyak kerjaan di kantornya.. Biasa wanita karir."

Sambil mengkerucutkan bibir ku didepan nenek Sera.

"Iya ga apa-apa cu, nenek maklum, yang penting kalian berdua bahagia dan sehat yah disana. Nenek disini masih ada yang nemenin, kan ada Bu Zie yang suka bantu nenek dirumah."

Diraihnya tanganku seraya mengelus-elusnya untuk menenangkanku.

Aku tau nenek yang sendiri setelah meninggalnya kakek dan hanya memiliki mamah sebagai anak semata wayangnya. Tapi mamah dan aku, cucu satu-satunya nenek malah memilih pergi ke kota. Sedih memang, tetapi itu sudah menjadi keputusan mamah ku, dan beruntung masih ada tetangga baik kami semasa di desa yakni Bu Zie yang dengan ikhlas menemani nenek sehari-harinya.

"Oia nek, Irina di desa selama sebulan loh.. Jadi Irina akan deket-deket nenek lagi deh.. Nanti malam Irina boleh kan tidur berdua dikamar nenek dan diceritain kisah fantasi lagi kayak Irina kecil dulu ya nek. Hehe."

Rayuku kepada nenek. Sifat manjaku ini biasa keluar kalau deket-deket nenek Sera.

"Iya-iya.. Aduh cucu nenek yang udah besar tapi masih manja banget sama neneknya ya. Hahaha.."

"Ih.. Biarin nek, kan Irina cucu satu- satunya nenek. Jadi biar aja dong. Oia nek, Irina kangen mau dateng ke perpustakaan desa ini lagi nek. Mau liat-liat dan baca buku yang menarik lagi." Kataku kepada nenek.

"Perpustakan desa yah.. Hmm.. Sepertinya perpustakaan itu mulai jarang peminatnya lagi semenjak kamu, langganan tetapnya mulai pergi. Tapi kalau kamu mau coba kesana, boleh aja." Nenek mencoba mengingat-ingat.

"Oh gitu nek.. Irina beres-beres baju dulu ya nek."

Sambil melaju kekamar untuk membereskan baju, aku memantapkan hati untuk besok bermain melihat-lihat buku di perpustakaan desa.

🌸🌸🌸🌸

Esoknya dengan langkah ceria, setelah pamit sama nenek dan mamah, ku bergegas menuju ke perpustakaan desa.

Sesampainya disana, ku melihat..

Benar kata nenek ternyata perpustakaan itu sudah tidak ada pengunjung yang berminat masuk, dikarenakan memang kondisi bangunan yang sudah tidak layak huni itu. Tetapi masih ada beberapa sisa buku-buku yang masih tersimpan di raknya.

Ada satu buku yang dari sampulnya memang menarik untuk dibaca. Sampul buku ini terbilang tua, aneh, dengan beberapa kata-kata (seperti mantra yang aku ga paham bahasa apa) tertera di sampulnya.

Tetapi masih ada huruf yang dapat ku mengerti sedikit.

KAIA.

Hanya lima kata itu yang dapat ku baca.


🌸Pesan Penulis

Jangan lupa untuk vote dan komennya yah. Di bab selanjutnya barulah kalian bisa mulai menentukan pilihan ceritanya sendiri. So.. Ditunggu dan terus dibaca kelanjutan kisah Irina..
😊😊

A Journey To AMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang