Harap yang pupus (Part 13)

30 1 0
                                    



Mentari mulai bersinar ketika Mirna masih menikmati lari-lari kecil di minggu yang cerah, ia nampak sendirian tak ada teman disampingnya yang diajaknya ngobrol sambil menghirup udara segar. Sesekali ia menganggukan kepala kepada orang-orang yang ditemuinya, mereka saling mengenal karena tinggal di sekitar kosan Mira.

"Mir." Tiba-tiba seseorang mengagetkannya, Mira segera menoleh dan cukup kaget melihat siapa yang dibelakangnya.

"Eh, Kak Arya, kok tumben jalan-jalan disini kak?"

"Iya sengaja Mir, biar bisa melihat nona cantik yang jalan pagi di tempat ini." Kata Arya sambil menggoda Mira, karena Arya tahu teman yang bersamanya saat ini yaitu si Nur Amat ada hati sama Mira. Beberapa kali Nur menanyakan tentang Mira kepada Arya maka pagi itu mereka berinisiatif jalan pagi ke tempat itu agar dapat bertemu dengan Dian dan Mira yang biasa jalan setiap hari minggu di tempat itu, yaitu di taman bermain dekat kos-kosan dan dekat juga dengan sekolah mereka.

"Eh, Mira kok nggak bareng sama Dian?" Tanya Arya kepada Mira yang sedang tersipu cukup malu karena bertemu cowok-cowok ganteng sedangkan ia sendirian.

"Iya kak, biasanya Dian nginap di tempatku kalau malam minggu, tapi kemarin dia sedang diam tak seperti biasanya kak, upps." Secepat kilat Mira menutup mulutnya, karena baru sadar telah mengatakan suatu hal yang sebenarnya harus disimpannya dalam-dalam.

Arya tersenyum memandang Mira, yang merasa bersalah telah mengatakan suatu tentang keadaan temannya. Mira merasa salah tingkah dihadapan kakak kelas yang sangat diseganinya apalagi sekarang ada Nur yang nampak terus menerus memandanginya. Mira memutar tubuhnya menghindari pandangan Nur dan Mira juga menahan rasa yang tak menentu dihadapan kakak kelasnya sang ketua OSIS tersebut. Arya memang memiliki pesona tersendiri dihadapan semua siswi di sekolah tersebut temasuk Mira, maka tak heran jika kali ini Mira juga nampak gugup dihadapan Arya. Statusnya yang nampak tidak menjalin hubungan dengan siapapun di sekolah itu, sehingga tak mengherankan dihati setiap siswi menyimpan harapan agar dapat mendapat tempat dihatinya. Meski nampaknya semua harap itu harus terpupus, namuntidak melumpuhkan harap untuk bisa mengagumi sang ketua OSIS dan bintang kelas tersebut.

KESETIAAN  YANG TERLUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang