8. Interest

385 70 12
                                    

4 April 2018

Annyeong...
Aku update chapter baru Love to Heal. Mulai dari sini moment Seungwan Yoongi akan semakin banyak (semoga😄). Makasih buat teman-teman yang masih ngikutin. Jangan lupa vote dan comment-nya ya. Enjoy!!

Uribluebell

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Yoongi menegakkan tubuhnya. Pandangannya ia edarkan ke sekeliling jalanan di depan rumah Choi Inha, si narasumber pertama, yang tampak sepi. Mata sipitnya melirik jam tangan. Jam 8.30. Masih setengah jam lagi. Ia pun kembali menyandarkan punggungnya ke sandaran jok mobilnya, memejamkan mata. Menunggu memang bukan kegiatan favoritnya tapi untuk kali ini ia tak keberatan sama sekali.

Yoongi terbangun karena ketukan di kaca jendela mobilnya. Seraut wajah pemuda dengan gigi kelincinya muncul. Yoongi menurunkan kaca jendela dan langsung disambut keluhan Jongkook.

"Hyung, tega sekali kau meninggalkanku. Tahu tidak? Aku menghabiskan semua uang yang kupunya untuk naik taksi ke sini!"

Yoongi menanggapinya hanya dengan menguap malas.

"Hyung tidak bilang mau pergi duluan jadi aku pergi ke studio. Tahu begini, aku langsung ke sini naik kereta saja dari rumahku!"gerutu Jungkook.

"Nanti uangmu kuganti,"ucap Yoongi datar.

Respon Yoongi membuat Jungkook membelalakan matanya tak percaya.

"Hyung, kau tak lihat aku bawa apa? Peralatan sebanyak ini harus aku bawa sendiri?"protes Jungkook.

"Kau kan kuat,"ucap Yoongi cuek.

"Heol! Paling tidak, aku berharap hyung membawa peralatan ini karena kau tega meninggalkanku. Heol!!"

Jungkook mendengus dan menggelengkan kepalanya. Ia membuka pintu kursi penumpang dan masuk ke mobil. Dibiarkannya peralatan untuk pemotretan menumpuk di luar.

Sementara itu, Yoongi mengecek jam tangannya sekali lagi tanpa mempedulikan gerutuan Jungkook.

"Lagipula kenapa kau sudah di sini sepagi ini? Waktu janjiannya jam 9 kan? Tak biasanya hyung serajin ini. Biasanya aku harus menyeretmu dari ranjang supaya kita tidak telat,"cecar Jungkook, masih dengan nada kesal.

Lagi-lagi Yoongi mengabaikan Jungkook. Matanya memandang ke luar. Sebuah mobil baru saja berhenti di seberang dan gadis yang ditunggunya sejak tadi keluar dari mobil itu.

"Hyung! Kau mendengarku tidak? Apa alasanmu..."ucapan Jungkook terhenti.

"Jangan bilang...gara-gara Seungwan noona. Hyung, kau suka padanya?"tanya Jungkook.

Yoongi menoleh karena pertanyaan Jungkook tapi tak menjawab apa pun.

"Itu untukmu saja,"ucapnya sambil mengendikkan dagunya ke gelas kertas yang sepertinya berisi kopi. Setelah itu, ia pun keluar dari mobil dan membawa gelas kertas lainnya di tangan kanan, menghampiri gadis yang berdiri di tepi jalan.

***

"Selamat pagi, Seungwan-ssi."

"Omo! Kamchagiya! Se...selamat pagi, Min Yoongi-ssi."

Yoongi hampir saja tertawa melihat ekspresi kaget Seungwan karena sapaannya. Mata gadis itu membesar, mulutnya membulat, dan tubuhnya tersentak ke belakang. Semua itu sangat menggemaskan di mata Yoongi.

"Maaf sudah mengagetkanmu. Aku kira kau melihatku tadi."

"Ah, tidak apa-apa. Kau sudah di sini rupanya,"ucap Seungwan.

Perubahan ekspresi yang sangat cepat dari gadis itu tak luput dari pengamatan Yoongi. Sepertinya gadis itu masih berniat memperlakukannya dengan dingin. Namun, Yoongi tak akan menyerah. Sejak hari itu, dua hari yang lalu, di mana mereka berpisah di kafetaria, ia sudah mengambil keputusan. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, demi tujuannya, ia harus menggali informasi lebih banyak tentang Seungwan.

"Aku ada sedikit urusan di dekat sini,"bohongnya.

"Oh..."Seungwan mengangguk canggung.

"Ini untukmu, Seungwan-ssi."Yoongi menyodorkan gelas kertas yang sedari tadi dipegangnya.

Seungwan menatap tangan Yoongi yang terulur dengan kaku.

"Kau suka americano kan? Aku dapat promo buy 1 get 1"kata Yoongi cepat-cepat.

Gadis itu tampak ragu untuk menerima tapi tak lama gelas itu sudah berpindah tangan.

"Terima kasih,"ucap Seungwan pendek. Ia terlihat jengah karena Yoongi menatapnya dalam dan hampir tak berkedip.

Yoongi menarik napas lega di dalam hati. Ia bersyukur gadis itu mau menerimanya. Ia sengaja membeli minuman pahit itu karena melihat sang gadis meminumnya di kafetaria.

"Noona!"

Suasana canggung itu buyar oleh seruan Jungkook. Lelaki muda itu berlari kecil mengampiri mereka dengan senyum sumringah di wajahnya.

Seungwan membalas Jungkook dengan senyum indah yang mengirimkan getaran aneh ke jantung Yoongi, sesuatu yang sejuk menyelinap masuk ke dalamnya.

"Eoh, Jungkook-ah, annyeong!"

"Aku rindu padamu, noona. Tahu tidak? Aku 'selalu melihat jam tanganku', menghitung menit dan detik. Aku tak sabar ingin bertemu denganmu lagi,"kata Jungkook dengan manja, pura-pura cemberut.

Seungwan tertawa kecil sambil menampar ringan lengan Jungkook. Sementara Yoongi melemparkan tatapan mautnya ke arah Jungkook karena ia tahu dari kerlingan jahil pemuda itu bahwa ucapannya sebenarnya dimaksudkan untuk menggodanya.

"Dan penantianku tidak sia-sia karena noona sangat cantik hari ini,"lanjut Jungkook.

"Oekk...keuman Jungkook-ah! Sekali boleh saja tapi dua kali no no."

"Tapi kau memang cantik dan menggemaskan, sampai-sampai 'mataku' tak bisa lepas darimu,"rayu Jungkook lagi, matanya kembali mengerling tak kentara pada Yoongi. Yoongi melotot galak pada Jungkook.

"Aigoo... mulut manismu itu tak akan mempan padaku, bocah. Dasar gombal!"decih Seungwan.

"Mulutku jadi manis mungkin karena efek caramel macchiato yang kuminum, noona. Hyung, lain kali tak usah berikan minumanmu itu padaku. Kau kan tahu, selain gadis, aku tak suka yang manis-manis,"celetuk Jungkook enteng.

Seketika Yoongi merasa wajahnya memanas. Apalagi ia melihat Seungwan tampak sedikit terkejut dan memandang penasaran ke arahnya. Saat itu juga, ia ingin menyeret Jungkook dan menghajarnya habis-habisan.

Love to HealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang