Di sinilah mereka sekarang; di ruang keluarga pasangan muda itu. Tampak dua orang lelaki yang sudah berumur duduk bersebelahan dan memandang penuh selidik pada pasangan muda yang berbeda tinggi badan itu.
Pasangan muda tersebut berdiri berdampingan, persis seperti adegan dalam film saat pemeran utama terciduk melakukan sesuatu di dalam rumah yang sepi lalu diintrogasi oleh orang tua salah satu dari dari pasangan tersebut.
"Kau berniat memakan Jimin bulat-bulat, Taehyung. Wow! Ayah baru tahu kau lumayan juga dalam berciuman. Lain kali kunci pintu atau pastikan rumah kalian sepi dulu baru melakukan aksi panas. Ckck... gairah pasangan muda yang amat sangat membara." Kata-kata bermakna konotasi yang keluar dari mulut Namjoon; ayahnya, sungguh membuat Taehyung benci pada dirinya sendiri.
"Tadi itu sangat panas dan membara, sayang. Appa sampai merasa terbakar melihatnya." Kali ini Seokjin; Appa Taehyung menambahkan. Senyum jail tercipta di bibirnya.
"Pantas saja kau menolak tinggal di Ilsan dan memilih Gangnam. Hmm... rupa-rupanya karena ini kah?" Kembali namjoon mengintrogasi dengan tambahan senyum yang dihiasi dimple menawan di pipinya.
"Ck! Kau seperti tidak mengetahui masa-masa di awal pernikahan saja, Namjoon-ah. Bagaimana mereka bisa bebas melakukan...." Seokjin menjeda sejenak, melihat reaksi kaget bercampur malu yang ditampilkan oleh menantu mungilnya.
"... jika kita ada ditengah-tengah mereka." Tambah Seokjin dengan lugasnya. Ia tidak kembali tersenyum lebar dan menghampiri Jimin yang masih sibuk menunduk dan memilin-milin ujung sweaternya dengan kuat.
"Sering-seringlah melakukan itu, sayang. Kami sudah tidak sabar mendengar suara tangis bayi kecil di rumah ini." Seokjin berucap sedikit frontal.
Taehyung membuang wajah kesal. Ia menghela napas jengah. Ingin rasanya ia mengumpat; berteriak dan melakukan apa pun itu agar mampu menghilangkan rasa marah dan malu di hatinya.
Taehyung melihat dengan jelas bagaimana reaksi appa dan ayahnya yang terlihat begitu bahagia dan bertanya ini itu seputar ciuman panasnya dengan Jimin yang sialnya di lihat oleh orang tuanya.
Fuck!
Taehyung heran dan sedikit bingung dengan tingkah kedua orang tuanya. Ia merasa kedua orang tuanya begitu menyayangi Jimin. Bahkan mungkin rasa sayang yang mereka berikan pada Jimin, lebih besar dari pada rasa sayang yang kedua orang tuanya itu curahkan padanya. Sebuah fakta yang semakin membuatnya begitu benci akan kehadiran suami mungilnya itu.
'Kalian sungguh berbeda jika itu berkaitan dengan Jimin.' Taehyung memandang ayah dan appanya dari tempatnya berdiri. Entah bagaimana bisa binar bahagia begitu terpancar dari kedua orang tuanya saat melihat keintimannya dengan Jimin.
'Apa yang sesungguhnya kalian berdua rencanakan? Dulu kalian begitu melarang ku melakukan apa pun itu dengan Jihoon. Tapi, sekarang...' Taehyung mengepalkan tangannya erat.
'Kalian begitu mudahnya melupakan Jihoon, orang yang aku cintai. Dan dengan bahagianya menyayangi orang yang paling bertanggung jawab atas kejadian buruk itu.' Perasaan Taehyung kembali diliputi rasa terkhianati yang sangat besar.
'Pernahkan kalian bertanya atau bahkan ikut mencari keberadaan Jihoon, selama ini? Tidak! Kalian hanya fokus pada sialan itu. Kalian hanya peduli pada Jimin. Seakan sialan itu makhluk yang paling berharga di dunia ini!' Taehyung terus menggumam penuh dendam. Hati dan pikirannya kembali di selimuti kabut benci yang begitu pekat.
Mata tajam milik Taehyung melirik sekilas kearah samping tubuhnya; tempat dimana Jimin berdiri. Taehyung dapat melihat bagaimana tubuh mungil itu terlihat sangat gugup atau mungkin malu. Jari tangannya yang tengggelam di dalam balutan sweater lusuh, terlihat terus-menerus meremas pinggiran pakaian hangat yang ia kenakan. Wajahnya menunduk dalam, hingga mata indah itu tersamar dalam surai hitam miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE : PAIN, REVENGE AND LOVE
FanfictionKehilangan kekasih tepat saat pernikahan di depan mata, menyisakan rasa hancur yang teramat dalam di hati Taehyung. Kehidupannya yang dahulu bagaikan Surga, berubah menjadi Neraka ketika sang ayah mengikat dirinya dengan lelaki mungil yang menjadi a...