bagian 1

7 0 0
                                    

Gw akira.
Anak satu-satunya anak yang dimiliki oleh ibuku yang notabennya adalah pegawai pns di salah satu kantor pemerintah.

"Kakak!!!" tiba-tiba seorang gadis datang memelukku.

"Eh lepasin. Ga enak diliat sama yang lain" ujarku mencoba melepaskan cengkeraman jemarinya dipinggangku.

"Kak kita ini kan sodara. Lagian kenapa harus mikirin kata orang sih" ujarnya mulai menekukan wajahnya.

"Iya-iya gausah ngambek gitu. Laper ga? Entar kakak buatin nasigoreng kesukaan kamu dirumah" ungkapku sambil mencubit keras pipinya.

"Ayukkk!!!!"

Akhirnya kami pulang bergandengan tangan menuju kerumah.

Ohya aku lupa ngenalin. Dia yuri.
Adikku yang tersayang.
Kok adik? Padahal katanya tadi aku anak pertama. Tenang ku jelasin dulu ya..

Jadi yuri adalah anak dari suami ibuku. Ya sodara tiri gitu. Ibuku menikah dengan ayahnya sekitar 10 tahun yang lalu. Dan ayahnya setahun yang lalu meninggal karna kecelakaan mobil yang kata ibu itu bukanlah kecelakaan.

Ohya lanjut. karna emang dari dulu udah lengket. Jadinya kami akrab banget malah gak keliatan sodara tirinya.

"Kak harinya mendung banget." ujar yuri menunjuk langit yang semakin gelap.

"Iya untungnya kita udh naik angkot. Jadinya sisa jalan kaki aja menuju rumah"

Karena rumah kami di dalam perumahan, angkot biasanya jarang ngantar sampe masuk. Untungnya di perumahan kami tersedia trotoar untuk pejalan kaki.

"Tapi kalo kita kehujanan gimana? Yuri lupa bawa payung kak. Padahal tadi pagi ibu sudah nyuruh sih. Hehe"

"Tuhkan pikunan kamu yuri. Masih kecil juga. Belum jadi nenek-nenek udah pikun"

"Ah kakak mah!!"

-To be continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Im stupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang