Menggenggam erat tas ranselnya, ia berjalan melewati pintu gerbang sekolah. Sosok cantik ini melangkah ringan, melewati lorong kelas yang telah ramai. Langkah kakinya terhenti, manakala sepasang indera pendengarnya menangkap suara para gadis di lapangan basket. Ia menghela nafas, matanya menyipit untuk memperjelas penglihatannya.
Sosok rupawan di tengah lapangan itu, tampak sangat seksi karena keringat yang telah membasahi baju yang dikenakannya. Sosok itu berlari, seraya membawa bola berwarna orange menuju ring. Senyum terlukis di wajah rupawan sosok itu, tatkala berhasil memasukkan bola tersebut di ring.
"Kau ingin melihat basket bersamaku?"
Gadis cantik berkacamata ini menoleh, memperhatikan pemuda berperawakan tinggi tersenyum kecil padanya. Kim Hyeon Na, nama gadis itu hanya menggeleng pelan sebagai jawaban. Kemudian, melangkah pergi meninggalkan sosok rupawan itu.
"Kau masih ingin melihatnya, bukan?" tanya sosok rupawan itu lagi. Ia tersenyum tipis, tatkala melihat Hyeon Na berhenti melangkah. Tubuh mungil itu menegang seketika, saat ia menanyakan hal itu padanya.
"Tidak," jawab Hyeon Na singkat. Si cantik mengeratkan genggamannya pada tas, kemudian ia menghela nafas. Berbalik badan, ia memandang tajam sosok di hadapannya dibalik kacamatanya. "Aku sama sekali tidak ingin melihatnya, Jeon!"
"Basket," Hyeon Na menjedanya. Lalu, ia mengalihkan pandangannya. Kedua matanya jatuh pada sosok lain, yang masih bermain basket di lapangan. "Sejak itu, aku membenci basket. Semua hal yang berhubungan dengannya, aku membencinya."
"Jangan berbohong!" ujar Jungkook. Ia mendekati Hyeon Na, yang masih termangu di sana. Menepuk pelan bahu kanan sang gadis, diiringi dengan senyum lebarnya. "Aku tahu perasaanmu, Kimmy. Dan kau, tidak akan bisa membohongiku."
**"Kau masih ingin melihatnya, bukan?"
Hyeon Na mengerang pelan, tatkala otaknya kembali memutar ucapan Jungkook layaknya rekaman. Sosok cantik ini memejamkan mata, seraya menyembunyikan wajahnya dengan kedua lengannya.
Namun itu tidak berlangsung lama, ia kembali menegakkan kepalanya. Hyeon Na keluar kelas, berjalan menuju kantin. Langkahnya kembali terhenti, manakala melihat sosok itu duduk di sudut kantin. Sosok itu tidak menyadari kehadirannya, sebab sosok itu sibuk bergurau dengan tim basket yang tak lain, adalah temannya.
Hyeon Na masih melihatnya, tatkala sosok itu hanya tersenyum tipis untuk menanggapi lelucon garing yang dilontarkan temannya. Pemuda itu seakan tidak peduli, namun masih berusaha untuk menghargai temannya.
Gadis cantik ini menundukkan kepala, menatap sepasang kakinya yang dibalut sepatu converse. Dirinya menggigit bibir, manakala merasa gugup. Ia tertangkap basah. Sosok itu tidak sengaja melihatnya, yang terus terfokus pada sosok itu.
"Bodoh," ujarnya pada diri sendiri. Ia pun bergegas pergi, melangkahkan tungkainya dengan tergesa. Hyeon Na mengabaikan rasa laparnya, dirinya segera pergi dari kantin.
**Pemuda itu tersenyum tipis, tatkala ia melihat sosok mungil itu melangkah pergi. Bergegas menghindari tatapan matanya, yang secara tidak sengaja memergoki sosok itu. Park Jimin melipat lengannya di dada, dirinya terus memperhatikan jalan keluar dari kantin.
"Dia masih mengharapkanmu," ujar salah satu temannya. Jimin menoleh sekilas, kembali pandangannya jatuh pada pintu keluar kantin. Pemuda ini mengendikkan bahu, kembali menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.
"Sepertinya," jawab Jimin sekenanya. Ia menanggapinya tak acuh, bersikap tidak peduli.
"Lalu, kau sendiri?" tanya seseorang lagi. Jimin mengerutkan keningnya, menatap sosok di hadapannya bingung. Taehyung menyeruput jus jeruknya, kemudian kembali melanjutkan ucapannya. "Apakah kau masih tidak memiliki rasa apapun padanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy [Lengkap]
Romance"Ji-Jimin," Hyeon Na memanggil nama pemuda itu lirih. Menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, manakala sosok itu memandangnya datar tanpa suara. Masih menantinya berujar sesuatu. "A-aku menyukaimu." "Aku tidak," jawab Jimin singkat. Tanpa peduli, jika p...