Chapter 4

383 65 6
                                    

Jungkook tengah duduk di sofa yang memang disediakan khusus untuk para pengunjung yang ingin menjenguk sanak keluarga di dalam penjara. Matanya yang bersinar polos itu terlapisi oleh kacamata bulat yang lucu membingkai wajahnya yang putih. Terhitung sudah beberapa menit yang lalu ia datang kemari namun para penjaga disana belum membiarkan ia bertemu dengan sang ayah. Tentu saja para penjaga tersebut harus meminta izin terlebih dahulu kepada atasan mereka karena bila salah langkah sedikit saja bisa mengakibatkan hal yang kurang menyenangkan. Tapi demi bertemu dengan sang ayah, ia harus terlihat seperti orang yang memiliki etika sopan santun yang tinggi, bukan?

Tak lama kemudian terlihat sesosok pria bertubuh tinggi tengah berjalan mendekat menuju tempatnya berduduk seraya melayangkan tatapan matanya yang tajam bak aktor yang pro tepat kearah matanya yang membulat kaget.

"Kim Taehyung?" Adalah kalimat pertama yang keluar secara spontan setelah hening beberapa saat.

"Jungkook ya? Kita bertemu lagi." Ucap sosok itu seraya melayangkan senyuman hangat yang telak memanah hatinya yang kian berdetak kencang dengan semburat merah muda yang menghiasi pipi gembilnya.

"Ingin menjenguk ayahmu, bukan? Kuncinya sudah kuserahkan kepada penjaga jadi kau tinggal lurus saja ke kanan dan akan menemui ruangan yang kau tuju."

"Terima kasih, Inspektur." Jawab Jungkook sembari membungkukkan badannya di hadapan Taehyung.

"Sama-sama. Jangan panggil aku dengan sebutan itu, kesannya agak canggung. Panggil saja aku Taehyung."

"Taehyung."

"Begitu lebih bagus. Kalau begitu aku permisi kembali ke ruanganku. Tapi, apa aku boleh meminta sesuatu kepadamu?" Yang ditanya hanya menganggukan kepalanya tanpa berniat mengeluarkan suara.

"Nanti sehabis kau menemui ayahmu, bilang saja kepada penjaga disana bahwa kau disuruh untuk menemuiku."

"Tapiㅡkenapa?"

"Intinya kau temui saja aku di cafe didepan kantor ini, kau tentu mau 'kan?" Tanya Taehyung yang mana mungkin bisa ia tolak secara halus maupun kasar.

"Baiklah." Final Jungkook tersenyum sambil melangkahkan kakinya menjauhi Taehyung menuju ruangan yang ia tuju. Taehyung hanya menatap pria manis itu dalam diam.

'Semoga ia mau bekerja sama'

.
.
.
.
.

Didalam ruangan yang kedap suara dari luar, terhitung ada banyak kamera yang siap mengawasi gerak-gerik yang terekam apabila terjadi kerusuhan. Dan didalam sana pula tengah duduk seorang pria berumur yang sudah bisa dipastikan adalah tahanan yang dimaksud oleh Taehyung tadi.

Jeon Yunho, ayah biologis Jungkook yang sudah lama mendekam dalam penjara sampai-sampai ia pun malas menghitung sudah berapa lama ia berada dalam sel tahanan yang gelap dan pengap itu. Tadi saat ia tengah asik berbincang dengan teman sesama selnya, tiba-tiba saja suara kunci yang terbuka terdengar dari arah luar pintu yang memisahkan bagian dalam dengan luar ruangan dan ia yang bingung pun hanya diam saat disuruh secara paksa untuk mengikuti penjaga yang menuntun agar pergi keruangan khusus yang disebut sebagai ruang jenguk antara sang pelaku dengan pembesuk.

Dan disinilah ia, duduk santai sembari menatap isi ruangan yang hanya menyediakan kursi serta meja yang membentang luas memisahkan antara kursi satu dengan kursi yang lain. Tak lupa juga ia tersenyum yang mana menghasilkan kerutan yang terlalu kentara disekitar area mata seraya melambaikan tangan ke kamera dengan jari yang membentuk 'V sign' saat tahu bahwa benda itu sedang dalam keadaan yang menyala.

Disaat dirinya tengah asik dengan kegiatan yang menurutnya menyenangkan itu, masuklah seorang pria berkemeja warna baby blue dengan angkuhnya langsung menuju tempat duduk yang berhadapan dengannya setelah menutup pintu dengan rapat. Sang pria berumur itu pun mengernyitkan dahi saat mengetahui sosok yang menemuinya adalah anaknya sendiri. Tidak ada rasa senang maupun bahagia yang menyelimuti, hanya perasaan datar yang paling mendominasi perasaannya saat ini. Berbeda sekali dengan orang tua kebanyakan yang akan sangat bahagia saat sosok yang paling ditunggu-tunggu dan paling berharga datang mengunjungi.

"Ada apa? Tumben sekali menjengukku. Selama aku berada disini bisa dihitung dengan jari kau hanya menjengukku saat aku diputuskan oleh hakim tua itu mengendap didalam sini selama aku masih bernafas." Ucap Yunho seraya tersenyum remeh kearah anaknya yang hanya menguap bosan dengan cuap-cuap sang ayah yang menurutnya seperti ibu-ibu yang sibuk memperebutkan barang diskonan besar yang hanya berlaku selama seharian penuh.

Tak mau kalah dari sang ayah, Jungkook sang anak tadi pun tanpa aba-aba langsung melemparkan bekal yang telah ia bawa dari rumah tadi kearah sang ayah yang untung saja disaat usianya yang sudah senja itu masih bisa menggunakan saraf refleksnya dengan baik.

"Hanya membawakan sebuah makanan dari hasil eksperimenku."

"Cih. Jangankan memakannya, membayangkan aku mengunyah makanan sampah itu saja aku tidak sudi."

Jungkook menyeringai. "Kau bahkan lebih menjijikan daripada aku, itu sebabnya kau berada disini. Ditempat yang sama menjijikannya dengan dirimu yang sudah berbau busuk dan tinggal menunggu waktu untuk menyatu dengan tanah."

"Kau!" Yunho melotot marah kearah Jungkook dan langsung berdiri ingin mencengkam kerah sang pemuda manis itu namun langsung ditahan oleh penjaga yang langsung masuk setelah melihat kekacauan yang hampir terjadi didalam ruangan tersebut dari dalam ruang pengawas. Jungkook memang sengaja sebelum masuk kedalam ruangan ini meminta kepada penjaga yang mengantarkannya untuk menjadikan ruangan yang berisikan ayahnya itu mengaktifkan silent mode. Jadi para petugas hanya bisa mengawasi dari luar ruangan karena Jungkook memang membutuhkan privasi dengan sang ayah.

Dan Jungkook kembali menyeringai sinis menatap ayahnya yang berusaha ingin menyerang itu namun tak bisa melakukannya.

'Dasar tua bangka. Kemampuan tidak punya tapi tetap saja bersikeras ingin menyerangku'

Setelah memastikan Yunho agak tenang sedikit walaupun masih dengan nafas yang memburu kembali duduk dikursi dan setelah memastikan para penjaga tadi keluar dari ruangan, Jungkook mulai mencondongkan tubuhkan mendekatkan kembali bekal yang sempat terhiraukan sebentar itu kehadapan sang ayah seraya berbisik dengan pelan dihadapan ayahnya.

"Makan atau aku yang akan memakanmu. Dalam arti yang sesungguhnya." Jungkook berujar dengan keji seraya kembali ketempat duduknya disertai dengan senyuman polos andalannya itu.

Tentu saja Yunho takut, bila Jungkook mengatakan sesuatu yang ganjal dan apabila tak dipatuhi, maka siap-siap saja menemui ajal yang akan tiba keesokan harinya.

Dan setelah memastikan ayahnya memakan masakan buatannya itu dengan 'baik', Jungkook segera berlalu dari ruangan tersebut sembari menata kembali rambutnya yang sedikit berantakan itu kemudian  membenarkan kacamatanya yang melorot sedikit dari hidung mancungnya.

.
.
.
.
.

Taehyung sudah berada di dalam cafe yang ia janjikan tadi kepada Jungkook seraya memalingkan kepalanya kearah kaca menatap jalanan yang ramai oleh para pengemudi dengan tujuan yang berbeda-beda.

Dirinya tidak masalah menunggu lama Jungkook yang entah kapan akan tiba kemari menghampirinya. Demi menggali informasi yang bisa saja lebih Jungkook ketahui daripada dirinya.

Bohong jika ia tidak kaget bahwa anak dari tahanan yang telah lama mendekam itu adalah Jungkook, seseorang yang membuat ia sedikit tak karuan dalam bekerja. Tetapi ia mencoba menerima keadaan yang telah digariskan oleh takdir, bahwa dunia selalu memberikan hal yang tak terduga kepada penghuninya.

"Permisi, Taehyung?" Sapuan suara yang lembut berhasil mengalihkan perhatiannya kearah pria yang tersenyum manis kearahnya.

Tak lupa juga ia membalas senyuman manis itu dengan senyumannya yang menawan serta menyuruh si pria manis itu untuk duduk didepannya yang hanya terhalang oleh meja cafe.

"Bisa kita mulai?" Taehyung berujar seraya menatap serius searah Jungkook yang menganggukan kepalanya dengan patuh.

.
.
.
.
.

Tbc yorobun

Maaf bila ada typo, udah ngantuk berat ini tapi belom nyelesain misi :v

Diriku sedang senang karena komennya lebih banyak daripada chap kemarin jadinya double up :)

Senang tida? Bila tida diriku bakal slow up sampai waktu yang tak ditentukan :v

Vommentnya jangan lupa yaa readers 😘😙 {}

See u~

*bikinjariheartalakoreya*

PREJUDICE | TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang