Bab. 11 [Accident In The Lake]

2.5K 209 4
                                    

Flashback

Guru Sai berdiri tegap di depan kerumunan para peri Florateria yang mendapat tugas untuk menemukan tanaman Ceolus yang diduga kuat berada di bawah Danau Hierioko di Jepang. Di tangannya terdapat sebuah gulungan kertas yang berisi daftar nama-nama peri yang menjadi satu tim dalam misi menemukan tanaman Ceolus.

"Baiklah, pencarian akan kita mulai dengan membagi tim kerja terlebih dahulu." Ucapnya.

Guru Sai membacakan satu persatu nama peri yang menjadi satu tim kerja. Mulai dari kelompok pertama hingga kelompok terakhir.

Iqueena masuk tim 3, dia bersama 4 peri lainnya. Erzukas tidak termasuk didalamnya, peri pengawal itu terdampar di tim 1.

Selesai dengan pembagian tim kerja, para peri diarahkan untuk segera beristirahat karena tengah malam nanti mereka semua harus memulai pencarian.

"Maaf tidak satu tim denganmu putri." Erzukas menghampiri Iqueena di tempatnya beristirahat-lebih tepatnya sebuah persegi panjang dengan dinding gelembung nontransparan yang khusus di siapkan Erzukas untuknya. Namun siluet tubuh Iqueena masih terlihat dari luar.

"Don't mention it!" balas Iqueena dari dalam sana.

"Boleh aku masuk."

"Tentu saja, jika tidak kuizinkan nanti malah kau hancurkan benda yang kau buat dengan paksaan ini" Iqueena tersenyum renyah, "Masuk saja."

Erzukas berjalan melintasi dinding gelembung yang sedari tadi memisahkan mereka, sedetik kemudian mendaratkan pantatnya tepat di sebelah Iqueena duduk.

"Heyy jangan terlalu dekat." perintah Iqueena sembari menggeser duduknya beberapa senti dari Erzukas.

Erzukas tertawa ringan melihat tingkah Iqueena, "Apa maksudmu dengan 'benda yang kubuat dengan paksaan'?" katanya seraya membentuk kerutan di kening lengkap dengan picingan mata yang terarah pada Iqueena.

"Ya iya paksaan, kau mengendalikan pikiran seorang peri elemen untuk membuatkanku tempat ini, itu namanya paksaan." Iqueena berhenti sejenak sebelum akhirnya melanjutkan, "Ahh kalau dipikir-pikir kekuatan mu itu memang memaksa."

"Kenapa begitu?"

"Karena tidak ada orang yang rela pikirannya dikendalikan, kau sudah melanggar HAM!" ucapnya tegas.

Erzukas tertawa terpingkal-pingkal, lucu sekali menurutnya tata bahasa Iqueena.

Sedang Iqueena dibuat heran dengan tingkahnya.

Sambil memegang perutnya yang masih terasa geli, Erzukas berkata,"Tapi kita ini peri, tidak ada HAM di dunia peri. Kita bukan manusia Iqueena." seraya mengusap pucuk kepala Iqueena, sebelum akhirnya melanjutkan, "Jadi apa kau ingin aku menghancurkan tempat ini dan bergabung dengan peri-peri lain di posko peristirahatan, hmm?"

Memang untuk beberapa keadaan, Erzukas lebih terlihat seperti seorang teman bagi Iqueena. Teman satu-satunya.

"Ahh sudahlah, ngomong-ngomong kenapa kau kesini?" tanya Iqueena.

"Aku ingin memberitahumu bahwa meskipun kita di tim kerja yang berbeda, aku tetap akan melaksanakan tugas utamaku, menjagamu."

"Sudahlah, aku bukan anak kecil. Aku sudah berusia lebih dari 100 tahun." Iqueena menarik nafas lalu membuangnya keras, sehingga terdengar jelas desahan nafasnya ditelinga Erzukas, "Aku bisa menjaga diriku sendiri." lanjutnya.

"Tujuanku sebenarnya bukan lah tanaman Ceolus atau apapun, tapi kamu." Erzukas menatap lekat Iqueena.

Keheningan melanda keduanya dalam waktu lebih dari 20 detik.

Fairy Florateria {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang