Rumah

508 30 13
                                    

Datang tak masalahNamun kumohon jangan singgah-Ayyara-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Datang tak masalah
Namun kumohon jangan singgah
-Ayyara-

Sudah hampir 5 bulan Ayyara dan keluarganya tinggal dirumah tanpa penduduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah hampir 5 bulan Ayyara dan keluarganya tinggal dirumah tanpa penduduk. Tidak ada yang aneh saat Ayyara tingga disana, semua sosok yang pernah dia lihat tidak pernah menggangunya secara berlebihan. Mungkin hanya menampakkan diri dan hilang seolah terbawa angin. Bahkan hingga saat ini Ayyara masih ragu jika yang dilihatnya itu memang ada. Jika benar ada mengapa hanya Ayyara yang dapat melihatnya, semua mengatakan tidak melihat apa apa. Namun Ayyara memang yakin jika melihatnya.

Memutuskan untuk diam dan tidak memberi tau semuanya mungkin tepat. Sebelum semua menganggap Ayyara penipu atau bahkan gila karena menjelaskan sesuatu yang dianggap semua orang halusinasi ataupun mitos.

Rasa sesak dalam dada pasti ada. Ingin mengungkapkan namun tidak bisa dilakukan. Mencoba terbiasa meski rasanya luar biasa. Berusaha tenang ketika suasana tegang.

"Ma udah solat?" Ucapannya hampir seperti berbisik karena disamping mama ada adiknya yang sedang tertidur.

"Belom, kamu jagain adek ya mama solat dulu." Pinta Mama dengan suara sama berbisik.

Air wudhu mengalir disetiap celah jari Mama, membasuh muka dengan air yang ada di tangannya.

"Assalamualaikum." Lirih, sangat lirih namun terdengar jelas. Suara yang membuat Mama menghentikan wudhunya.

"Ayy bukain pintu." Ucap mama sedikit berteriak. Tidak ada jawaban dari Ayyara, mungkin Ayyara tidak mendengar. Mama beranjak dari tempat wudhu dan berjalan keluar.

"Iya, Waalaikumussalam."

Kok ngga ada orang? Batin Mama. Mengedarkan pandangannya disetiap tempat, namun hanya ada burung yang berterbangan kembali kesarangnya karena senja menampakkan warnanya. Mama mengangkat bahu dan kembali untuk berwudhu.

"Siapa coba yang iseng." Gerutu Mama.

Saat Mama membasuh muka terdengar suara yang sama. Salam wanita yang lirih.

Dan jika difikir akal sehat, jarak tempat wudhu diserambi belakang rumah dan pintu depan rumah sangatlah jauh. Sedangkan Ayyara yang berada dikamar yang berjarak 3 meter dari tempat wudhu saja tidak mendengar panggilan Mama. Namun sepertinya pada waktu bersamaan saat Mama memikirkan hal itu, Mama mendapat jawaban yang meragukan dan membuatnya bergidik ngeri. Seorang wanita melewati pintu antara tempat wudhu dan kebun kosong dilahan sebelah. Berlalu dengan sangat cepat dan menghilang begitu saja. Padahal kebun itu dikelilingi pagar bumi yang tinggi dan hanya ada satu pintu, itu pun digembok dan jarang sekali dibuka.

Jangan Ganggu AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang