DUA

1K 27 1
                                    

Kau....
Mengapa diri ini harus berurusan dengan dirimu...
Apakah tidak ada hal lain selain kau.
Oh my god,kau sungguh membuat hidupku mulai rumit.
Ayah tiri yang pantas menjadi kakakku.

Roshni tengah duduk dengan tenang,dalam satu mobil lagi dengan orang yang paling tidak dia suka. Lagi-lagi hanya diam tidak ada pembicaraan satu pun.

"Hey kau Tuan Darwin,bicaralah atau kau nyalakan radio. Ini seperti kuburan baru yang sangat sepi! Atau kau tidak tau bicara dengan gadis jaman now?".

"Jaman now?". Ulang Faisal dengan menakutkan alisnya menunjukkan rada heran juga bingung di hati serta pikiran.

"Bukankah kau yang bilang gitu tadi pagi,apa kau sudah lupa? Dasar masih muda kok pikun!".

"Pikun". Ucapnya sekali lagi mengulang ucapan Roshni. Tangan gadis itu sudah mengepal dengan erat,siap untuk meluncurkan bogem mentah.

"Aku tidak pikun,cuma aku hanya tidak ingat saja. Apa itu berbeda,pikun dan tidak ingat atau melupakan ucapan yang tadi pagi?".

-Bufffhhhh...-

Akhirnya satu bogem mentah meluncur mengenai lengan Faisal,cukup keras sekali membuat hampir kehilangan konsentrasi menyetir.

"Awwww,itu sakit sekali nona Ananta,kau ternyata main tangan juga. Sungguh,tangan mu itu ringan sekali mudah memukul".

Terpaksa mobil di hentikan di tepi jalan yang lumayan senggang. Pria itu mengusap lengannya yang terasa panas,perih juga agak nyeri sampai tulang.

"Apa salahku?". Tanya Faisal singkat sambil menatap calon anak tiri yang membencinya juga bahkan akan menjadi musuh bebuyutan.

Roshni menggerutu pelan sambil menatap keluar jendela mobil mengabaikan ucapan pria itu. Telinganya sengaja di buat tuli padahal dia dengar. Masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

"Bicaralah! Apa aku salah tadi sampai kau memukul begitu? Sungguh tidak etis juga tidak sopan sekali untukmu seorang gadis yang berpendidikan tinggi dan di beri kepercayaan atas perusahaan modeling Ayah mu. CEO pula,itu sangat tidak.patut untukmu".

Sesak,rasanya sesak sekali di dalam hati. Ucapan itu menyayat hati gadis itu,pikiran ya berpikir sesuatu yang macam-macam.

"Apakah aku seburuk itu? Ringan tangan? Tapi apa iya,sungguh ini menyakitkan. Kenapa ucapan dia bisa membuatku sedih". Batin gadis itu hingga tak terasa air mata hampir mengalir dari pelupuk mata yang sudah berkaca-kaca.

"Ok,abaikan saja kita pulang dan aku juga ada urusan di kantor hari ini..oh ya kau bisa menelfon aku atau nomor kantor jika butuh sesuatu,jangan sungkan. Jika kau tidak mau aku jadi Ayah mu anggap saja aku kakak mu".

Tidak ada jawaban sama sekali,posisi gadis itu masih sama. Mata itu menerawang jauh sejauh pikiran nya terentang ucapan Faisal tadi,rasa sesak masih menyelimuti hatinya. Andai jika bisa menangis mungkin dia menangis sekarang. Tapi itu memalukan karena ada Faisal yang di sampingnya,bisa saja pria itu menertawakannya.

Sesampainya di rumah,gadis itu sama sekali tidak berucap satu kata pun dari bibirnya. Roshni langsung turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah.

My Father My Husband.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang