Naruto hanya menatap ubin, telinga nya begitu panas, pagi -pagi sudah di beri ocehan panas, dari laki -laki yang berstatus 'bos 'nya.
"Kau ini, baru beberapa hari kerja disini, tapi sudah membuat masalah, Mau saya pecat tanpa gaji. " ujar nya kepada Naruto. Naruto hanya bisa menggelengkan kepalanya percuma juga kalau dia melawan singa buas seperti dirinya.
"Kenapa kau tidak menjawab kau tak punya mulut hah"bentaknya lagi dan membuat Naruto ingin merobek mulutnya saat itu juga.
"Punya kok, cuma malas bicara saja.Apa lagi di hadapan pria seperti mu, "
"Yang sopan, kalau bicara sama atasan"Bentak Itachi sambil memijit kepalanya yang terasa pusing karna darah tingginya sudah naik gara-gara wanita di hadapanya.
"Iya, maaf " balas Naruto tak Ikhlas.
Itachi mendengus, dia berkata sambil menatap mata Naruto dari dekat.
"Ini, kesalahan pertama dan terakhir mu, jika kau berbuat salah lagi siap siap saja kena hukuman"ancam Itachi.
'Memang nya aku ini malaikat apa, iyain aja biar beres'batin Naruto.
"Iya- iya" jawab Naruto malas.
"Brengsek " balas Itachi dengan nada yang menyeram kan.Dan Mata yang melotot ke arah Naruto.
Naruto terkejut, tapi ia menahannya agar tidak ketahuan si 'sialan' Uchiha Itachi.
"Kenapa, bos?" Tanya Naruto pura- pura polos padahal sudah ingin segera kabur sebelum badannya di remukan bosnya.
"Kau keluar sekarang juga sebelum aku benar- benar hilang kendali! "Tunjuk Itachi pada Naruto.
Tanpa berpikir dan pamitan Naruto segera keluar dari sarang singa'jantan' tersebut.
"Ck, gadis itu benar- benar menguji kesabaran ku, lihat saja. Kau akan menerima balasanya. "Gumam Itachi dengan seringai misterius di wajah nya.
Naruto, kembali ke ruangannya, sambil ngelus dada nya.
"Huh, untung saja " gumamnya.
Satu devisi pada kepo, mereka menanyakan nasib nya setelah di panggil Sang presdir.
"Gimana kamu gak jadi di penggal si'bos 'kan?" Tanya tenten.
"Memangnya aku ini sapi apa! " Jawab Naruto, sambil menatap tenten kesal.
"Ck, jangan marah, presdir memang gitu, kalau dia marah seperti mau menyembelih orang nya! "kata Tenten dan Naruto mengangguk setuju.
"Sudah -sudah jangan membicarakan atasan, nanti ke ciduk lagi mampus "ucap Kiba mengingatkan.
"Jadi kau berniat melaporkan kami, dogy?" Tanya Temari dengan galak nya.
"Bukan begitu, mata- mata presdir itu ada di setiap devisi, "ucap Kiba , membela dirinya.
"Dan kau salah satunya, "tunjuk temari
Naruto, Tenten dan Temari segera kembali ke tempat kerja nya.
Naruto merenggangkan tangan nya, dia sudah menyelesaikan pekerjaan nya.
Dia menghampiri Temari selaku ketua devisi.
"Nih, aku sudah selesai, "ucap Naruto.
"Kamu antar saja keruangan presdir langsung. "ujar Temari .
"Plis Temari, aku tak mau"Ucap Naruto merajuk.
"Pekerjaan ku masih banyak, kamu antar sendiri. "Balas Temari.
Naruto hanya memajukan bibirnya beberapa centi.
"Jangan memasang tingkah seperti itu jijik tahu"ujar Temari dengan wajah agak mengernyit geli.
"Temari ayolah, memangnya kamu mau gadis imut ini hilang di culik orang apa lagi pedofil kaya presdir" ujar Naruto gak nyambung.
"Gak usah alay deh, gak mempan. Kamu urus sendiri ' bos' mu itu" ujar Temari, sambil menekankan kata 'bos'.
Naruto hanya berdecak lalu keluar dari devisi nya, untuk menemui orang yang tak ingin ia temui.
"Ck, kalau ada sianida sudah kuracun dia, huh" Monolog nya, tanpa menyadari ada orang yang mendengar nya di belakang.
Tiba- tiba suara baritone mengejutkan nya.
"Siapa yang mau kau beri racun. Sianida" tanya nya, membuat Naruto mematung untuk sesaat.
Tidak mungkin dia menjawab untuk nya, bisa- bisa dia di penggal sekarang juga, huh jangan dia masih ingin punya keturunan.
'"Oh, itu pak. Kucing liar di sekitar apartemen saya" jawabnya ragu sambil curi- curi pandang.
"Kucing tidak salah, kok mau di sianida. Nambah -nambah dosa aja"
'Ck. Gak nyadar diri' batin Naruto.
"Kalau tidak tahu apa -apa, bapa jangan sok komentar, nanti bapak yang saya sianida"
Itachi melotot ke arah Naruto, dan Naruto yang menutup mulut nya.
'Eh sial, keceplosan'.
"Kau...
"Eh, maaf pak gak bermaksud "
"Jadi kau berniat meracuniku hah" teriak nya.
Naruto hanya meringis, apalagi sekarang para kariawan tengah menatap nya dengan berbagai tatapan.
"Pak, jangan bicara begitu nanti orang salah paham? "
"Bukan aku yang bicara seperti itu, tapi kau sendiri" bentak Itachi lagi.
Untung hati Naruto sudah sekuat baja, jika berhadapan dengan yang nama awalan nya 'UCHIHa '.
'Selalu saja salah, jika di depan mu kampret' batin Naruto ngenes.
"Jangan mengumpati ku"
'Astaga ini orang bisa baca pikiran, kok jadi serem'
''Jangan mikir -mikir macam -macam, aku bisa lihat dari gerak- gerik mu, ayo ikut keruangan ku"
Naruto hanya berdecak dia berjalan di belakang Itachi, sesekali dia mengepalkan tangan ke arah Itachi, beberapa kariawan yang melihatnya hanya senyum- senyum.
"Anjing memang suka jalan di belakang majikannya"ucap Itachi.
Naruto makin keki plus ngenes. Mereka kini tengah di lift , dia menghela nafas, dan menahan amarahnya.
laki- laki di hadapannya ini makan apa sih, kok makin menyebalkan tiap hari nya.
Tak lama sampailah di ruangan presdir, karna lift yang di pakai tadi adalah lif khusus pribadi.
Naruto tak ambil pusing, dia ingin melaporkan pekerjaan nya, dan setelah itu beres tak ingin bertemu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Second (end)
RomanceNaruto, tak menyangka. Jika kepindahan nya, ke kantor pusat. Mempertemukan nya, dengan mantan pacar, yang ia benci , dan ternyata eh ternyata dia juga merangkap diri sebagai bos nya.