Pengagum Anak Hadroh

240 6 0
                                    

Selamat Membaca😉

         Kini terdengar lantunan shalawat yang dipadukan dengan alat musik rebana. Yang mendengar akan merasa tenang. Hari ini kota tegal mengadakan festival Hadroh. Yang diadakan di balai kota. Banyak grup Hadroh yang mendaftarkan diri. Acara ini sangat berguna untuk mensyiarkan agama islam. Saat panitia menyebutkan nomor urut 5. Segerombolan anak remaja maju ke panggung dan mulai mempersiapkan diri. Sebuah suara merdu mulai mengawali. Namanya grup Hadroh Annajah dari tegal selatan. Dengan tabuhan rebana yang merdu. Para penonton menikmatinya. Terutama Yasmin. Yasmin sangat suka dengan Hadroh. Setiap ada acara Hadroh, ia selalu ikut. Kini ia datang bersama sahabatnya. Namanya Rania. Mereka termasuk supporter dari grup Hadroh Annajah.

“Yas, bagus banget yah penampilan Annajah. Lihat tuh vokalisnya, Kak Adit. Uhh, bikin gemes deh. Udah ganteng, pinter nyanyi lagi. Tapi sayang ada yang punya. Beruntung banget Kak Indah dapetin Kak Adit.” Kata Rania sambil menatap ke arah panggung. Mata Yasmin kini mengarah panggung. Dilihatnya Kak Adit yang sedang bernyanyi. Dia memang tampan. Tapi, ia sudah ada yang punya. Hati kecil Yasmin merasa kecewa. Tak terasa tepukan penonton mengakhiri penampilan grup Hadroh Annajah.

“Yas, samperin grup Annajah yuk,” kata Rania seraya menarik tangan Yasmin. Saat sampai di tempat di mana Annajah istirahat. Rania langsung mengucapkan selamat atas penampilan Annajah yang menakjubkan. Rania sedang asyik mengobrol dengan anggota Annajah. Sedangkan Yasmin ingin ke luar untuk melihat grup Hadroh yang lainnya tampil. “Ran, aku ke luar dulu yah, aku mau lihat penampilan grup Hadroh lainnya,” kata Yasmin. Rania hanya mengangguk. Yasmin pun ke luar, ia menuju ke tempat penonton. Kini yang sedang tampil adalah grup Hadroh As-syifa dari tegal timur yang sedang menyanyikan lagu al munsyidin yang berjudul al-hijrotu. Saat Yasmin sedang menikmatinya. Ada seseorang duduk di sampingnya, ternyata Kak Adit. Yasmin salah tingkah. Setelah selesai Kak Adit mengajak Yasmin jalan-jalan di sekeliling alun-alun.

“Ehmm.. Yas, kenapa kamu suka musik Hadroh?” tanya Kak Adit.
“Kalau dengerin shalawat. Eh hatiku terasa tenang apalagi dibarengi sama rebana,” jawab Yasmin.
“Eh, menurutmu tadi penampilan Hadroh Annajah gimana?” tanya Kak Adit.
“Bagus Kak, beda deh dari yang lain. Suara Kak Adit bagus. Ehm boleh gak kalau Kakak nyanyiin satu lagu buat aku, lagunya al-munsyidin yang ya rasulullah,” pinta Yasmin.
“Boleh.. Kita duduk dulu yuk,” kata Kak Adit sambil menarik tangan Yasmin. Yasmin terkejut. Dia terasa grogi. Setelah mereka duduk. Kak Adit mulai bernyanyi. Yasmin mendengarkan dengan seksama sambil tersenyum. Lalu ia mulai ikut bernyanyi. Suara mereka seakan menyatu. Mereka kompak. Kak Adit tersenyum melihat Yasmin yang juga tersenyum. Lagu yang dinyanyikan mereka pun usai.

“Subhanallah.. Yasmin ternyata kamu mempunyai bakat nyanyi yah. Suaramu bagus banget,” kata Kak Adit tak percaya.
“Ehm, makasih kak. Suara aku hanya biasa saja. Lebih bagusan Kakak,”
“Bagus kok. Gimana kalau besok sore, kamu ikut latihan Hadroh Annajah. Aku akan ngusulin kamu jadi vokalis. Gimana?” usul Kak Adit.
“Tapi Kak.. Aku malu,” jawab Yasmin.
“Kenapa harus malu? Kamu punya bakat yang bagus. Harus dikembangin,” Yasmin hanya mengangguk. Dia ingin meraih cita-citanya.

Keesokan harinya. Yasmin ikut latihan Hadroh. Latihan kali ini di kelas 1 gedung MDT Darunnajah semua anggota sudah pada kumpul, lalu Kak Adit mengusulkan. Kalau Yasmin pantas jadi vokalis. Semua anggota setuju. Mereka pun berlatih untuk lomba di tingkat selanjutnya. Annajah memenangkan festival Hadroh. Dan 2 minggu akan diperlombakan lagi untuk mewakili kota tegal. Setelah latihan Hadroh, tiba-tiba angin bertiup kencang dan awan mendung. Tiba-tiba terdengar kilat menyambar. Yasmin merasa takut. Semua orang sudah pulang dulu. Yasmin tak bisa pulang karena ban sepeda Yasmin bocor. Tiba-tiba Kak Adit menghampirinya.

“Kok belum pulang Yasmin?” tanya Kak Adit.
“Iya nih Kak, ban sepedaku bocor,”
“Ya udah yuk masuk ke kelas,” ajak Kak Adit. Karena hujan semakin lebat.
Mereka masuk ke dalam. Suasana hening.

“Kak,” kata Yasmin.
“Jangan panggil aku Kakak. Panggil aku Adit,” kata Kak Adit.
“Boleh gak kalau aku panggil radit,” Kak Adit mengagguk.
“Yas, kamu pernah gak ngerasain jatuh cinta?” tanya Kak Adit.
“Pernah Kak.. Eh Dit. Kalau kamu?” balas Yasmin.
“Pernah, mungkin baru-baru ini. Kalau lihat mukanya terasa tenang. Kalau dekat dengannya aku merasa nyaman. Dia cinta pertamaku. Besok ia akan hadir. Dan rencananya aku akan mempersembahkan lagu kesukaannya untuknya,” jawab Kak Adit. Yasmin terdiam.
“Mungkinkah Kak Indah, katanya Kak Adit pacaran sama Kak Indah,” batin Yasmin.

2 minggu kemudian. Annajah tampil di atas panggung megah. Yasmin merasa grogi. Dia menjadi vokalis bersama Radit sebelum memulai. Kak Adit, mengatakan. “Saya nyanyikan lagu ini untuk orang yang kini berada di samping saya,” kata Kak Adit seraya menoleh ke arah Yasmin. Yasmin terkejut. Jadi kak Radit mencintainya. Yasmin merasa senang sekali. Karena cintanya tak bertepuk sebelah tangan.

Tamat.

Thanks yang udah baca🙏 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Anak HadrohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang