Partner -2

7.3K 131 0
                                    

Author P.O.V

Soyeon terbangun saat tengah malam. Tubuhnya sangat lengket dan panas. Ahh ia ingat, semalam ia habis melakukan masturbasi dan jatuh tertidur tanpa mandi. Mengingat kejadian semalam membuat Soyeon ingin menenggelamkan dirinya ke palung Mariana. Ia sangat malu jika nanti bertemu dengan Hyunjin. Sungguh, semalam ia kelewat batas.

Biasanya saat Hyunjin mempermainkannya seperti semalam, Soyeon hanya akan mengumpat lalu mengusir Hyunjin dari apartemennya. Bukan malah menggodanya hingga nekat melakukan masturbasi.

"Ahhh aku tak ingin bertemu dengan Hwang sialan itu lagi!" ucap Soyeon frustasi.

Dengan langkah lemas Soyeon segera ke kamar mandi yang ada di kamarnya dan segera membersihkan dirinya. Sekitar sepuluh menitan Soyeon keluar berbalut handuk yang menutupi dada sampai pahanya. Ia pun mencari baju yang enak dipakai tidur dan memakainya.

Merasa tenggorokkannya kering, Soyeon berjalan keluar kamarnya dan pergi ke dapur. Namun saat melewati ruang tengah, ia merasa ada yang janggal.

Dan benar saja dugaannya, ternyata ada seonggok makhluk hidup yang tengah tertidur di sofa. Soyeon tersenyum begitu mengetahui siapa sosok yang tertidur di sofa itu. Dia adalah Hyunjin, sosok yang telah mencairkan hatinya.

Hyunjin terlihat tertidur dengan pulas, wajahnya yang sengak menyebalkan hilang, hanya ada wajah bayi polos. Soyeon sangat suka Hyunjin yang seperti ini. Hyunjin yang apa adanya bukan Hyunjin yang memaksakan dirinya.

Soyeon tahu Hyunjin itu orang baik, hanya saja ia tak mau orang lain tahu itu. Ia mengerti perasaan Hyunjin, sangat mengerti. Hyunjin hanya kesepian namun ia pula tak ingin terbuka. Menyebalkan memang, terkadang membuat Soyeon rasanya ingin menyerah saja menjadi kekasihnya. Meskipun kekasih disini hanya sebagai teman main saja.

Tangan Soyeon perlahan terulur mengelus pipi Hyunjin. Mencoba membuat pria jangkung itu nyaman dalam tidurnya.

"Kenapa sangat sulit sih untuk membuatmu berubah?" monolog Soyeon.

Soyeon pun bangun kembali dan akan beranjak ke dapur jika saja sebuah tangan kekar tidak menahannya.

Itu tangan Hyunjin. Soyeon tahu itu. Hal ini membuatnya terkejut setengah mati. Sejak kapan Hyunjin bangun?

"Mau kemana kau?" tanya Hyunjin dengan suara serak khas orang bangun tidur. Membuat Soyeon harus menelan ludahnya dengan susah payah.

"A-aku mau ke da-dapur." Soyeon membalas dengan susah payah.

"Hmmm." jawab Hyunjin namun tak melepaskan cengkraman nya membuat Soyeon diam berdiri mematung.

"Sejak kapan kau bangun?"

"Sejak kau mengganggu tidurku."

"A-ah ma-maf." ucap Soyeon lalu membungkukkan badannya.

"Hmm."

Hyunjinpun duduk dan menarik Soyeon agar ikut duduk dipangkuannya.

"A-apa yang kau la-lakukan?" tanya Soyeon yang terkejut.

"Kau pikir apa yang akan kulakukan?" tanya Hyunjin denga seringaian yang tampak menyebalkan di mata Soyeon.







Soyeon POV

Aku semakin susah bernafas saaj saat jemari nakal Hyunjin sudah mulai meraba-raba punggungku. Hell! Apa ia selalu turn on dalam waktu sekejap huh?

"A-aku lelah. Aku mau tidur Jin." ungkapku padanya membuat Hyunjin menampilkan wajah tak sukanya.

"Suruh siapa kau bermain sendiri semalam?"

"Aku bermain berdua, dengan Junhoe." tegasku membuat wajah Hyunjin semakin memandangku tak suka.

"Apasih yang kau banggakan dari seorang Koo Junhoe? Apa miliknya lebih besar dari milikku?" sungguh ini pertanyaan ter absurd yang Hyunjin lontarkan padaku.

"Pertanyaan macam apa itu sialan? Hhh kau ingin kubunuh apa bagaimana?"

"Sekarang kau tak boleh kasar padaku babe, tapi saat diatas ranjang kau bebas kasar kepadaku." ucap Hyunjin pas ditelingaku lalu menyembunyikan wajahnya di ceruk leherku membuatku merinding saat hembusan nafasnya menerpa kulitku.

"Calm down by, aku belum melakukan apapun padamu tapi kau sudah tegang seperti ini."

Sialan kurasa hasrat ingin membunuh Hyunjin membludak didalam jiwaku. Aku ingin menghancurkan wajah tampan dan seringaian menyebalkannya.

Akupun memukul keras perutnya sehingga ia mengaduh kesakitan. Perduli amat dengan Hyunjin, aku benar-benar kesal.

"Hey hey ini sakit sialan." keluhnya sembari memegang perutnya yang tadi kutinju.

"Kau benar-benar menyebalkan tuan Hwang."

"Ohh kau menginginkanku? Kenapa tak bilang sedari tadi hmm?" tanyanya membuatku semakin jengkel saja.

Apa Hyunjin tuli sekarang? Ataukah otaknya sudah rus-

"Hmpph"

Tiba-tiba Hyunjin mencium bibirku dengan kasar namun sensual. Mungkin mencoba membangkitkan hasrat ingin bercintaku. Namun sungguh, aku sangat lelah sekarang dan yah, aku juga tak bisa menyia-nyiakan kenikmatan Tuhan ini.

Aku membalas ciumannya, melumat bibir atas dan bawah nya bergantian. Hingga Hyunjin menggigit pelan bibirku, meminta akses untuk masuk kedalam goa hangatku. Dengan cepat aku membukakan mulutku dan Hyunjin langsung melesakkan lidahnya. Hell.

Lidahnya bermain didalam sana, berputar, mengabsen gigiku dan mengajak lidahku untuk ikut bertarung dengan lidahnya. Saliv kami menetes keluar mengaliri dagu hingga leherku. Hyunjin memutar-mutarkan kepalanya mencoba memperdalam ciumannya hingga menimbulkan suara kecipak-kecipak kecil.

Aku memukul dadanya saat kurasa kehabisan nafas. Mengerti keadaanku Hyunjin langsung melepaskan tautannya tanpa menjauhkan wajahnya dari wajah ku dapat kulihat tali saliva masih saling menghubung diantara mulut kami.

"Kau memang yang terbaik Muddy." ucapnya sembari menampilkan smirk andalannya.

Muddy? Itu panggilan sayangnya kepadaku entahlah dapat dari mana. Aku tak perduli.  Aku terlalu lelah, teramat lelah. Akupun menyembunyikan kepalaku di ceruk lehernya lalu mencoba memejamkan mata.

"Kau memang partner terbaikku." samar-samar aku dapat mendengarnya berkata seperti itu.

Ahh terserah padanya saja. Aku terlalu lelah untuk bisa sakit hati.






















Tbc
Vomment juseyoo ~

Partner? || Hwang Hyunjin (NC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang