Pisang 4: Kepergok Massa jilid 1

1.9K 282 106
                                    

Sori lama ga apdet Gynophobia. Yg lain lg kurevisi, jdnya sering ga sempet deh. Extra DLP yg kedua dtggu ya. Blm kelar. Eternal crystal lg direvisi, jd jgn bingung kalo ilang partnya 😂

So, enjoy ^^ jgn lupa tinggalkan jejakmu dsni...

***

Sibuk berlalu lalang di dapur rumah Sean, Kristal yang lebih hebat meracuni orang daripada memasak itu tidak membantu sama sekali. Walaupun hanya disuruh menata piring atau membawa keluar lauk-lauk yang sudah jadi, Kristal tetap membantu dengan senang hati. Beberapa bapak-bapak sudah datang terlebih dahulu, meninggalkan istri-istri mereka yang sibuk bersolek, lelah menunggu mereka melukis alis kata mereka. Kristal serta Yeri dan Jerry harus bolak-balik mengantarkan kopi ke teras depan, tempat sekumpulan kaum adam itu duduk sambil merokok dan mengobrol santai.

"Silakan, Om semua di minum kopinya." Ujar Yeri ramah.

"Waduh makasih, nak. Putrimu cantik sekali, Yo." Puji salah satu bapak diteras depan.

"Ah biasa saja." Jawab Papi Dio tidak enak mendengarnya. Toh dia merasa putrinya biasa-biasa saja.

"Masih cantikkan putrinya Kris ah menurutku, jangan tersinggung ya, Yo.." Tambah bapak-bapak yang lain.

"Iya betul, sih. Sayang mau di deketi ke anakku tuh susah. Sudah keburu naksir pisang dia. HAHAHAHA" para bapak tertawa lepas, termasuk Papi Kris yang mengulum senyum geli. Ternyata banyak tetangganya yang ingin menjadikan putrinya sebagai menantu. Sayang putrinya kelewat 'buta'. Terbutakan pesona pisang yang amat dicintai putrinya itu.

Di dalam rumah, Mami Hani dan Mami Yuna sampai geleng-geleng mendengar tawa membahana dari teras. "Bapak-bapak kalau udah ngumpul terus dibekelin kopi sama rokok, berisiknya bisa ngalahin rumpi ibu-ibu." Decak Mami Yuna.

"Iya Yun, baru para suami aja udah rame gini. Aduh kalau ibu-ibunya udah komplit juga, Pak RT nya ngamuk gak ya gara-gara berisik?"

"Ah, Undang aja Pak RT dan keluarga sekalian. Toh masih sekomplek." Mengikuti saran Mami Yuna, Mami Hani segera menelepon Pak RT, mengundang beliau beserta keluarganya untuk ikut makan-makan di rumah.

Karena acara sudah mau di mulai, mereka yang sibuk dan belum mandi segera bersiap-siap. Kristal sendiri sudah menanggalkan jaket kuningnya, menyisakan tank top dan berniat pulang untuk mandi. Badannya gerah!

Baru saja melangkah, jaket kuning yang tadi di lemparnya ke sofa kembali bersarang di bahunya. "Didepan banyak laki-laki." Seperti tadi, Kristal mematung, merasakan nafasnya memburu bahkan hanya dengan satu kalimat dari Sean. Dengan pipi merona gadis itu merapatkan jaketnya dan berlari ke rumahnya, mengabaikan tatapan bingung bapak-bapak yang masih bercokol di teras.

"Kenapa anakmu, Kris?"

"Mungkin malu, disini kan ramai." Jawab Papi Kris tidak yakin.

Di kamarnya, Kristal bingung harus memakai pakaian apa. Dia ingat rumah Sean akan terasa pengap karena kedatangan banyak tamu. Jadilah pilihannya jatuh pada terusan selutut tanpa lengan berwarna putih yang memiliki motif bunga matahari. Setelah memulas wajahnya dengan bedak, memakai sedikit perona pipi dan liptint, Kristal segera kembali ke rumah Sean yang mulai ramai. Ada beberapa tetangga yang dia kenali, dari orangtuanya hingga anak-anak sebayanya dan Jerry.

Di samping rumah, dekat jendela, Kristal bisa melihat jelas Sean yang berdecak tidak suka ke arahnya. Pria itu sedang kesal, pasalnya baru saja dia memarahi adik perempuannya karena memakai pakaian terlalu terbuka. Sekarang datang lagi si manusia pisang, membuatnya merasa jadi pria tidak baik jika tidak menutupi tubuh Kristal yang tereskpose itu.

Maka begitu keduanya duduk bersebelahan saat doa makan, Sean diam-diam melepaskan kemeja putihnya, menyisakan kaus biru langit yang dia kenakan di bawah kemeja. Kristal hanya bisa melamun dan mematung begitu kemeja dengan aroma buah kesukaannya menyeruak masuk ke hidungnya.

GynophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang