1. Gadis Penjual Bunga

624 23 0
                                    

Happy reading guys...


🌿🌿🌿

"Mbak, saya beli seperti biasa ya."

"Siap Bu, bentar ya saya buatin dulu buket bunganya." seorang gadis berbadan gendut nampak terampil dalam merangkai bunga dagangannya.

"Mbak, saya pesan satu dong buat temen saya yang lagi wisuda." datang lagi, seorang pembeli yang memakai pakaian rapi dengan balutan dress cantik di tubuh mungilnya.

"Sebentar ya Mbak. Ini Bu, bunga pesanannya sudah selesai."

"Ini uangnya, makasih ya Mbak Vicka."

"Sama-sama Bu." gadis gendut tadi tersenyum menanggapi kepergian salah satu pembelinya sembari melanjutkan kerjaannya melayani pembeli lain.

Masih ada beberapa pembeli lagi yang harus Vicka layani. Mereka baru saja datang, dan memesan buket bunga yang berbeda. Ada yang mau bunga mawar saja untuk diberikan kepada kekasihnya, ada yang krisan, ada yang minta sepaket dan lain-lain.

"Hah... Syukurlah meski jualan di sini setiap hari, tapi tetep aja rame." Vicka membenarkan topi putihnya.

"Bunga matahari merahnya satu Mbak." pesan seorang lelaki dengan perawakan tinggi dan memiliki wajah yang rupawan.

"Satu aja Mas bunganya?"

"Iya Mbak." Vicka langsung membungkus bunga itu dengan plastik supaya terlihat lebih cantik.

"Ini bunganya, Mas." Vicka memberikan bunga matahari merah itu kepada pembelinya.

Vicka terdiam, begitu juga pembeli itu. Mereka saling diam, seolah sedang mencari-cari apa yang harus mereka bicarakan. Lelaki di depan Vicka ini terlihat sangat tampan dengan balutan kaos polo putih, jaket berwarna hijau army, celana jeans hitam, serta sepatu kets yang kelihatannya sangat mahal. Vicka tak mampu berkata-kata.

***

Pandangan lelaki ini tak kunjung lepas dari gadis yang berjualan bunga di seberang jalan. Sudah dari tadi dia memperhatikan gadis itu. Lelaki ini melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya, sudah hampir satu jam dia berdiam diri di dalam mobilnya. Ingatan lelaki ini berputar pada permainan yang dia mainkan bersama tiga temannya di sebuah kafe beberapa bulan lalu.


Flashback On

"Lo milih truth or dare?" lelaki dengan tampang chinese di pojok langsung menatap puas ke arah lelaki yang memakai kaos putih.

"Truth." jawab lelaki itu.

"Ok, berapa banyak cewek yang lo bawa ke apartemen selama seminggu?" tanya lelaki bernama Kenzo, lelaki yang duduk di seberang meja Ryan. Sebelah Ryan ada Ricky, di sebelah Kenzo ada Aldo.

"Ahkkk... Pertanyaan yang lain aja sih." tolak Ryan berusaha menghindar.

"Eits... Gak bisa, masa pertanyaan gitu aja lo gak bisa jawab sih." goda Ricky, lelaki yang duduk di sebelahnya.

"Yang sering aja berapa?" potong Aldo cepat karena dia melihat Ryan sedang mengingat-ingat berapa banyak wanita yang dia bawa setiap malamnya.

"Empat." jawab Ryan akhirnya membuat ketiga temannya bersorak.

"Kita lanjut lagi ya." Aldo sudah memegangi botol yang ada di atas meja. Aldo kembali memutar botol itu, mereka semua berharap tidak mendapat giliran terkena ujung botol berwarna hijau itu.

Kumcer Nano-Nano 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang