5. Keindahan yang Kebetulan

16 1 0
                                    

Lewat kata semuanya bisa dengan mudah diungkapkan...
Lewat kata Aku bisa mencurahkan semua hal yang tidak bisa Ku jelaskan secara terang-terangan.
💙

Sekarang Diska berada di sini, dikediaman Mamanya. Tempat peristirahatan terakhir Mamanya, meski Diska tidak mengetahui pasti bagaimana sifat Mamanya dulu, mendengar cerita dari Tio Diska bisa menarik kesimpulan bahwa Mamanya itu perempuan yang supel, entahlah supel yang seperti apa yang jelas sejak kecil Diska mengetahui wajah Mamanya dari album saja.

Setiap kali datang kesini, Diska selalu merasa bersalah, mamanya meninggal karena melahirkan dirinya. Pada saat itu dokter yang menangani lahiran Diska memberikan 2 pilihan, ibu yang diselamatkan atau anak yang diselamatkan. Sebelum operasi dimulai, secara sadar mama Diska mengajukan sebuah permintaan pada Tio, apapun yang terjadi anaknya harus selamat, anaknya harus hidup di dunia ini. Bagi Tio mengingat saat itu adalah ingatan paling kelam, Dia harus kehilangan orang yang dicintainya. Meski begitu Tio bersyukur Allah menggantinya dengan gadis cantik yang dia beri nama Indiska.

" Pa...., Sekarang ulang tahun Mama " Kata Diska dengan suara parau.
Gadis itu meletakkan sebuket bunga yang ia bawa diatas batu nisan bertuliskan Tineka.

" Kira-kira Mama lagi ngapain ya Pa..., Diska pengen ketemu, Diska kangen " Diska menenggelamkan seluruh wajahnya dalam pelukan Tio.

Tio hanya diam menenangkan puterinya yang selalu saja meminta hal itu, sejak dulu Tio selalu menuruti apapun keinginan Diska, termasuk antar jemput sekolah dengan supirnya serta beberapa keinginan nya yang lain, tapi hanya keinginan yang ini yang Tio tidak bisa kasih pada Diska. Dan Tio sangat bersedih dengan hal itu, Diska tumbuh tanpa kasih sayang seorang Ibu, Tio juga berperan sebagai orang tua lengkap bagi Diska, meski itu keputusan takdir yang sangat sulit diterima tapi Tio berjanji pada dirinya sendiri dan almarhum mama Diska bahwa Dia akan selalu menjaga Diska.

***

" Liat Diska tidak... ?? " Tanya Jihan dengan tatapan mata sangat serius.

Sebagian siswa menjawab tidak tau, dan sebagiannya lagi menunjukkan ke segala arah.
" Mungkin di kantin " Ucap Bayu yang masih asyik dengan ponselnya.

" Tadi Gue liat sih ke arah ruang guru "
Daripada menerka-nerka tidak jelas mending Jihan langsung bertanya pada Faza.
Faza yang lagi baca beberapa buku hadist langsung menoleh.

" Ada apa Ji...? "

" Diska sama Laisa kemana ? "

" Laisa tadi ke toilet, kalo Diska paling Dia lagi di mading ! " Jawab Faza sembari melanjutkan membaca hadist kesukaannya.

Jihan berhembus pelan, Dia lupa bahwa Diska memang selalu di mading, Gadis itu kan memang suka mencari info terkait lomba-lomba teater yang memang disediakan di mading.

" Tambah rajin saja nih Gue bacanya " Ucap Diska pelan.

" Dis... !! " Kata perempuan yang berhasil membuat Diska menoleh mendadak.

" Ngapain ? " Tanya Diska memicingkan matanya. " sudah sangat rindu sama sahabat mu ini Jihan Nurmala !! "

" Aduh...., kalo Lo kangen sama Gue nanti aja yah bahasnya, Lo ke lapangan sekarang !! "

" Ngapain... ? O G A H "
Diska kembali membaca beberapa pamflet lomba di mading.

Kalau saja tidak darurat Jihan tidak akan menyeret Gadis rambut lurus berbando pita di kepalanya saat ini, selain keras kepala Diska terkesan nyebelin.

HELLO INDISKA...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang