Perpustakaan

3.3K 369 85
                                    

Dipertengahan semester seperti sekarang, perpustakaan sekolah akan di huni oleh banyak murid, rata-rata dari mereka sibuk belajar untuk mempersiapkan ujian semester yang sebentar lagi akan datang. Sehun ada di sana, pemuda itu baru saja selesai memilih buku yang akan jadi referensi saat belajar nanti, ya ujian semester kali ini memang cukup berat untuk Sehun, karena kalau nilainya turun si pinky akan di sita dan dia terancam tidak akan bisa jalan-jalan lagi dengan skuter matic kesayangannya tersebut bersama Joon Myun.

Pemuda Oh itu menengokan kepala ke kiri dan kekanan berusaha mencari tempat duduk yang kosong. Harapannya, dia ingin mendapatkan dua bangku karena memang Joon Myun juga ada di sini, ukh... Dia butuh bimbingan dari pemuda Kim itu, karena ya.. Mau tak mau, suka tak suka, Sehun harus mengakui kalau otak Joon Myun memang lebih encer darinya.

For your information saja, Joon Myun itu termasuk salah satu murid terpintar di kelasnya, karena selama ini pemuda itu selalu jadi peringkat pertama di kelas. Terkadang Sehun sendiri merasa bahwa tuhan itu tidak adil, bagaimana bisa Joon Myun yang setiap saat menghabiskan waktu denganya -untuk main-main- bisa pintar seperti itu tanpa harus belajar, sedangkan Sehun harus belajar mati-matian dulu siang dan malam baru nilainya cukup bagus. Tolong garis bawahi kata cukup bagus kalau perlu cetak miring dan hurup tebal, karena ya nilainya masih akan sangat jauh dengan nilai Joon Myun yang sudah di pastikan akan A+ semua.

"Hyung di sebelah sana!"

Sehun sedikit berseru saat melihat bangku kosong di sudut ruangan, pemuda itu meraih tangan Joon Myun, menggenggamnya dan menyeret pemuda itu menuju bangku kosong dengan cepat, takut kalau ada yang mendahului mereka.

"Kursinya hanya satu!" Joon Myun mengeluh, suaranya cukup kencang dan menuai protesan dari orang-orang di sekitarnya, pemuda Kim itu langsung membungku kecil beberapa kali sambil menggumam kata maaf.

Srett

Sehun menarik kursinya kemudian duduk di sana, membuat yang lebih tua merengut saat melihatnya, masa iya Sehun membiarkan dia berdiri sampai sesi belajar pemuda Oh itu selesai, lagi pula duduk di lantai juga bukan pilihan bagus kan?

Puk.. Puk.. Puk..

Tangan kiri Sehun menepuk-nepuk pahanya sendiri mengisyaratkan agar Joon Myun duduk di pangkuannya, lagi pula Sehun tak akan tega juga kan menyuruh Joon Myun duduk di lantai apa lagi berdiri.

"Memang tidak akan menghalangi?" Joon Myun memiringkan kepalanya ke kiri, suaranya sedikit di pelankan. Sebelumnya dia mendapatkan protes karena terlalu keras mengeluarkan suara.

Sehun menggelengkan kepala, tangan Kanan-nya yang masih memegang tangan Joon Myun menarik pemuda itu hingga jatuh di pahanya, membuat Joon Myun memekik kaget dan menyarangkan sebuah pukulan kecil di kepala Sehun.

"Sakit hyung dan aku mohon jangan memukul kepalaku, nanti aku bodoh bagaimana?!" protes Sehun, sesungguhnya pukulan yang Joon Myun daratkan tak terlalu sakit, tak berasa malah, hanya saja Sehun memang selalu melebih-lebihkan kalau yang melakukannya Joon Myun.

Joon Myun hanya menjulurkan lidah menanggapi apa yang di katakan Sehun kemudian pemuda itu meraih buku dari meja dan mulai membacanya, membuat Sehun tersenyum kecil dan ikut meraih bukunya.

"Hyung, lingkarkan tanganmu di leherku agar aku lebih mudah menulis," Sehun berkata yang langsung di angguki Joon Myun.

Tangan putih itu kini melingkar di leher Sehun. Keduanya memulai sesi belajar, Joon Myun menyuruh Sehun untuk mengerjakan beberpa soal matematika, sesekali pemuda itu menegur saat Sehun memasukan rumus yang salah dan akan tersenyum saat melihat jawaban yang lebih muda benar.

"Hyung mau mendengarkan lagu tidak?" Sehun berbisik, bertanya pada Joon Myun disela-sela mengerjakan soal. Jujur, Sehun tak terbiasa dengan keadaan hening jika dirinya bersma Joon Myun, karena biasanya mereka akan membicarakan banyak hal, bahkan hal-hal tidak penting sekalipun.

"Um...!" Joon Myun menganggukan kepalanya sebagai persetujuan.

Sehun tersenyum kemudian mengusak surai lembut Joon Myun, pemuda itu meraih tas yang ada di meja, membuka kantong kecil disana lalu mengeluarkan headset dan memasangnya pada ponsel pintar miliknya.

"Aku mendownload beberpa lagu kemarin, ku pikir hyung akan menyukainya." Sehun berkata pelan sambil memasangkan headset di telinga Joon Myun dan telinganya sendiri.

Alunan musik mulai terdengar, Joon Myun menatap Sehun kemudian tersenyum, "aku menyukainya!" dia berbisik di telinga Sehun.

Pemuda Oh itu juga ikut tersenyum, merasa bangga pada dirinya sendiri karena sangat mengenal selera Joon Myun dengan baik. Sehun merasa bahwa dirinya sudah dapat di katagorikan pada sahabat yang super duper baik.

Setelah beberpa saat terdiam menikmati lagu, Sehun kembali mengerjakan beberpa soal latihan di bantu Joon Myun, sesekali Sehun mengeluh pelan saat Joon Myun mengatakan bahwa jawabannya salah, Sehun berpikir bahwa dia benar-benar tidak cocok dengan matematika. Rasanya kepalanya sudah mau pecah, hanya dengan melihat rumus-rumus itu.

Akan tetapi bayangan tentang pinky yang di rampas darinya secara paksa dan fakta bahwa Joon Myun terus menerus menyemangatinya membuat Sehun berusaha keras. Ya.. Benar, setidaknya dia harus masuk 20 besar di kelas nanti, syukur-syukur kalau masuk 10 besar, karena kalau itu terjadi, dia bisa dapat hadiah tambahan, entah itu paket liburan ke luar negri atau tambahan uang jajan.

"Hoam..."

Sehun melirik Joon Myun yang menguap lebar, dia tahu kalau pemuda yang lebih tua beberapa bulan darinya itu tidak bisa berhadapan dengan buku terlalu lama, maksimal Joon Myun hanya akan bertahan selama satu jam, dan jika lebih dari itu maka si pemuda Kim akan jatuh tertidur.

"Hyung kalau kau ngantuk tidur saja, aku akan membangunkanmu saat sudah menyelesaikan soalnya." Sehun berkata sambil mengelus punggung pemuda di pangkuannya.

Joon Myun menganggukan kepala, pemuda itu menaruh buku yang dia pegang ke atas meja, kemudian melingkarkan kedua tangannya di leher Sehun, sementara kepalanya di tempatkan di bahu lebar pemuda Oh itu.

Sehun tersenyum kecil mengusak rambut pemuda yang lebih tua sejenak, kemudian meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja bermaksud mengganti lagu yang sedang mereka dengarkan dengan lagu-lagu bertempo pelan seperti musik klasik, atau lagu ballad.

Tanpa di sadari ke dua orang itu, mereka sudah menjadi pusat perhatian sejak tadi, bagaimana tidak, posisi mereka bisa di katakan cukup intim belum lagi fakta bahwa sekarang Joon Myun menyandarkan kepalanya di bahu Sehun dan tertidur di sana.

Berharap saja para murid yang menyaksikan tingkah Sehun dan Joon Myun tak akan membuat status apapun tentang mereka di SM Confessions, karena kalau sampai itu terjadi maka habislah mereka berdua.

.
.
.

Note: SM Confessions adalah situs resmi sekolah yang khusus dibuat untuk anak-anak SM High School dan penggunaannya hampir mirip dengan facebook.

Just an AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang