Rintik-rintik air hujan membasahi dedaunan yang belum sempat mengering. Menyatu bersama kabut pagi, menciptakan hawa dingin yang menusuk di kulit.
Gadis mungil dengan seragam abu abunya nampak duduk di halte bus sambil menikmati rintik air hujan yang tak kunjung berhenti. Dia Hanna, Hanna Sabrina Aditama lebih tepatnya. Gadis cantik pencinta hujan dan juga kucing.
Gadis bernama Hanna itu sudah sejak setengah jam yang lalu duduk menunggu hujan reda, tapi nampak doanya tak terkabulkan karena bukannya mereda hujan malah turun semakin lebat. Angkutan umum yang biasanya lewat pun hari ini tak nampak sama sekali. Dan sialnya lagi Hanna harus mengikuti ulangan Biologi di jam pertama.
Gadis itu melihat jam di pergelangan tangannya, sudah jam tujuh dan tiga puluh menit lagi gerbang sekolah akan di tutup. Hanna melihat ragu ke arah ponselnya, lalu memilih menghubungi sahabatnya Jenny. Tak perlu menunggu lama suara di sebrang terdengar di telinga Hanna.
"Hallo Na"
"Jen lo dimana?" Tanya Hanna dengan sedikit berteriak.
"Gue lagi di Bali han, nenek gue sakit. Kenapa?" Terang Jenny sahabatnya.
"Nggak kok Jen, gue cuma bingung lo nggak ada di sekolah," ujar Hanna berbohong, bukannya apa apa, tapi jika dia mengatakan yang sejujurnya Jenny pasti akan langsung menyuruh supir untuk menjemput dirinya dan Hanna cukup tau jarak halte ini dan rumah Jenny tidaklah dekat. Temannya yang lain pasti diantar supirnya dan tak memungkinkan meminta mereka untuk menjemput. Tak ada pilihan lain sekarang, Hanna sesegera mungkin mengunduh Aplikasi Grab di ponselnya.
Tin tin
Suara klason mobil mengejutkan diri Hanna. Hampir saja dia melepar ponsel di tangannya. Gadis itu memiringkan kepalanya, melihat siapakah orang di dalam mobil itu.
Dan di detik berikutnya suara dingin dan tajam terdengar dari sang pemilik mobil."Masuk!" Suara dingin dan datar menyapa indra pendengaran Hanna.
Tanpa menyiakan kesempatan, Gadis mungil itu berlari sambil menutupi kepalanya menuju mobil. Saat melihat cowok yang kini duduk di sampingnya dia tau bahwa mereka bersekolah di sekolah yang sama. Si most wanted yang di eluelukan kaum hawa di sekolahnya, cowok dengan sejuta pesona yang mampu membuat siapapun bertekuk lutut padanya. Di tambah lagi dia berasal dari salah satu keluarga pengusaha kaya di indonesia. Dan satu lagi, keterampilannya dalam mengolah bola yang di sebut basket itu tak di ragukan lagi. Cowok cuek nan dingin sekaligus bad boynya SMA Harapan Bangsa.
Hanna menatap cowok yang tengah sibuk dengan kegiatan menyetirnya itu, seolah tak ada siapapun di dalam mobil selain dirinya. Alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung dan juga bibirnya yang tebal merah terlihat sangat sempurna. Di tambah lagi rambutnya yang sedikit acak acakan. Hanna tak pernah tau bahwa cowok di sampingnya ini akan berkali-kali lipat bertambah tampan bila di lihat dari dekat seperti ini. Entah mengapa jantungnya tiba tiba berdetak lebih cepat dari biasanya, rasa gugup pun datang entah dari mana dan Hanna tau dia menyukai lelaki ini. Gadis itu segera memalingkan kepalanya ke arah luar jendela, kupingnya terasa panas dan sudah dapat dipastikan pipinya tengah memerah sekarang. Huhh melihatnya saja sudah begini, apalagi di senyumin.
Hayalan hayalan di kepala Hanna terhenti saat mereka sampai di tujuan tepat saat Bapak Zet, satpam sekolah akan menutup pintu gerbang.
"Makasih ya" ujar Hanna sambil meleparkan senyum menawannya ketika mobil sudah terparkir rapi. Tetapi yang di ajak bicara sama sekali tak berniat menanggapinya.
"Gue Hanna, nama lo siapa?" Tanya Hanna memperkenalkan diri. Tangan gadis itu melayang di udara seiring dengan suara yang tak kunjung terbalas. Huhh menjengkelkan juga.
"Lo bisu ya?"
"Turun" Ujar cowok itu tanpa menoleh ke arah Hanna.
"Dasar cowok cuek bin dingin, untung ganteng" gumam Hanna sambil bersiap menuruni mobil. Sedangkan cowok yang sedang dikatai itu tetap diam dengan tatapan dingin dan tajamnya.
***
"Duhh, tambah ganteng aja sih tu orang"
"Rambutnya nggak nahan"
"My future husband"
Kira kira begitulah bisikan bisikan kaum hawa saat melihat kumpulan cowok tampan memasuki kantin.
Ke empat cowok itu duduk di bangku paling pojok yang memang bisa di bilang sudah menjadi tempat mereka.Dan di kantin yang sama Hanna dan teman temannya sedang menikmati makanan sekaligus begosip ria. Mulai dari drakor hingga Candranandini yang akhirnya tamat, Huuh sungguh tak penting memang. Saat asik tertawa mata Hanna tak sengaja bertubrukan dengan mata orang yang tadi pagi memberinya tumpangan. Belum ada lima detik cowok itu mengalihkan pandangannya ke ponsel di genggamannya.
"Mell, makin hari tu cowok kok keliatan ganteng ya?" tanya Hanna pada Melli yang duduk di sampingnya.
"Astaga, lo baru nyadar kemaren kemaren kemana aja?" tanya Melli yang di balas cengiran oleh Hanna.
"Raja Bagaskara Atmaja gitu lo, dia tuh nggak pernah jelek. Malah semakin hari semakin tamvan rupawan dan tentunya sekseh uhh damn"
"Iya ternyata dia ganteng banget apalagi kalau di liat dari deket" Hanna berujar dengan mata berbinar dan tentu saja senyum lebarnya.
"Lo belum liat dia futsalkan, biih gantengnya belapis lapis. Dia jugaa
jago main basket loh"Ujar Feby ikut gemas"Di kira tanggo apa berlapis lapis" ujar Hanna sambil memamerkan giginya.
"Ngomong ngomong ngapain lo tumben nanyain cowok? biasanya juga cuek cuek bebek" tanya Nadin yang sejak tadi diam, memang temannya yang satu ini agak irit bicara.
"Tadi dia ngasih gue tumpangan pas nunggu hujan dan kayaknya gue suka sama dia" ujar Hanna dengan gampangnya.
"What? Sumpah demi apa, dia nebengin lo? Ini namanya keajaiban tuhan na" Melli berteriak heboh.
"Udah pernah gue ceritainkan kalo si Raja ini orangnya dinginnya dan cueknya mintak ampun di tambah lagi di punya banyak fans di sini, siap siap aja lo di bully Na."
"Iya Na fansnya Raja itu agresif"
"Berarti kalian juga agresif dong" Ujar Hanna sambil tertawa.
"Iya, siap siap aja kita bunuh hahahh" ujar ketiga temannya tertawa jahat
"raoowww"
" meong, meeeeeeongg "
"Kok gue ngeri ya" ujar Hanna bergidik "kayak kucing kebelet kawin kalian."
"Lo beneran suka sama dia?"tanya Andini serius, di balas anggukan mantap Hanna.
"Siap siap aja lo sakit hati na, menurut info yang gue dapet nih ya, dia itu nggak pernah deket sama cewek dan beuhh udah berapa cewek dia tolak. Lo tau Serly kan ? kakak kelas yang cantiknya kebangetan aja dia tolak"
"Biar gue coba dulu"
"Ni anak emang kalo udah suka mah susah" ujar Feby.
"Udah ah, udah bel tuh"ujar Hanna setelah mendengar bel berbunyi.
***
Hanna menutup novel di tangannya pikirannya sejak tadi memang tak fokus. Dia memikirkan bagaimana cara mendekati cowok itu, tadi saja dia tak berbicara ataupu menjawab pertanyaanya. Huhh tampaknya ini akan menjadi ujian yang sulit baginya, tetapi Hanna tak akan menyerah sebelum berperang. Ya dia harus semangat dan semuanya akan dia mulai besok.
Bersambung.......
Halluu para pembaca semua
Hari ini aku bawa cerita baru lohh.
Masih seger kayak ayam gorengnya mail wkwk. Semoga suka sama ceritanya ya, dan jangan lupa vote sama komen. Terima kasihh😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boy (Tamat)
Teen FictionAku menyukaimu sama seperti aku menyukai hujan, tetapi mari kita lihat apa kamu bisa sedikit saja berbeda dari hujan yang ku sukai.