"Ken ken", ucap rio yang datang meraih tanya kenza saat berjalan di koridor sekolah.
"Ada apa?"
"kenapa si lo kek kecapean gitu gue liatnya", "yeee lo si dipanggil dari tadi juga ga denger hzz", ucap rio sahabatnya yang dari lahir sudah bersahabat dengannya bahkan dari jabang bayi pun udah ada niatan buat temenan keknya."Hahaha", tawa kenza. "Apaan si lo mau ngomong apa barusan".
"Itu ko lo malah pergi si kan tadi harusnya lo dengerin dulu la apa kata si cherris"."Emg gue pikir ha?!" Ucap kenza yg kesal setiap kali rio membahas tentang hal itu.
"Etdah ni bocah mending gua embat tuh cherris". "Ambil aja la kalo lo mau", ucap kenza sambil tertawa seperti tak ada beban.
Jam istirahat bunyi. Langkah kaki yang sudah tak asing lagi bagi kenza terdengar saat kenza sedang duduk di kantin bersama teman - teman nya yang bisa disebut geng "brandal" di sekolahnya.
Tak lama cherris langsung duduk mengahampiri kenza yang sudah ditinggal pergi oleh teman - temannya karena melihat kedatangan cherris disana.
"Lo sebenernya kenapa si ken? Gue itu butuh kejelasan sekarang mau lo itu apa!" Bentak cherris dengan nada isak tangis muncul dari mulutnya.
"Lo mau tau gue sekarang mau nya apa?, Sekarang gue mau lo pergi tinggalin gue dan gausah urusin gue lagi paham?".
Kenza yang kesal lau menjauh dari cherris dengan ekspresi tak bersalah. Sebagian orang dengan kesal mencibir melihat apa yang kenza lakuin kepada cherris.
"Cherrisss.. makan nak udah mama siapin di meja", ucap mayang. Perempuan paruh baya yang berprofesi sebagai dokter.
Dengan tak menjawab cherris menahan tangisnya hingga terisak isak. Bantalnya yang kering kini sudah dipenuhi air mata.
"Cherris sayang, ayo turun nak nanti dingin lo makanannya". Masih tak menjawab akhirnya mayang mendatangi cherris yang berada di lantai 2 yang mana tak seperti biasanya cherris bersikap seperti ini.
"Loh sayang kamu kenapa?" Ucap mayang dengan mengelus lirih rambut yang terurai panjang itu.
"Ada masalah apa kamu di sekola sayang sampe" kamu nangis gitu? Masalah teman? Atau masalah cinta?" Masih tak menjawab, cherris hanya menahan tangis yg makin lama makin terasa sesaknya di dada.
Tak seharusnya kini kenza bersikap seperti itu, ini bukan sepenuhnya kesalahan kenza, dengan jelas dia melihat dengan mata kepalanya sendiri cewe yang ia sayang itu berduaan bersama laki-laki lain. Bukan maksud kenza bersikap tak peduli begitu tapi ini demi kebaikan cewe yang dia sayang.
-oOo-
KAMU SEDANG MEMBACA
soft inside
Teen Fictiondava kenza artamevia cowo dingin yang cuma punya 1 cewe se masa SMA