Teman Sekamar Baru

79 3 0
                                    

Harap tinggalkan bintang jika anda menyukai cerita saya, terimakasih.

---

"Tok tok tok"

El membuka matanya malas, ogah-ogahan berdiri dari ranjang empuknya melangkah menuju pintu.

"Pagi Acel"Arsel muncul di balik pintu lengkap dengan senyum menyebalkannya.

"Ngapain lu kesini?"El hanya menatap sosok di depan pintu kamarnya datar tanpa berminat menggeser tubuhnya dari ambang pintu sekedar mempersilakan masuk.

"Gue temen sekamar lu mulai pagi ini"Arsel tersenyum lebar

"Oh"El hanya menjawab singkat dan melangkah pergi meninggalkan Arsel begitu saja.

"Lah.. Kok lu malah kabur? Mana ucapan selamat datang buat gue?"Arsel melangkah cepat, menahan lengan El.

"Mang gue peduli?"El masuk ke dalam kamar mandi tanpa menoleh.

"Lu manusia, robot apa seonggok kayu sih sebenernya?"omel Arsel kesal yg tentu saja tak akan dipedulikan si manusia triplek di dalam kamar mandi.

Arsel berbalik, melangkah keluar kamar teringat orang-orang suruhannya yg masih berdiri menunggu perintahnya diluar.

"Bawa masuk sekarang,gue kasih waktu sampe sebelum pintu kamar mandi di dalem kebuka"perintah Arsel datar.

Mereka mengangguk mengerti dan bergegas menggotong barang-barang milik Arsel masuk, menatanya dengan cepat dan bergegas pergi tepat beberapa detik sebelum pintu kamar mandi terbuka dan si manusia triplek muncul dengan tampang datarnya.

El menatap Arsel yg hanya berdiri menatapnya cuek dan melangkah menuju lemarinya, mengambil kemeja dan celana kainnya.

"Mulai nanti sore lu harus biasain keluar dari kamar mandi udah pake baju lengkap, gue risih liat badan lu yg cuman pake boxer pendek gitu"protes Arsel.

"Emang gue peduli?"balas El seraya memakai celana dan kemejanya cuek.

"Mulai pagi ini gue tinggal disini jadi gue juga pemilik kamar ini"Arsel melipat kedua tangannya di depan dada.

"Yakin? Lu mau tidur dimana? Lantai? Sori gue gak pernah sudi berbagi kasur"El tetap acuh mengancingkan kemeja putihnya.

"Lu gak liat barang gue udah disini?"

El menoleh,baru menyadari kamarnya yg tak lagi lengang dan telah dipenuhi barang-barang yang sepertinya memang milik Arsel, kasur, lemari pakaian,meja belajar,kulkas,microwave.

Tunggu, kulkas? Microwave? Itu bukan barang yang disediakan asrama.

El menoleh, menatap Arsel yang tersenyum lebar menyombongkan diri membaca apa yang ada dipikiran El melalui ekspresinya yg sempat terkejut.

"Lu kapan masukin semua ini kesini?"El membuka suara.

"Acel...lu belum tau gue siapa?"

El mengibaskan tangan dan menyambar tas di meja belajarnya.

"Lupain pertanyaan gak penting gue barusan"ucap El sebelum memutar kenop pintu dan pergi.

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang