shaka - 2

3.7K 241 10
                                    


°Happy reading°


Tasya memarkirkan mobilnya di garasi rumah. Ia berjalan masuk kedalam rumahnya sambil menoleh ke kanan dan kiri. Tasya menghela napas, setidaknya ia tidak mendengar suara mamanya yang akan membuatnya kaget dan akan mengintrogasinya seperti maling
yang tertangkap basah.

Saat tasya ingin menaiki tangga, tiba-tiba suara Hana terdengar memanggilnya dari belakang. Tasya mendesah, lalu berbalik menatap mamanya dengan wajah sayu. Hanya sekedar alibi, supaya mamanya akan khawatir dan membiarkannya naik tanpa harus di beri asupan ceramah.

Ya.. Walaupun kebanyakan tasya yang bicara sih, ngasal pula.

"Dari mana sayang?"tanya hana sambil berjalan mendekat kearah tasya.

Tasya menelan salivahnya susah, sepertinya rencananya tidak akan berhasil.

"Dari mana hm?"Hana kembali mengulang pertanyaannya.

"Dari cafe mah,"jawab tasya ragu.

"Dari cafe yah?"

Tasya menganggukkan kepalanya bak orang yang terkena hipnotis.

"Kenapa nggak minta izin?"tanya Hana lagi.

"Kebelet mah,"jawab tasya santai.

"Alah.. kamu tuh ya, dibilangin kalo mau keluar tuh harus minta izin dulu. Ini malah main nyelonong aja,"omel Hana seraya menarik telinga tasya hingga sang empunya mengadu kesakitan.

"Mah sakit,"keluh tasya.

"Biarin aja, orang kamu yang salah kok!"sahut Hana acuh.

Tasya berdecak. "Kok aku yang salah sih mah. yang salah tuh orang yang ada dalam penjara, kalo nggak salah, mana mungkin mereka semua ada di dalam penjara. Mama nih ada-ada aja."jelas tasya membuat Hana mendengus, lalu melepaskan tangannya dari telinga tasya.

Tasya mengelus telinganya yang terasa panas.

"Kamu tuh yang ada-ada aja. Nggak nyambung tahu nggak!"kesal Hana. Sepertinya ia harus lebih bersabar menghadapi sikap tasya yang menyebalkan pangkat tiga ini.

"Ya dikasih nyambung lah ma, susah amat sih!"tukas tasya.

Hana mendesis menatap tasya tajam. Sedangkan tasya hanya menunjukkan tampang tak berdosanya.

"Yaudah ya mah. tasya ke kamar dulu,"

"Nggak mau makan dulu sya?"tanya Hana yang baru ingat, kalo anaknya ini belum makan dari pagi.

"Nanti deh ma, tasya belum lapar kok!"sahut tasya lalu berjalan menaiki tangga.

Hana menghela pasrah. Ia juga kembali ke dapur untuk melakukan ritual memasaknya yang sempat tertunda.

Tasya membaringkan tubuhnya di atas kasur dengan posisi tengkurap. Fikirannya melayang saat ia mengerjai vano. Tasya tertawa kecil, mengingat bayangan wajah vano yang panas dingin.

Tasya menghela napas. Untung nggak sayang! Cobak kalau sayang, udah potek nih hati.

Drrt.. Drrt..

Tasya meraih ponselnya yang terletak di sampingnya. Ia mengernyit saat melihat sebuah pesan masuk dari vano. Tasya membuka pesan itu lalu membacanya dengan malas.

Alvano. B
Sya, aku bisa jelasin semuanya. Maafin aku! Aku janji nggak bakal ngulangin itu lagi!"

Tasya terkekeh, Ia geli membaca pesan itu.

"Lebay deh,"gumam tasya, lalu membalas pesan vano.

Me
Santai aja kali van. Nggak usah minta maaf segala :v

Alvano. B
Lah, Kamu nggak marah sya? Kamu nggak cemburu liat aku sama perempuan lain?

Tasya tergelak, mengapa harus marah? Lagian, Dia tidak memiliki perasaan apapun kepada vano. Ia memacari vano hanya karena tak ingin di bilang jomblo, jahat memang. Tasya juga sudah mengetahui kalau sebenarnya vano tuh play boy cap kakap.

Me
Ya nggak lah. Ngapain harus cemburu, gue kan nggak ada perasaan apapun sama lo.

Alvano. B
Maksud kamu? Kamu cuma permainan aku doang?

Tasya menautkan alisnya. Lah, ni orang udah gila kali yak. Orang dia juga selingkuh kok.

Me
Lah, lo sendiri selingkuh dari gue. jadi kita udah impas dong.

Alvano. B
Tapi.. Gue beneran Cinta sama lo.

Me
Gue nggak tuh!

Alvano. B
Sya, gue serius. Gue beneran Cinta sama lo.

Alvano. B
Dan gue harap, kita belum putus sya :)

Me
Ohiya, gue lupa. Pertama kita udah putus, kedua mau lo Cinta ama gue atau nggak pun, gue sama sekali nggak peduli!.

Alvano. B
Sya, jangan gitu. Gue Cinta sama lo. Kita ulangin semua ini dari awal. Lo mau kan balikan sama gue?

"Cih.. Ni anak ngeyel banget sih. Belum pernah di tabok ama selena gomez kali yak!"gerutu tasya geram.

Me
Isshh.. Mau muntah gue baca pesan lo.

Me
Najong ya Allah.

Me
Sampe si tom and jerry akur juga, gue nggak bakalan mau balikan sama orang yang play boy-nya udah stadiun empat kayak lo.

Tak ingin menjawab pesan vano lagi, tasya mematikan ponselnya. ia berdecak kesal, emang yah si vano itu kurang ajarnya minta di tabok. Udah punya banyak pacar juga, masih aja cari yang lain. Bener-bener rakus tuh anak.

***

Sementara disisi lain seorang cowok sedang memandangi ponselnya dengan dahi yang berkerut.

Siapa lagi jika bukan, si pria play boy alvano briando. Ia menatap ponselnya lalu kembali menatap langit dengan wajah bingung.

Apa kali ini ia yang di permainkan? Jika ia, maka ini adalah kali pertama seorang alvano briando di permain kan oleh seorang wanita.

Jika biasanya ia yang akan membuat para pacar-pacarnya sakit hati karena di selingkuhi, lah ini, malah dia yang di permainkan.

Karma emang masih berlaku gais. Jadi jangan main-main sama perasaan orang.




Bersambung...

Gimana?
Semoga feelnya dapet yah. Aamiin..
Makasih buat yang udah baca cerita ini ❤
Jangan lupa tinggalkan jejak yah 😊
Maaf typo 😅

SHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang