Bab 15

142 12 5
                                    

Saat ini, Andra dan Dyandra sedang berada di sebuah mall karena Andra ingin menonton sebuah film hari ini. Dan, Dyandra harus menemani tuannya itu.

Gadis itu berjalan beriringan dengan Andra dengan perasaan dongkol. Seharusnya ia berada di kamarnya yang nyaman saat ini, menikmati cokelat panas disaat cuaca yang dingin ini.

Dyandra menyelipkan anak rambutnya di samping telinganya.

“Mau nonton apa sih Dra?” tanya Dyandra.

“Gak jadi nonton,” jawab Andra singkat.

What! Gak jadi? Lalu ngapain ke mall? Muter-muter gak jelas kayak orang gila? Gue disuruh bawa nih benda-benda gak jelas lagi,” gerutu Dyandra panjang lebar. Selama di perjalanan Andra memerintahkan Dyandra untuk membawa semua barang-barangnya.

“Ayo pulang!” ajak Andra.

“Ngeselin tau gak. Dari tadi muter-muter gak tau mau ngapain, eh malah pulang.” Dyandra tak henti-hentinya menyerocos.

Tanpa disengaja Dyandra menabrak sebuah vas bunga besar di lobby.

“Aduh, maaf pak saya tidak sengaja,” ucap Dyandra pada seorang satpam.

“Anda harus membayar kerugian ini!” ujar satpam itu.

“Lah? Saya kan gak sengaja pak.” bantah Dyandra.

Andra yang sudah jauh berjalan, berbalik arah untuk menghampiri Dyandra yang sedang ditahan oleh seorang satpam.

“Ada apa ini?” tanya Andra.

“Ini, pak satpamnya minta ganti rugi,” jawab Dyandra.

“Ganti rugi apa?” tanya Andra bingung.

“Ganti rugi karena telah memecahkan vas bunga itu,” ucap satpam itu sambil menunjuk vas bunga yang sudah pecah berkeping-keping.

Andra menyodorkan beberapa lembar uang berwarna merah dan membawa Dyandra pergi dari tempat itu.

“Lo itu ya, buat masalah mulu!” bentak Andra.

“Ya, gue kan gak sengaja tadi,” ujar Dyandra.

“Ya udah, cepet masuk ke mobil!” titah Andra.

Dyandra menuruti perintah Andra dan masuk ke dalam mobil.

“Andra...” panggil Dyandra tertahan.

Tak ada balasan dari Andra.

“Andra!” kali ini suara Dyandra naik seoktaf.

Masih sama dengan sebelumnya. Tak ada balasan dari seorang Andra.

“Ya udah deh, gue ngomong aja. Tapi... Gue mau ngomong apa? Hm... Tau ah, lupa.”

Bagaimana dia bisa lupa? Bukannya tadi ia ingin menyampaikan sesuatu pada Andra. Tapi apa? Satu kata untuk Dyandra saat ini, GOBLOK!

“Andra... Boleh minta nomor telepon lo?” tanya Dyandra.

“Buat apa emang?” Andra balik bertanya.

“Ya, buat simpen aja. Nanti kalau ada apa-apa gue bisa hubungin lo,” ujar Dyandra.

“Emang kalau lo kenapa-napa, gue mau nolong lo?” ucap Andra datar.

Ternyata selain memiliki sikap cuek yang luar biasa, seorang Andra juga memiliki satu sikap lain. Menyebalkan!

Begitulah Andra. Ketika berada bersama seorang cewek semua sikap itulah yang ia tampakkan. Ia tidak mudah dekat dengan seorang cewek.

“Lo itu nyebelin tau gak!” celetuk Dyandra yang kemudian memukul lengan Andra.

DYANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang