Part One

800 104 8
                                    

Kim So Hyun POV

--Australia Time--

“So Hyun” sapa seseorang dari luar kamarku, aku menoleh dan tersenyum melihat eommaku yang sedang berdiri mematung didepan pintu kamarku.

“Ne eomma? Gwaenchanayo?” tanyaku saat melihat wajah eomma yang sedikit serius.

“Appa mu ingin bicara, cepatlah temui dia dimeja makan” ucap eomma sambil berlalu, aku mengikuti eomma dan duduk di bangku sebelah appa yang sedang membaca koran dengan ditemani secangkir teh.

“Ah, So Hyun-ah..” apa meletakkan korannya saat melihatku duduk di sampingnya.

“Ne, appa, appa ingin bicara apa denganku?” tanyaku dengan nada khawatir, tidak biasanya appa memanggilku untuk mengatakan sesuatu, biasanya langsung saja.

“bagaimana pekerjaanmu?” tanya appa sepertinya ingin berbasa-basi denganku

“baik appa” jawabku tak bersemangat, tentu saja appa tahu pekerjaanku baik-baik saja, bukankah aku juga bekerja diperusahaannya? Aigoo, benar-benar terlalu bertele-tele.

“ah, apa kau merindukan Seoul?” Tanya appa yang tentu membuatku terdiam beberapa saat.

Nah aku jelaskan.. aku memang berdarah korea, appa dan eomma-ku memang asli orang korea, sewaktu itu mereka sedang ada pekerjaan di Australia dan eommaku yang sedang mengandung aku tentu tidak bisa ditinggalkan, oleh karena itu oppa membawa aku yang masih di kandungan eomma ke Australia.

Dan lahirlah aku di Australia dan tinggal disini sudah dari bayi, dan sekolah disini, kadang-kadang kamu berkunjung ke rumah kami yang di Seoul, tapi sudah hampir 5 tahun aku tidak mengunjungi SEOUL lagi, aku merindukannya?

Ah, aku tidak tahu aku merindukannya atau tidak, tidak ada yang menarik disana, bahkan seorang teman pun aku tidak punya disana, setiap liburan aku datang kesana, hanya untuk mengunjungi rekan bisnis appa, mengunjungi rumah, dan itupun hanya beberapa hari, jadi aku tidak bisa mengatakan kalau aku merindukan SEOUL.

“Kenapa appa bertanya seperti itu?” tanyaku memandang appa.

“ah, appa hanya ingin tahu, kebetulan nanti siang appa dan eommamu ingin mengunjungi Seoul,” kata appa yang tentu membuatku bertanya-tanya, kenapa tiba-tiba?

“Kau pun harus ikut, appa ada janji dengan teman appa disana” ucap appa yang tentu membuatku semakin bertanya-tanya

“Ne...” jawabku pasrah, aku tidak bisa melawan mereka, biasanya appa bertanya “Apa kau mau ikut?” tentu aku bisa memilih.. tapi ini “kau pun harus ikut” seolah memang aku harus ikut dan wajib ikut.

***

Pukul 2 siang waktu Australia, kami sudah berada dibandara, dan pesawat menuju Seoul pun lepas landas, aku tidak bisa berhenti memikirkan apa sebenarnya maksud dan tujuan appa menyuruhku ikut ke sana?

Pukul 7 pagi tepat waktu Seoul aku menginjakkan kakiku di bandara Incheon, aku menghirup udara Seoul yang dingin, ini musim dingin, sungguh aku datang diwaktu yang buruk, kami berjalan kearah pintu keluar bandara, appa berhenti, sepertinya dia mencari seseorang, aku tak berani bertanya, salah.. tepatnya aku malas bertanya.

“Ottoehke?” eomma menatap appa yang masih bingung “Apa sudah terlihat?” tanya eomma .

“sepertinya belum, kita tunggu disini saja” jawab appa dan duduk diruang tunggu, aku mengikuti mereka dan duduk, 15 menit berlalu, kami masih menunggu seseorang yang seharusnya datang menjemput kami, aku mulai bosan ku putuskan untuk pergi membeli sesuatu.

“appa, aku haus boleh aku membeli minum diluar?” tanyaku .

“ne, hati-hati ya” jawab appa, sepertinya mulai bosan juga.

Seoul Treaty [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang