Istri-super-Polos

3.9K 218 13
                                    

Mengandung kata-kata vulgar!

"Anak kecil menjauhlah!" Seru Ale seraya mengibaskan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya melingkari bahu istrinya.

"Padahal authornya juga masih kecil, karena belum punya KTP." Shera tertawa puas. Lalu memeluk suaminya dengan mesra seakan meledek authornya.

Sang author mengerucutkan bibir kesal lalu berbalik berjalan keluar dengan menghentakan kaki kesal meninggalkan pengantin baru yang sedang bermesra ria.

💙💙💙

Pemuda tampan dengan raut wajah datar, tanpa ada senyuman manis dibibirnya. Hanya seringai jahil yang selalu menghiasi bibir tipis milik pemuda yang berprofesi sebagai Dokter bedah sekaligus direktur Rumah Sakit Marina.

Tangannya memegang kenop pintu lalu memutar seraya mendorong pelan, ralat sangat pelan. Di sana ada seorang gadis terlentang di atas ranjang miliknya.

Satu langkah, dua langkah, tiga langkah. Gadis itu tetap tidak terbangun. Saat langkah ke lima, gadis itu menengok dengan refleks pemuda yang bernama Aleron Blackstone itu, tengkurap di atas lantai.

"Ayang!" Suara menggelegar dari mulut gadis yang sudah ia rebut kegadisannya tadi malam. Bagi Ale suara itu seperti desahan yang mengalun indah di telinganya. Sambil tersenyum ia bangun dan maju mendekat kearah istri kecilnya.

"Kenapa seluruh badanku terasa sakit?"  Mata Shera–istri Ale–melirik pemuda dihadapannya dengan menyipit. "Kau apakan aku?!" Suara Shera meninggi.

Ale mengelus pipi Shera lalu berbisik ditelinga, "abis aku suntik semalem." Tangan Shera menarik kencang rambut hitam suaminya.

"Ahh... Ahhh...."

"Ih ayang mesum," pekik Shera lalu mundur seraya menjauh dari Ale. "Setiap sentuhan-mu itu, bagaikan rangsangan bagi ku." Celetukan Ale membuat bulu kuduk Shera meremang. Ia menatap takut pada Ale yang seperti pedofil mencari mangsa.

"Aku nggak mau jadi korban pedofil—huaaaa." Pelukan itu membuat Shera berteriak. Suara tawa Ale menggelegar dipenjuru kamar membuat Shera kesal pada dokter sinting itu.

Shera melepas pelukannya lalu turun dari ranjang. Berjalan dengan kaki sedikit mengesot dengan pelan karena daerah intimnya sedikit sakit, kearah pintu. Sebelum menutup ia berucap ketus, "Dokter sinting."

Pintu dibanting keras membuat tawa Ale bertambah. Ia tak habis pikir dengan istrinya yang dikit-dikit ambekan, sensian, lugu, manis, manja, dan polos. Apalagi saat benar-benar polos di bawah  kurungan ku, pikir Ale. Tak butuh lama, Ale turun mengejar istrinya yang pincang karena ulah 'adiknya' tadi malam.

"Ayangg...." lirih Shera saat diundakan ke dua dari bawah tangga. Seekor hewan bewarna oren loreng hitam mendekat kearahnya. Benar-benar menyeramkan, teriak Shera dalam hati.

"Jangan mendekat kumohon." Shera memeluk dirinya sendiri. Naik ke undakan tangga satu, hewan itu lebih maju mendekat. "Kumohon. Menjauhlah," Shera terus berkomat-kamit dalam hati.

GA Tawanan Aleron √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang