Enam Belas 🏖

101 22 3
                                    



"Sejenak memejamkan mata, duduk dengan tenang di pantai mengabaikan dari suara berisik di kepala. Kepada ombak yang telah menyambut kehadiranku membuatku candu untuk kembali datang lagi dan lagi. Tapi aku tak yakin mampu. sebab, hembus napasku ternyata sudah berkejaran dengan waktu." --- Hasya Litani--


"Steve dalam waktu dekat ini aku akan menikah dengan Narsa,"

Pernyataan itu kontan membuat Steve menoleh ke samping dan yang ia dapati sang sahabat tengah mengulas senyum lalu mengangguk pertanda ia tak salah mendengar.

Steve mengubah posisinya, menyamping. Agar dapat menatap Jagat sepenuhnya, "Aku yang kali ini memaksa Steve." imbuhnya lalu menghela napas berat.

Dan Steve belum berkomentar apa-apa, ia masih menyimak.

"Insyaallah setelah aku pulang dari Singapur,"

"Aku ikut bersyukur mendengar nya Ka .. dan juga tenang." komentar Steve pertama setelah ia benar-benar menyimak tadi.

Senyum tulus pria itu juga ikut terpatri. "Ini yang ku tunggu Ka. Aku tidak meragukan power Renjana untuk menghadapi orang-orang picik dan dengki itu tapi Ka, setangguh apapun Narsa dia adalah wanita. Dan Kodrat nya wanita adalah dilindungi walaupun ia mampu melindungi." papar Steve penuh arti.

Dan Jagat sangat menyetujui dalam hati.

"Wujudkan istana Bumantara yang seutuhnya Ka di sana harus ada Raja yang menetap dan memiliki kedudukan resmi." tandas Steve penuh makna.

Dan ya, Jagat menerimanya.

Pria pemilik wajah aristokrat itu mengangguk dan menerima jabatan tangan selamat diangsurkan oleh sang sahabat dengan senyum yang tak kalah hangat.

"Thanks Steve," ucap Jagat.

Steve mengangguk sebagai balasan lalu pria berkulit putih itu berbalik dan melangkah terlebih dulu untuk kembali ke kursinya.

"Hasya dan anak-anak sudah tahu ini?" tanya Steve ketika ia sudah kembali duduk lalu meraih gelas kopinya untuk ia seruput kembali.

"Belum," sahut Jagat yang tadi mengalihkan pandangannya kepada Saga dan Isander yang terlihat masih asyik mengobrol.

Calon suami dari Narsa Renjana itu lalu berbalik dan memutuskan untuk kembali ke kursinya juga.

Nawasena Hasya NarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang